KabarBijak

Kisah Santri Disabilitas Belajar Al Quran Braille

Santri Disabilitas yang belajar Al Quran Braille dan bisa berbahasa isyarat.

6,000  views

Kamibijak.com, Infosiana – Para santri teman Tunanetra tekun belajar membaca Al Quran Braille di Pontianak, Kalimantan Barat. Di setiap paginya, mereka belajar baca Al Quran Braille di Iqra Braille Center, Jalan Sepakat II.

Hendri, yang merupakan pengajar dan pemilik Iqra Braille Center, menganggap bahwa semua anak mempunyai kemampuannya masing-masing untuk menguasai teknik membaca huruf Braille, khususnya kitab suci Al Quran.

"Itu tergantung pada kelebihan masing-masing. Ada yang memang cepat 3 hari sudah membaca, tetapi ada juga yang membutuhkan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan," kata Hendri, Minggu (2/5).

Yatim, perempuan asal Sambas, salah satu anak didik Hendri mengaku sudah belajar selama 4 bulan. Ia mengatakan, bahwa disini saya bisa belajar agama, sedangkan di kampung begitu-begitu terus tidak ada kemajuan.

Hendri yang juga teman Tunanetra, tidak memaksa anak asuhnya untuk bisa membaca Al Quran Braille. Ia mengajarkan 10 anak didiknya di rumah, dan 30-an anak didik secara daring untuk membaca Al Quran Braille, dan juga membimbing anak didiknya untuk bisa percaya diri dan mandiri.

Sedangkan, sejumlah santri teman Tunarungu di Pondok Pesantren Rumah Tahfidz Tunarungu Darul A’Shom, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) rajin belajar membaca Al Quran dengan menggunakan bahasa isyarat.

Ustaz Abu Kahfi, pengasuh pondok, menjelaskan awal mula dirinya mengajar Al Quran dengan bahasa isyarat adalah saat bertemu dengan dua teman Tunarungu di Jakarta 12 tahun yang lalu.

"Awalnya belum belajar agama dulu, saya korek dulu bagaimana belajar isyarat dulu. Saya ajak mereka olahraga bareng anak-anak santri, sebulan Alhamdulillah saya sudah nyambung bahasa mereka," katanya.

Ia menjelaskan, setiap santri yang masuk ke pondoknya berasal dari berbagai daerah, antara lain DIY, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, Lampung, hingga Kalimantan, yang totalnya sebanyak 59 orang santri.

"Saya tidak hanya mengajar, mereka setelah masuk pondok saya anggap sebagai anak-anak saya. Kalau mereka kita posisikan sebagai murid, akan ada sekat, kami tidak ada sekat dengan mereka," katanya.
Ustaz Abu Kahfi mengakui bahwa mengajar anak-anak yang istimewa memang tidak mudah dan itu adalah tantangan tersendiri. (FEB/MG)

Sumber: https://regional.kompas.com/read/2021/05/02/140000078/kisah-perjuangan-santri-penyandang-disabilitas-belajar-al-quran-berbulan?page=1
#KabarBijak
#KamiBijakChannel
#GenggamDuniaTanpaSuara

Jangan lupa subscribe, tinggal komentar, dan share.
KamiBijakID Channel: http://bit.ly/KamiBijakIDChannel 

Follow kami juga di sini:
Website: http://bit.ly/KamiBijakcom
Instagram: http://bit.ly/KamiBijakIDInstagram
Facebook: http://bit.ly/KamiBijakIDFacebook 

Terima kasih sudah menonton, Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.

==============
TAG(S): santri,disabilitas,santri disabilitas,tunanetra,tuna netra,disabilitas netra,santri tunanetra,alquran,braille,alquran braille,belajar alquran braille,iqra braille center,iqra braille center jakarta,kamibijak,media ramah disabilitas,kamibijak.com