Hiburan

AI dan Teknologi Timbulkan Diskriminasi pada Penyandang Disabilitas, Apa Alasanya?

Alasan kemungkinan timbulnya diskriminasi terhadap penyandang disabilitas ketika berinteraksi dengan AI.

KamiBijak.com, Hiburan - Meskipun penggunaan Artificial Intelligence (AI) dan teknologi bisa membantu kehidupan penyandang disabilitas, hal ini ternyata juga cukup berisiko untuk mereka karena disabilitas cukup rentan menerima diskriminasi tertentu saat berinteraksi dengan AI dan sistem algoritmik yang ada karena beberapa alasan.

Alasan yang pertama, banyak alat AI dan algoritmik yang memang dirancang melalui pengenalan pola dan membuat penentuan berdasarkan pola-pola umum yang dimasukkan dalam kumpulan data tertentu. “Namun, banyak penyandang disabilitas (berdasarkan disabilitas mereka) hidup di luar pola yang umum, seperti memiliki perbedaan gaya berjalan, perbedaan vokal, gerakan mata yang tidak biasa,” tulis laporan dari American Association of People with Disabilities (AAPD) seperti yang dikutip dari situs resmi Center for Democracy dan Technology, cdt.org, Selasa, 11 Maret 2025.

Alat-alat tersebut mungkin saja mendiskriminasi orang-orang dengan ragam disabilitas tertentu secara tidak sengaja, apalagi ketika mereka mengandalkan masukan biometrik.

Alasan selanjutnya, AI dan teknologi algoritmik juga membuat keluaran berdasarkan input dari kumpulan data yang sering kali pada kenyataannya tidak benar-benar mencakup data penyandang disabilitas. “Seperti data yang tidak akurat tentang disabilitas, kurang sampel, atau informasi yang ditandai secara tidak tepat sebagai informasi yang terkait dengan disabilitas,” ditulis dalam laporan CDT dan AAPD yang dipublikasikan dalam rangka merancang regulasi pengaturan AI yang lebih berpihak pada penyandang disabilitas.

Alasan ketiga, banyak penyandang disabilitas yang terpinggirkan secara ganda lantaran mengidentifikasi dirinya sebagai anggota kelompok rentan lainnya. Seperti contohnya penyandang disabilitas yang juga berasal dari etnis minoritas tertentu atau para penyandang disabilitas yang memiliki orientasi seksual berbeda (LGBTQ+).  (Irene)

Sumber: tempo.co