Hiburan

7 Alasan Psikologis Mengapa Kita Sulit Makan Tanpa Menonton

Temukan alasan psikologis di balik kebiasaan ini dan dampaknya pada pola makan serta kesehatan mental.

KamiBijak.com, Hiburan - Di era digital, makan sambil menonton video, menggulir media sosial, atau mengikuti episode terbaru serial favorit telah menjadi kebiasaan umum. Jika dulu waktu makan sering dihabiskan untuk berbincang dengan keluarga atau menikmati makanan dengan penuh kesadaran, kini banyak orang merasa ada yang kurang jika tidak ditemani layar.

Dari sudut pandang psikologi, kebiasaan ini dapat mengungkap banyak hal tentang perilaku seseorang. Mengapa sebagian orang selalu membutuhkan tontonan saat makan? Apa yang terjadi dalam pola pikir mereka? Berikut tujuh alasan psikologis di balik kebiasaan ini.

  1. Selalu Mencari Stimulasi

Sebagian orang merasa gelisah ketika tidak ada sesuatu yang bisa dilakukan. Mereka yang terbiasa makan sambil menonton cenderung mencari stimulasi terus-menerus agar tidak merasa bosan. Akibatnya, mereka bisa kehilangan kesadaran akan makanan yang dikonsumsi karena perhatian lebih tertuju pada layar dibandingkan rasa dan tekstur makanan.

  1. Kebiasaan Multitasking yang Kurang Efektif

Makan sambil menonton sering dianggap sebagai multitasking yang efisien—menikmati makanan sekaligus hiburan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa multitasking justru mengurangi fokus. Saat perhatian terbagi antara makanan dan tontonan, otak tidak bisa sepenuhnya menikmati keduanya. Ini bisa menyebabkan seseorang melewatkan detail dalam video atau bahkan tidak sadar sudah menghabiskan makanannya dalam hitungan menit.

  1. Menggunakan Hiburan sebagai Pelepas Stres

Bagi banyak orang, menonton sambil makan bukan sekadar kebiasaan, tetapi juga cara untuk mengatasi stres. Makanan memberikan rasa nyaman, sementara hiburan membantu melupakan tekanan hidup. Namun, jika terus dilakukan, seseorang bisa bergantung pada layar untuk mengatasi stres dan merasa gelisah saat makan dalam keheningan.

  1. Kurang Sadar akan Pilihan Makanan

Pernah tanpa sadar menghabiskan sekantong camilan saat menonton? Ini terjadi karena perhatian lebih terfokus pada tontonan dibandingkan makanan. Dalam psikologi, konsep mindful eating menekankan pentingnya menikmati makanan dengan penuh kesadaran. Jika perhatian lebih tertuju pada layar, sinyal kenyang dari tubuh sering terabaikan, yang dapat menyebabkan makan berlebihan tanpa disadari.

  1. Tidak Nyaman dengan Keheningan

Banyak orang merasa canggung ketika makan sendirian tanpa gangguan. Keheningan dapat memicu pikiran-pikiran yang tidak nyaman, sehingga mereka mencari distraksi dari layar. Padahal, belajar menikmati keheningan bisa meningkatkan kesadaran diri dan kesehatan mental. Dengan membiasakan diri makan tanpa tontonan, seseorang dapat lebih menikmati rasa makanan dan memahami emosinya dengan lebih baik.

  1. Menggunakan Layar sebagai Pengganti Interaksi Sosial

Bagi sebagian orang, menonton sesuatu saat makan dapat memberikan ilusi kehadiran seseorang. Suara dari layar bisa terasa seperti teman yang menemani, meskipun sebenarnya mereka makan sendirian. Namun, jika kebiasaan ini terus berlanjut, seseorang bisa lebih nyaman dengan interaksi digital dibandingkan pertemuan sosial yang nyata, sehingga mengurangi kesempatan untuk membangun koneksi yang lebih mendalam dengan orang-orang di sekitarnya.

  1. Menciptakan Kebiasaan yang Sulit Dihilangkan

Bagi banyak orang, menonton saat makan telah menjadi ritual yang sulit dipisahkan. Jika tidak ada tontonan, rasanya seperti ada yang kurang. Hal ini terjadi karena otak telah mengasosiasikan makanan dengan hiburan. Namun, dengan sedikit usaha, kebiasaan ini bisa diubah menjadi lebih seimbang dan sehat.

Makan sambil menonton memang terasa menyenangkan, tetapi kebiasaan ini dapat berdampak pada pola makan dan kesehatan mental seseorang. Mulai sekarang, cobalah untuk lebih sadar saat makan, menikmati setiap suapan, dan sesekali beristirahat dari layar. (Restu)

Sumber: Jawa Pos