BijakFlash

Alat Belajar Disabilitas Tertahan 2 Tahun, Bea Cukai Sebut Ada Miskomunikasi

Alat belajar untuk Disabilitas Netra tertahan hampir 2 tahun, Bea Cukai sebut ada miskomunikasi.

2,311  views

KamiBijak.com, Flash -  OHFA Tech, suatu perusahaan swasta dari Korea Selatan mengirimkan 20 keyboard braille yang bermerek Taptilo untuk sekolah luar biasa bagian A khusus disabilitas netra sejak 16 Desember 2022. Barang tersebut telah tiba di Indonesia pada 18 Desember 2022 dan pengiriman dilakukan oleh pihak kurir DHL.

Bea Cukai di bandara Soekarno Hatta (Soetta) Jakarta meminta kelengkapan dokumen, seperti katalog barang dan invoice atau bukti pembayaran hingga link pemesanan, untuk pemrosesan barang dan penetapan harga barang. Padahal, barang hibah atau jelasnya barang pemberian itu seharusnya mendapat pembebasan bea masuk. Ditambah lagi, barang tersebut adalah barang prototipe yang masih dalam tahap pengembangan dan belum dijual di pasaran.

Pihak sekolah SLBN-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta telah mengirimkan dokumen yang dibutuhkan, termasuk Surat Kuasa. Namun, Bea Cukai menentukan sendiri nilai barang sebesar 22.846,52 dolar AS, atau sekitar 361,03 juta rupiah. Kemudian, menetapkan tarif bea masuk dan pajak sebesar 116.61 juta rupiah atas Pemberitahuan Impor Barang Khusus (PIBK) yang ditagihkan pada pihak pengirim.

Pihak sekolah kemudian menghubungi pihak OHFA Tech selaku pemberi hibah, untuk berkoordinasi. Pihak sekolah menanyakan apakah bisa mendapat bantuan dari pihak lain mulai dari KOICA (Korea International Cooperation Agency) dan KOTRA (Korea Trade-Investment Promotion Agency). Sementara di Indonesia sendiri, pihak sekolah menghubungi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar mendapat bantuan untuk pengurusan barang hibah dari Korea tersebut.  Setelah itu, proses berjalan, namun tetap mengalami kendala koordinasi antara pihak KOICA, KOTRA, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Bea Cukai. Jadilah, Taptilo tertahan di Bea Cukai selama 16 bulan lebih. Di situlah terjadi miskomunikasi antara Bea Cukai dengan pihak SLB.

Berita baiknya, kini Taptilo telah diserahkan pada SLB dan miskomunikasi pun teratasi, berkat viralnya di media sosial. Terutama, Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo mengomentari kejadian tersebut. Tak ketinggalan, selebriti sekelas Ernest Prakasa pun mengkritisi sikap Bea Cukai yang terkesan memalak para kelas menengah. 

"Ada. Stop malakin kelas menengah, maksimalkan pendapatan negara dengan memastikan para konglomerat & crazy rich semuanya taat pajak," tulis Ernest dalam akun X miliknya. (Restu)

Sumber: tvonenews.com

 
Jangan lupa subscribe, tinggal komentar, dan share.
 
Follow kami juga di sini: 
 
 
Terima kasih sudah menonton.
 
Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.