BijakFun

Anak Autisme Berkreasi: Workshop Melukis yang Mengubah Hidup

Workshop seni bagi anak autisme untuk berekspresi dan mendapatkan apresiasi nyata dari karya mereka.

KamiBijak.com, Hiburan - Sebuah ruang kelas di SLB C Kyriakon, Jakarta Selatan, mendadak berubah menjadi galeri seni dadakan. Bukan sembarang galeri, tetapi tempat di mana anak-anak berkebutuhan khusus mengekspresikan dunia batin mereka melalui sapuan kuas dan warna-warni cat yang ceria. Workshop melukis ini bukan sekadar ajang menuangkan kreativitas, tetapi juga bagian dari kampanye inklusivitas yang diusung PT Easton Urban Kapital bersama social enterprise Terartai.

Kenapa Melukis?

Banyak anak dalam spektrum autisme kesulitan mengekspresikan diri secara verbal. Seni, terutama melukis, menjadi media komunikasi alternatif yang kuat. Amanda Maringka, Co-Founder Terartai, menjelaskan bahwa melalui seni, anak-anak ini bisa menunjukkan emosi, ide, dan imajinasi mereka dengan cara yang unik dan penuh warna.

“Anak-anak dengan autisme memiliki kreativitas yang luar biasa. Mereka hanya butuh ruang untuk menyalurkannya.” - Amanda Maringka

Kesenangan dan Interaksi Sosial

Workshop ini tak hanya tentang melukis, tetapi juga tentang interaksi sosial. Dengan bimbingan mentor, anak-anak berlatih berkolaborasi, berbagi ruang, dan belajar memahami teman-teman baru. Momen-momen ini menjadi pengalaman berharga yang bisa meningkatkan rasa percaya diri mereka.

Menurut Karla Aprinita, Head of Business Development PT Easton Urban Kapital, kegiatan ini merupakan bagian dari proyek hunian terbaru mereka di Ciracas, Jakarta Timur.

“Kami ingin menegaskan bahwa inklusivitas bukan hanya konsep, tapi harus nyata. Melalui workshop ini, kami berharap anak-anak bisa mendapatkan pengalaman seni yang bermanfaat dan diakui.” - Karla Aprinita

Dari Kanvas ke Penghasilan

Yang menarik, karya anak-anak ini tidak hanya diapresiasi secara emosional tetapi juga secara finansial. Desain dari hasil workshop akan diintegrasikan dalam branding proyek perumahan Easton Urban Kapital. Setiap anak yang karyanya digunakan akan mendapatkan royalti. Ini bukan sekadar seni, tapi juga bentuk pemberdayaan ekonomi bagi mereka.

Kesetaraan Melalui Seni

Workshop ini membuktikan bahwa seni lebih dari sekadar keindahan visual. Ia bisa menjadi alat inklusivitas, komunikasi, dan pemberdayaan. Dengan memberikan ruang bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk berkarya, kita tidak hanya membantu mereka mengekspresikan diri, tetapi juga membuka peluang bagi mereka untuk diakui dan dihargai. (Restu)

Sumber: liputan6.com