Aris Yohanes Elean, Teman Netra Pengembang Aplikasi Heartz di Apple Developer Academy 2020

Aris Yohanes Elean, teman netra dibalik aplikasi Hertz. Hambatan pengelihatan tak jadi halangan untuk berprestasi dan bersaing di dunia industri.

4,243  views

Kamibijak.com, Bincang Isyarat – Membuat aplikasi tentu saja bukan sesuatu yang mudah, sekalipun bagi seorang developer. Pembuatan aplikasi memerlukan keahlian dan ketelitian yang luar biasa. Nah, bagi developer yang bisa melihat saja, membuat aplikasi jelas bukan hal yang mudah. Lalu, bagaimana seorang teman netra dapat membuat aplikasi yang dapat membantu teman disabilitas lainnya? Yuk simak kisahnya!

Hertz adalah sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh peserta Apple Developer Academy tahun 2020. Aplikasi ini diciptakan untuk membantu teman tuli mengetahui pengumuman di berbagai tempat umum secara real time. 

Dalam penggunaanya, Hertz terdiri dua aplikasi. Satu aplikasi digunakan oleh penyedia layanan untuk mengirimkan pengumuman, dan satu aplikasi lainnya digunakan oleh teman Tuli untuk mengaksesnya.

Di balik aplikasi Hertz, ada Aris Yohanes Elean. Ia adalah seorang coder atau penyusun program bagi aplikasi tersebut. Yang mengesankan adalah, Aris, bagaimana ia biasa dipanggil, adalah seorang teman netra. Dalam pembuatan aplikasi tersebut, Aris sebagai coder bergantung pada pembaca layar untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Aris sendiri merupakan mahasiswa semester tujuh jurusan Teknik Informatika di Universitas Pamulang. Sembari kuliah, ia juga bekerja sebagai karyawan kontrak di SLB A Pembina, Jakarta Selatan. 

Dalam mengembangkan aplikasi Heards ini, kendala terbesar yang dialami Aris adalah ketergantungannya dengan pembaca layar karena kondisinya. Tetapi, ia tidak menyerah. Aris tetap berjuang menyelesaikan tugas tepat waktu, serta belajar semaksimal mungkin untuk bisa memiliki kemampuan yang seimbang dengan teman-temannya. 

Saat ditanya mengenai motivasinya bergabung dengan Apple Developer Academy, ia memaparkan bahwa ia ingin menjadi individu yang dapat bersaing di dunia industri. Selain itu, ia juga ingin menghapus stigma negatif tentang disabilitas, sekaligus mengkampanyekan inklusivitas.

Aris memaparkan juga dirinya menjadikan Steve Jobs, pendiri Apple Inc, sebagai panutan. Karena menurutnya, Jobs sangat memperhatikan dengan detail produk yang hendak dibuat dan dipasarkan olehnya. Selain itu, Jobs juga sangat memperhatikan aksesibilitas dalam setiap produknya.

“Kalau ada orang yang menyepelekan atau tidak menganggap, jangan marah. Mereka bukan marah, mereka hanya belum paham. Kalau semuanya sudah paham, pasti beres,” ujarnya.

Menurut Aris, kunci untuk bisa menyesuaikan diri di tengah lingkungan teman-teman non-disabilitas adalah membuka diri. Terlebih lagi saat semuanya serba daring seperti ini. 

“Saya selalu membuka diri dan berusaha membaur dengan mereka. Ikut membicarakan hal-hal terkini. Saya juga selalu bilang untuk jangan segan bercanda dengan saya,” tambahnya. Menurut Aris, komunikasi yang nyaman harus selalu dibangun, terlebih saat semua dilakukan secara daring seperti sekarang.

Saat ditanya soal bagaimana dan apa motivasinya untuk terus bertahan, ia mengaku tak punya motivasi khusus. Ia hanya mengajak teman-teman untuk tidak menyerah dan terus berusaha. Karena menurutnya, semua orang bisa meraih cita-cita mereka asalkan memiliki tekad yang kuat.

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=pnX82RMaZ2c 

#KabarBijak
#KamiBijakChannel
#GenggamDuniaTanpaSuara

Jangan lupa subscribe, tinggal komentar, dan share. 
KamiBijakID Channel: http://bit.ly/KamiBijakIDChannel 

Follow kami juga di sini: 
Website: http://bit.ly/KamiBijakcom 
Instagram: http://bit.ly/KamiBijakIDInstagram 
Facebook: http://bit.ly/KamiBijakIDFacebook 

Terima kasih sudah menonton, Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.

==============
TAG(S): aris yohanes elean,apple developer academy 2020,temannetra,teman netra,apple,aplikasi heartz,heartz,aris yohanes,apple developer academy,apple academy,steve jobs,aplle,umn library,christine gneuss photography,opini id,kisah inspiratif,kamibijak,kami bijak