Bikin Rindu, Tiga Tradisi Unik di Indonesia Saat Bulan Ramadan
Indonesia merupakan salah satu negara dengan umat Muslim terbanyak di dunia, tak heran banyak tradisi di Indonesia.
Kamibijak.com, Hiburan – Berbeda suku dan budanya namun semua masyarakat Indonesia sama-sama menantikan dan merayakan bulan Ramadan dengan tradisi dan keunikan masing-masing.
Karena keunikan inilah, membuat semua orang menantikan dan merindukan bulan ramadan, KamiBijak merangkum tiga tradisi unik bulan Ramadan di Indonesia.
Jawa Timur – Megengan
Kata Megengan berarti “menahan”. Dalam bulan Ramadan warga Jawa Timur menahan hawa nafsu, begitulah mereka memaknai Megengan.
Tradisi unik ini ditandai dengan selamatan yang diadakan di masjid maupun mushola yang dihadiri oleh warga sekitarnya di mana akan ada seorang ustadz yang memimpin doa untuk meminta keselamatan dan kekuatan dalam berpuasa.
Warga yang hadir ke acara selamatan akan membawa nasi yang berisi sayur, lauk pauk yang biasa disebut sego berkat dan kue khas Jawa Timur.
Lalu setelah pembacaan doa, setiap orang akan mengambil sego berkat dengan acak dan menyantapnya. Tradisi ini dipercaya dapat membawa rezeki dan menanamkan sifat ikhlas dan kebersamaan sesame umat muslim.
Semarang – Dugderan
Kata Dugderan diambil dari kata “dug” yang merupakan bunyi dari bedug dan “deran” yang berarti mercon. Perayaan Dugderan identik dengan arak-arakan yang diwarnai mercon dan suara bedug.
Selain dilakukan saat bulan puasa, tradisi ini juga sudah menjadi ciri khas kota Semarang dan menjadi festival tahunan yang dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat untuk merayakan keanekaragaman etnis, budaya, kuliner dan seni di kota Semarang.
Tradisi ini sudah ada sejak 1882 dimeriahkan dengan karnaval Warak Ngendog. Karnaval yang berawal dari halaman kantor Balai Kota sampai Masjid Agung Semarang dan dilanjutkan pembacaan suhuf halaqah dan penabuhan bedug.
Jawa Barat – Munggahan
Munggahan merupakan tradisi unik di bulan Ramadan yang dilakukan masyarakat daerah Jawa Barat dan memaknainya sebagai tanda tibanya bulan Ramadan.
Tradisi ini kerap dilakukan pada akhir bulan Sya’ban atau beberapa hari sebelum memasuki bulan Ramadan.
Tradisi ini dilaksanakan dengan makan bersama, saling bermaafan, bersilaturahmi, bebersih tempat ibadah dan makan keluarga sebagai wujud syukur kepada Allah SWT serta membersihkan diri dari hal buruk sebelum Ramadhan. (LUTHER/MG)
Sumber: Pikiranrakyat.com
Terima kasih sudah menonton, Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.