
Botok Roti, Takjil Khas Cirebon yang Tetap Lestari di Tengah Tren Kuliner Modern
Nikmati kelezatan botok roti, takjil khas Cirebon yang manis, legit, dan gurih.
KamiBijak.com, Kuliner - Bulan Ramadan selalu identik dengan berbagai hidangan khas untuk berbuka puasa. Di Kabupaten Cirebon, salah satu takjil yang banyak dicari adalah botok roti. Makanan tradisional ini memiliki perpaduan rasa manis, legit, dan gurih dengan tekstur lembut yang khas. Meski sederhana, botok roti tetap bertahan di tengah maraknya kuliner modern dan menjadi favorit saat Ramadan tiba.
Botok roti dibuat dari roti tawar yang dikukus bersama campuran santan, gula, dan bahan lainnya. Sekilas tampilannya menyerupai kolak, tetapi tanpa kuah. Keunikan lainnya terletak pada cara penyajian yang dibungkus dengan daun pisang dan dilapisi plastik di dalamnya agar isiannya tetap rapi.
Keberadaan botok roti di Cirebon bukanlah hal baru. Hidangan ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu dan terus menjadi bagian dari tradisi kuliner Ramadan. Awalnya, botok roti dibuat sebagai alternatif dari botok tradisional yang menggunakan parutan kelapa dan ikan teri.
Seiring waktu, botok roti semakin populer, terutama ketika roti tawar mulai mudah ditemukan di pasar tradisional. Banyak warga Cirebon mengenal hidangan ini sejak kecil karena sering dibuat oleh orang tua mereka.
Saat bulan puasa, permintaan botok roti meningkat pesat. Salah satu pedagang, Abdul Ghofar, yang berjualan di Jalan Fatahillah, Kecamatan Weru, mengungkapkan bahwa ia bisa menjual hingga 500 bungkus botok roti per hari selama Ramadan.
“Biasanya di hari biasa saya hanya menjual dalam jumlah kecil, tapi saat puasa, banyak pelanggan yang mencari botok roti untuk berbuka. Banyak yang bilang rasanya enak dan mengenyangkan,” kata Ghofar.
Tak hanya sebagai takjil, botok roti sering dijadikan pengganti nasi bagi mereka yang ingin berbuka dengan makanan ringan tetapi tetap mengenyangkan. Kandungan santan dan gula memberikan energi yang cukup setelah seharian berpuasa, sementara roti tawar memberikan tekstur lembut yang mudah dicerna.
Bagi masyarakat yang ingin menikmati botok roti, beberapa pasar di Cirebon menjadi tempat favorit untuk mendapatkannya. Pasar Pasalaran di Plered, Pasar Minggu Palimanan, dan Pasar Jamblang menjadi pusat penjualan makanan ini selama Ramadan. Para pedagang biasanya mulai berjualan sejak sore hingga menjelang waktu berbuka puasa.
Harga botok roti cukup terjangkau, berkisar antara Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu per bungkus, tergantung ukuran dan bahan tambahan yang digunakan. Beberapa pedagang juga mulai menawarkan varian rasa baru dengan tambahan keju, cokelat, atau pisang untuk menarik minat pembeli.
Beberapa pelaku usaha kuliner di Cirebon bahkan mulai berinovasi dalam penyajian botok roti. Selain menambahkan varian rasa, mereka juga mengemasnya dalam wadah modern agar lebih praktis dibawa pulang. Meski demikian, banyak pedagang yang tetap mempertahankan cara penyajian khas dengan daun pisang agar aroma dan cita rasanya tidak berubah.
“Banyak pelanggan yang bilang mereka lebih suka botok roti yang dibungkus daun pisang karena lebih wangi dan terasa tradisional,” kata Ghofar.
Selain sebagai makanan khas Ramadan, botok roti juga memiliki nilai nostalgia. Hidangan ini mengingatkan pada masa kecil ketika makanan ini sering dibuat di rumah untuk mengolah sisa roti tawar agar tidak terbuang percuma.
“Dulu, orang tua saya selalu membuat botok roti dari roti yang sudah mulai keras supaya tidak mubazir. Sekarang, justru banyak orang yang mencarinya sebagai makanan khas,” ujar Ghofar. (Restu)
Sumber: IDN Times
Video Terbaru




MOST VIEWED




