BijakFun

Cara Para Penyandang Disabilitas Bisa Tetap Mandiri di Tengah Pandemi Covid-19

Karena banyaknya sektor yang dipukul mundur karena Covid-19, para penyandang disabilitas harus bisa tetap bertahan.

5,625  views

KamiBijak.com, Hiburan – Menjadi penyandang disabilitas bukan berarti tidak bisa melakukan sebuah kegiatan secara mandiri. Dampak dari adanya pandemi Covid-19 membuat semua sektor dan penghidupan masyarakat dipukul mundur termasuk pekerja pijat netra yang juga ikut terkena imbasnya. 

Dengan adanya himbauan tentang physical distancing, dilarang kontak fisik dan berkerumun serta peraturan pemerintah untuk membatasi tempat pijat beroperasi membuat berkurangnya pendapatan para terapis pijat netra. 

Menurut data Ketua Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kota Malang sebanyak 95 persen para penyandang disabilitas berprofesi sebagai terapis pijat dan sisanya bergerak dibidang entertainment, bermain musik, menjual jamu dan mengajar sebagai guru bantu di Sekolah Luar Biasa.

Suratno yang menjabat sebagai Ketua Pertuni Kota Malang, menyebutkan bahwa sebagian besar penyandang disabilitas netra memilih menjadi terapi pijat. Tetapi terapis pijat bukanlah pilihan satu-satunya. 

Ada juga Adi Gunawan (35) mendirikan Adi Gunawan Institute (AGI) untuk wadah para penyandang disabilitas, terutama netra untuk melakukan pelatihan kerja serta pemberdayaan disabilitas netra. 

Konsep produksi Batik Netra mengandalkan hafalan pola, perabaan, daya ingat serta kemampuan berimajinasi. Lahirnya konsep Batik Netra pada Juni 2020, di mana para terapis pijat netra kehilangan ladang pekerjaannya karena pandemi. Kini pihaknya sudah memiliki tujuh orang disabilitas netra dan satu disabilitas fisik. Harga produk bisa dihargai senilai Rp 120 ribu dan hasilnya sebagai honor pekerja di sana. 

“Batik Netra ini sementara hanya bisa mengembangkan satu model batik. Semua handmade. Bisa dibilang kekurangan sekaligus kelebihan karena unik dan memiliki karakter,” ungkap Adi. 

Selain membuka usaha batik, rekannya Pungky Wardhani (27) asal Mojokerto, sudah lima bulan membuka pelatihan di bidang administrasi dengan menggunakan Microsoft Office, terutama Ms Excel. 

Selain itu, Muhammad Erwin mahasiswa lulusan Universitas Brawijaya ini juga membuat membuat aplikasi peta digital yang dirancang khusus untuk penyandang disabilitas netra. 
Mahasiswa Magister Ilmu Komputer ini menggunakan suara dan getaran menyesuaikan cara komunikasi penyandang disabilitas netra yang berpusat pada peraba dan pendengaran. (GLOR/MG)

Sumber : https://www.timesindonesia.co.id/read/news/371080/penyandang-disabilitas-berdikari-dengan-digitalisasi 

#BijakFun
#KamiBijakChannel
#GenggamDuniaTanpaSuara

Jangan lupa subscribe, tinggal komentar, dan share
KamiBijakID Channel: http://bit.ly/KamiBijakIDChannel

Follow kami juga di sini: 
Website: http://bit.ly/KamiBijakcom 
Instagram: http://bit.ly/KamiBijakIDInstagram 
Facebook: http://bit.ly/KamiBijakIDFacebook 

Terima kasih sudah menonton, Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.
=========================================
Tag: disabilitas,penyandang disabilitas,disabilitas mandiri,pandemi,pandemi covid 19,covid 19,adi gunawan institute,pertuni,persatuan tuna netra indonesia,kisah disabilitas,disabilitas inspiratif,media ramah disabilitas,kamibijak,kamibijak.com