BijakFun

Memberdayakan Disabilitas Lewat Daur Ulang Kertas - Kisah Cemara Paper dari Bandung

Cemara Paper memberdayakan penyandang disabilitas lewat daur ulang kertas untuk mengurangi sampah dan membuka peluang ekonomi.

360  views

KamiBijak.com, Hiburan - Cemara Paper adalah komunitas di Bandung yang memberdayakan penyandang disabilitas melalui produksi kertas daur ulang. Dengan mengolah sampah kertas dari perusahaan dan kampus, mereka tidak hanya menciptakan produk-produk ramah lingkungan, tetapi juga memberikan peluang ekonomi bagi para anggotanya yang sebagian besar adalah penyandang disabilitas Tuli. Simak lebih lanjut mengenai perjalanan inspiratif komunitas ini.

Cemara Paper: Inisiatif Daur Ulang untuk Pemberdayaan Disabilitas

Di sebuah tenda putih yang terpasang di booth Festival UMKM Roeang Kita, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, tiga pria tampak sibuk dengan kegiatan yang penuh ketelitian. Dengan kaus merah yang dikenakan, mereka memproses kertas daur ulang menjadi produk bernilai tinggi. Ketiga pria itu adalah Fatih, Andra, dan Andre, penyandang disabilitas Tuli yang tergabung dalam komunitas Cemara Paper. Meskipun memiliki keterbatasan fisik, mereka membuktikan bahwa ketekunan dan keterampilan bisa mengalahkan segala hambatan.

Cemara Paper adalah komunitas yang berfokus pada produksi kertas daur ulang. Mereka mengolah kertas bekas dari kampus dan perusahaan menjadi kertas baru dengan beragam kegunaan. Pada festival tersebut, pengunjung dapat melihat langsung proses pembuatan kertas yang dilakukan menggunakan alat bernama screen, mirip dengan alat sablon. Kertas bekas yang sudah dihancurkan menjadi bubur dicetak melalui screen hingga menghasilkan lembaran kertas baru yang siap untuk diproses lebih lanjut.

Proses Daur Ulang yang Menginspirasi

Fatih, Andra, dan Andre adalah siswa dari SLB Cicendo Bandung yang tergabung dalam Cemara Paper. Mereka terlihat sangat cekatan dalam mengolah bahan-bahan kertas daur ulang. Proses dimulai dengan membawa bubur kertas ke dalam screen, kemudian meratakannya dengan hati-hati hingga airnya diperas, meninggalkan sisa kertas yang siap dicetak.

Toto, pengelola Cemara Paper, menjelaskan bahwa komunitas ini tidak hanya memproduksi kertas dalam bentuk lembaran tipis biasa. Kertas daur ulang ini dapat diubah menjadi berbagai produk menarik, seperti buku catatan, cover, hingga aksesori rumah seperti vas bunga, kipas, dan lampu duduk. Proses ini juga efektif dalam mengurangi masalah sampah kertas, terutama yang berasal dari dunia korporasi.

"Kertas yang tidak terpakai lagi, baik dari kampus atau perusahaan, kami olah menjadi kertas baru yang bisa digunakan kembali. Hasil produksinya bervariasi, ada yang dibuat menjadi buku catatan, ada juga yang dijadikan aksesoris seperti kipas atau lampu," ujar Toto.

Menghadirkan Peluang Ekonomi bagi Penyandang Disabilitas

Selain fokus pada daur ulang, Cemara Paper memiliki tujuan yang lebih besar, yaitu memberdayakan anggotanya yang merupakan penyandang disabilitas dengan berbagai pelatihan keterampilan, seperti teknik daur ulang, pemasaran produk, dan keterampilan kewirausahaan. Produk mereka bahkan telah berhasil menembus pasar internasional, dengan kipas yang diekspor ke Amerika Serikat, payung ke Australia, dan buku ke negara-negara seperti Malaysia dan Malta.

Toto menegaskan bahwa meskipun para anggotanya merupakan penyandang disabilitas, kualitas kertas daur ulang yang dihasilkan tidak kalah dengan produk yang dibuat oleh orang tanpa disabilitas. Harapan Toto adalah agar para anggota komunitas, setelah lulus sekolah, dapat mandiri dan memiliki penghasilan sendiri. "Kami berharap setelah mereka lulus, mereka bisa mandiri atau setidaknya bisa direkrut oleh perusahaan lain yang membutuhkan karyawan. Kami ingin memberdayakan mereka dan menciptakan peluang untuk mereka," tambah Toto.

Menghadapi Tantangan dengan Semangat Inklusivitas

Di Cemara Paper, tidak ada hambatan yang berarti untuk memberdayakan penyandang disabilitas. Toto menjelaskan bahwa meskipun terdapat berbagai tantangan, komunitas ini selalu berusaha menemukan solusi kreatif, seperti memberikan dukungan emosional dan pelatihan khusus. Menurutnya, yang terpenting adalah adanya kemauan dan semangat untuk bekerja. "Segala sesuatunya kalau dilakukan dengan ikhlas tidak ada yang susah," tuturnya.

Saat ini, Cemara Paper memiliki tujuh anggota, termasuk Toto sebagai pengelola. Dari tujuh anggota tersebut, enam di antaranya adalah penyandang disabilitas Tuli, sementara satu lainnya memiliki disabilitas daksa. Melalui pelatihan dan pengalaman kerja yang diberikan di workshop yang ada di SLB Cicendo, Toto berharap mereka bisa mengembangkan potensi diri dan berkontribusi dalam dunia kerja, tidak hanya untuk diri mereka sendiri tetapi juga untuk masyarakat yang lebih luas.

"Tantangannya adalah bagaimana menggali potensi mereka, bukan melihat kekurangannya. Allah menciptakan setiap individu dengan potensi yang sempurna, dan tugas kita adalah membantu mereka menggali potensi tersebut," ujar Toto penuh keyakinan.

Kesimpulan

Komunitas Cemara Paper menunjukkan bahwa inklusivitas dan pemberdayaan penyandang disabilitas dapat dilakukan dengan cara yang kreatif dan berdampak positif. Mereka tidak hanya menciptakan produk-produk ramah lingkungan melalui daur ulang kertas, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi para penyandang disabilitas di Indonesia. Melalui ketekunan dan kerja sama, komunitas ini berhasil mengatasi berbagai tantangan dan terus memberikan inspirasi bagi banyak orang. (Restu)

Sumber: Detik.com

Saksikan video lebih lanjut di YouTube