Dampak Doomscrolling pada Kesehatan Mental: Penelitian Ungkap Bahaya Informasi Negatif
Ilmuwan ungkap dampak negatif doomscrolling bagi kesehatan mental, memicu depresi dan kecemasan.
KamiBijak.com, Hiburan - Di era digital, informasi ada di ujung jari kita. Namun, tidak semua akses membawa manfaat. Kebiasaan doomscrolling, yaitu terus-menerus mencari informasi negatif, telah menarik perhatian para peneliti karena dampaknya yang sangat buruk bagi kesehatan mental. Menurut data dari studi terbaru, lebih dari 60% orang yang terlibat dalam doomscrolling mengalami peningkatan kecemasan dan depresi. Bagaimana sebenarnya dampak doomscrolling pada kesehatan kita?
Apa Itu Doomscrolling dan Mengapa Kebiasaan Ini Berbahaya?
Doomscrolling adalah kebiasaan mengonsumsi berita atau informasi negatif secara berlebihan, terutama melalui media sosial. Sebuah studi menunjukkan bahwa sekitar 70% pengguna media sosial pernah mengalami doomscrolling, dan 40% di antaranya melaporkan peningkatan kecemasan setelahnya. Istilah ini muncul karena menggambarkan dorongan untuk terus-menerus menggulir (scroll) melalui berita buruk, bahkan ketika kita menyadari bahwa itu dapat membuat kita merasa lebih buruk. Menurut para peneliti di University College London (UCL), kebiasaan ini dapat memicu kecemasan dan depresi.
Manusia secara alami tertarik pada informasi yang dapat mempengaruhi kesejahteraan mereka, baik secara positif maupun negatif. Namun, di era digital ini, seringkali kita lebih tertarik pada hal-hal negatif karena efek emosional yang lebih kuat. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa doomscrolling begitu sulit untuk dihentikan.
Hasil Penelitian Tentang Dampak Doomscrolling pada Kesehatan Mental
Penelitian dari UCL yang dipublikasikan di jurnal Nature Human Behaviour mengungkap bahwa orang-orang yang mengalami masalah kesehatan mental cenderung mencari lebih banyak konten negatif di internet. Penelitian ini melibatkan lebih dari 1.000 partisipan yang diminta mengikuti tes kesehatan mental sebelum dan sesudah menghabiskan waktu 30 menit menjelajahi internet. Data menunjukkan bahwa partisipan dengan nilai kesehatan mental lebih rendah secara signifikan lebih sering mengonsumsi konten negatif.
Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang lebih sering terpapar konten negatif memiliki kondisi kesehatan mental yang lebih buruk dibandingkan dengan mereka yang terpapar konten positif. Hal ini menunjukkan bahwa doomscrolling tidak hanya merupakan gejala dari kesehatan mental yang buruk, tetapi juga dapat memperburuk kondisi tersebut.
Mengapa Doomscrolling Dapat Memicu Depresi?
Ilustrasi despresi. Photo: freepik
Kebiasaan doomscrolling membuat seseorang terus-menerus terpaku pada perasaan negatif. Paparan konstan terhadap berita buruk dapat memicu respons stres dalam tubuh, termasuk peningkatan hormon kortisol, yang pada akhirnya meningkatkan risiko depresi dan kecemasan. Tali Sharot, seorang neurosaintis kognitif di UCL, menyebutkan bahwa dampak doomscrolling sangat nyata dan telah memicu perdebatan tentang bagaimana penggunaan internet dapat memengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan.
"Banyak orang mengatakan bahwa ada hubungan antara kesehatan mental yang buruk dan penggunaan internet yang berlebihan. Seperti yang kita ketahui, kita menghabiskan lebih banyak waktu online daripada sebelumnya, dan dampaknya pada kesehatan kita mulai terasa," ujar Sharot kepada The Times.
Dampak Terhadap Remaja dan Penggunaan Ponsel Berlebihan
Penelitian lain yang dilakukan di Inggris pada tahun 2024 juga mengungkapkan bahwa penggunaan ponsel berlebihan dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental, terutama pada remaja. Mereka yang mengaku menggunakan ponsel secara berlebihan berisiko tiga kali lebih tinggi mengalami depresi, kecemasan, dan insomnia. Kebiasaan doomscrolling, terutama di malam hari, dapat mengganggu kualitas tidur dan menurunkan kemampuan tubuh untuk pulih dari stres harian.
Cara Menghentikan Doomscrolling
Mengatasi kebiasaan doomscrolling membutuhkan komitmen dan strategi tertentu. Berikut beberapa langkah yang dapat membantu:
- Batasi waktu penggunaan media sosial: Gunakan aplikasi pengingat waktu atau fitur bawaan untuk membatasi waktu yang dihabiskan di media sosial.
- Fokus pada konten positif: Pilih sumber informasi yang memberikan kabar baik atau konten positif untuk menyeimbangkan emosi.
- Latihan mindfulness: Mindfulness atau meditasi dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi dorongan untuk mencari informasi negatif.
Kesimpulan
Doomscrolling adalah fenomena yang nyata dan berbahaya bagi kesehatan mental. Memahami dampak negatifnya adalah langkah pertama menuju perubahan. Mulailah dengan membatasi waktu layar Anda, fokus pada konten yang positif, dan jaga keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata. Jangan biarkan doomscrolling merenggut kebahagiaan Anda. (Restu)
Sumber: tempo.co