Jepang Siap Sambut Deaflympics 2025 dengan Fokus pada Penerjemah Isyarat Internasional
Deaflympics 2025 di Jepang: Memastikan penerjemah isyarat internasional untuk suksesnya ajang olahraga Tuli global.
KamiBijak.com, Hiburan - Tokyo, Deaflympics 2025 semakin dekat. Jepang menghadapi tantangan besar, mulai dari pelatihan penerjemah isyarat internasional hingga mempromosikan kesadaran publik. Sebagai tuan rumah, Jepang ingin menjadikan ajang ini momentum untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif.
Persiapan Deaflympics 2025: Tantangan dan Peluang
Kurang dari satu tahun menjelang pembukaan Deaflympics 2025, Jepang sedang mempersiapkan diri untuk menyambut sekitar 3.000 atlet Tuli dari 70 hingga 80 negara. Ajang olahraga internasional ini tidak hanya menjadi kompetisi bergengsi bagi komunitas Tuli tetapi juga peluang untuk mempromosikan kesetaraan dan inklusivitas.
Namun, perjalanan menuju sukses tidak tanpa tantangan. Kesadaran publik tentang Deaflympics masih sangat rendah dibandingkan dengan Olimpiade atau Paralimpiade. Faktor-faktor seperti kurangnya promosi, minimnya liputan media, dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang komunitas Tuli menjadi penyebab utama rendahnya kesadaran ini. Berdasarkan survei pemerintah Tokyo tahun lalu, hanya 15% penduduk Tokyo yang mengetahui tentang Deaflympics, jauh lebih rendah dibandingkan kesadaran terhadap Paralimpiade yang mencapai 93%.
Untuk mengatasi hal ini, berbagai kegiatan telah digelar, seperti Festival Deaflympics yang melibatkan organisasi Tuli dan pemerintah daerah. Selain itu, mulai Juni mendatang, Caravan Nasional akan berkeliling ke 47 prefektur Jepang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Fokus pada Pelatihan Juru Bahasa Isyarat Internasional
Salah satu tantangan terbesar adalah kekurangan penerjemah isyarat internasional. Bahasa isyarat berbeda di setiap negara, dan kebutuhan akan juru bahasa yang mampu berkomunikasi dalam isyarat internasional sangat mendesak. Hingga Oktober 2024, terdapat 4.198 juru bahasa isyarat terdaftar di Jepang, tetapi hanya sedikit yang menguasai isyarat internasional.
Federasi Tuli Jepang telah mengambil langkah proaktif dengan mengadakan ujian sertifikasi untuk penerjemah isyarat internasional. Ujian ini mencakup tes kemampuan isyarat internasional, pemahaman budaya lintas negara, dan simulasi situasi nyata seperti menerjemahkan diskusi dalam konferensi. Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa juru bahasa tidak hanya fasih dalam isyarat internasional, tetapi juga mampu menangani dinamika komunikasi di acara internasional. Pada Desember 2023, tujuh orang berhasil mendapatkan sertifikasi ini. Selain itu, pemerintah metropolitan Tokyo telah memberikan subsidi untuk pelatihan penerjemah, dengan 331 peserta mendapatkan dukungan pada tahun 2023.
Ketua Komite Penyelenggara Deaflympics, Mitsuji Hisamatsu, menegaskan pentingnya kehadiran hampir 100 penerjemah isyarat internasional selama acara berlangsung. "Kami ingin memastikan komunikasi yang lancar, termasuk saat terjadi protes terhadap keputusan juri," ujarnya.
Langkah Meningkatkan Aksesibilitas
Sejalan dengan persiapan Deaflympics, pemerintah metropolitan Tokyo juga berkomitmen meningkatkan aksesibilitas. Selain perangkat peringatan cahaya, langkah lain termasuk pemasangan ramp akses di lokasi acara, penyediaan panduan dalam format braille, serta peningkatan pelatihan staf untuk memahami kebutuhan komunitas Tuli. Teknologi seperti perangkat peringatan cahaya akan dipasang di berbagai fasilitas publik. Sistem ini akan memberikan peringatan bencana dengan lampu berkedip, yang direncanakan selesai pada musim panas mendatang.
Selain itu, perangkat konversi suara ke teks telah dipasang di 40 lokasi, termasuk fasilitas olahraga dan perpustakaan. Inisiatif ini tidak hanya mendukung komunitas Tuli tetapi juga membantu lansia dengan gangguan pendengaran.
Deaflympics: Momentum untuk Perubahan Sosial
Adam Kosa, Presiden Komite Olahraga Internasional untuk Tuli, menyatakan optimisme bahwa Deaflympics dapat menjadi katalisator bagi perubahan sosial di Jepang. "Saya percaya acara ini akan membantu menciptakan Tokyo dan Jepang yang lebih inklusif," katanya dalam kunjungan ke kantor Gubernur Tokyo, Yuriko Koike, pada November 2024.
Gubernur Koike menanggapi dalam isyarat internasional, menyatakan komitmen untuk menciptakan lingkungan yang mendukung performa terbaik para atlet. "Upaya ini akan membawa evolusi positif bagi Tokyo dan masa depan yang lebih cerah," ujarnya penuh semangat.
Kesimpulan
Deaflympics 2025 adalah peluang besar bagi Jepang untuk menunjukkan komitmen terhadap inklusivitas dan aksesibilitas. Peran komunitas internasional sangat penting dalam mendukung ajang ini, baik melalui kolaborasi pelatihan penerjemah isyarat internasional maupun dalam meningkatkan kesadaran global tentang Deaflympics. Dengan waktu yang tersisa kurang dari setahun, Jepang harus terus meningkatkan kesadaran publik, melatih lebih banyak juru bahasa isyarat internasional, dan memastikan fasilitas yang ramah bagi komunitas Tuli. Mari bersama-sama menyukseskan Deaflympics dan menciptakan masyarakat yang lebih ramah bagi semua. (Restu)
Sumber: asianews.network