BijakFun

Musisi Dikta Bawa Interpreter di Konsernya untuk Teman Disabilitas

Dikta bawa interpreter di konser untuk teman tuli, tunjukkan kepeduliannya.

KamiBijak.com, Hiburan - Dikta membuktikan bahwa musik adalah bahasa universal yang dapat dinikmati semua orang dengan memberikan aksesibilitas bagi penyandang tuli di konsernya.

Dikta Bawa Interpreter untuk Penonton Tuli di Konser

Pradikta Wicaksono, atau Dikta, memiliki kepedulian besar terhadap komunitas disabilitas, khususnya teman tuli. Dalam beberapa penampilannya di panggung, ia sering membawa interpreter bahasa isyarat untuk memberikan pengalaman yang inklusif bagi penonton tuli. Kepedulian ini lahir dari pengalaman pribadinya, mengingat sang kakak juga merupakan penyandang tuli. Dikta sering melihat perjuangan kakaknya dalam berkomunikasi dan mengakses informasi, yang menginspirasinya untuk memberikan pengalaman lebih inklusif di konser-konsernya.

Alasan di Balik Keputusan Dikta Membawa Interpreter di Konser

Dalam dunia musik, bahasa isyarat mungkin tidak selalu menjadi bagian dari konser. Namun, Dikta memutuskan untuk membawa interpreter dalam beberapa konsernya untuk memberikan akses kepada penonton tuli agar bisa menikmati musiknya. Hal ini, menurut Dikta, merupakan bentuk dukungannya terhadap kesetaraan dan aksesibilitas bagi semua orang.

"Saya ingin teman-teman tuli juga bisa merasakan energi dan makna dari lagu yang saya bawakan di panggung," ujarnya ketika ditemui pada sebuah acara di Jakarta Pusat pada Minggu (1/12/2024).

Dikta konsisten dalam menyediakan ruang inklusif di banyak konsernya, bukan hanya di satu atau dua acara. Meski tidak selalu bisa membawa interpreter, Dikta memastikan untuk melibatkan mereka di acara yang lebih besar. Ini dilakukan ketika aksesibilitas lebih memungkinkan.

Meningkatnya Kesadaran Terhadap Disabilitas di Indonesia

Menurut Dikta, kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya aksesibilitas bagi penyandang disabilitas telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Ia merasa bangga melihat perubahan positif ini.

"Di Indonesia, sekarang ini kesadaran terhadap disabilitas sudah cukup tinggi. Ini adalah sesuatu yang sangat membahagiakan bagi saya," tutur Dikta dengan senyum puas.

Kesadaran ini juga tak terlepas dari peran pemerintah dalam menciptakan kebijakan yang mendukung disabilitas, seperti Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dan berbagai program aksesibilitas di ruang publik serta peningkatan fasilitas pendidikan bagi penyandang disabilitas. Selain itu, beberapa musisi dan selebritis, seperti Prilly Latuconsina, juga telah menunjukkan kepedulian serupa dengan mulai belajar bahasa isyarat untuk bisa berkomunikasi dengan komunitas tuli.

Dikta: Inspirasi Bagi Musisi Lain

Upaya Dikta dalam menghadirkan interpreter di konsernya tidak hanya membantu teman-teman tuli untuk lebih menikmati musiknya, tetapi juga menginspirasi musisi lain untuk melakukan hal serupa. Dikta ingin membuka jalan bagi lebih banyak artis agar mempertimbangkan keberadaan interpreter di konser atau acara mereka, agar seni bisa diakses oleh siapa saja tanpa terkecuali.

"Saya berharap apa yang saya lakukan ini dapat menginspirasi musisi lain untuk lebih peduli terhadap teman-teman disabilitas. Musik adalah bahasa universal, dan sudah seharusnya semua orang bisa menikmatinya," jelasnya.

Kesimpulan: Musik untuk Semua, Aksesibilitas adalah Kuncinya

Dikta menunjukkan bahwa seni dan musik adalah hak semua orang, tanpa pengecualian. Dengan menghadirkan interpreter di konser, ia tidak hanya menambah dimensi baru dalam penampilannya, tetapi juga mengirimkan pesan kuat tentang inklusivitas. Jika Anda ingin menikmati konser yang menghargai setiap penontonnya tanpa terkecuali, musik Dikta adalah jawabannya. (Restu)

Sumber: kompas.com