BijakFun

Disabilitas Tuli Lebih Memilih BISINDO Ketimbang SIBI, Kenapa?

Kelompok penyandang Disabilitas Tuli meminta pemerintah kembali memperhatikan penggunaan bahasa isyarat dalam acara resmi kenegaraan.

8,037  views

Kamibijak.com, Hiburan – Kelompok penyandang Disabilitas Tuli meminta pemerintah kembali memperhatikan penggunaan bahasa isyarat dalam acara resmi kenegaraan. Pemerintah masih menggunakan Sistem Bahasa Isyarat Indonesia atau SIBI ketimbang Bahasa Isyarat Indonesia atau Bisindo. Salah satunya seperti yang terlihat pada penerjemahan bahasa isyarat dalam upacara HUT RI ke-75 di Istana Negara secara virtual.

Ketua Pusat Layanan Juru Bahasa Isyarat atau PLJ, Juniati Effendi, mengatakan Bisindo adalah bahasa isyarat yang selalu dipakai oleh komunitas Disabilitas Tuli ketika mereka melakukan kegiatan terkait pendidikan, bahkan saat berkegiatan di luar negeri.

Permintaan agar pemerintah menerapkan Bisindo, menurut dia, sudah disampaikan komunitas penyandang Disabilitas Tuli sejak tahun 1975. Bisindo berasal dari bahasa ibu, yaitu Bahasa Indonesia yang dipakai sehari-hari.

Dalam Bisindo, satu gerakan dapat mewakili kata yang juga banyak diketahui kalangan non-disabilitas Tuli. Sementara, SIBI memiliki gerakan isyarat berdasarkan tata bahasa orang mendengar. Tata bahasa dalam gerakan SIBI dapat menimbulkan multitafsir dan tidak menggambarkan ekspresi universal dari apa yang ingin disampaikan insan Tuli.

Frans Soesanto mencontohkan kata 'menganggur'. Dalam bahasa isyarat Bisindo, kata menganggur digambarkan dengan gerakan kedua tangan menopang dagu, seperti orang yang sedang melamun.

Sementara dalam bahasa isyarat SIBI, kata 'menganggur' digambarkan dengan gerakan membuat huruf me- (huruf m dan huruf e) kemudian diikuti bentuk isyarat 'anggur' (buah anggur). Hingga kini, pemerintah masih menerapkan bahasa isyarat SIBI dalam kondisi formal, misalkan di sekolah luar biasa dan acara kenegaaraan.

"Cara penyampaiannya SIBI memang terlihat lebih teratur dan terkesan formal, tapi tidak mengekspresikan hal terdekat dari apa yang dirasakan teman Tuli," kata Frans.

Peneliti Bahasa Isyarat dari Laboratorium Riset Bahasa Isyarat, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, Adi Kusumo Baroto menjelaskan bahwa SIBI bukanlah bahasa alami yang berkembang di kelompok masyarakat tuli. SIBI adalah sebuah sistem atau cara untuk merepresentasikan tata bahasa lisan Indonesia ke dalam bahasa isyarat.

Keberadaan Bisindo yang tidak muncul ke permukaan, pemerintah membuat sistem bahasa isyarat sendiri yang disebut SIBI dan mengesahkan penggunaannya di sekolah luar biasa maupun lembaga pada 1994. Pembuatan SIBI saat itu belum melibatkan kelompok masyarakat Tuli, sehingga kurang dapat diterima luas oleh kelompok ini.

Hingga kini, penggunaan bahasa isyarat di kelompok masyarakat Tuli dan Disabilitas Rungu masih terpecah. Pemerintah masih mewajibkan penggunaan SIBI sebagai bahasa pengantar resmi di SLB, sedangkan bahasa isyarat Bisindo lebih mempresentasikan maksud masyarakat tuli, tetapi masih belum diterapkan di sekolah. (LEAS/MG)

Sumber: https://difabel.tempo.co/read/1378989/alasan-insan-tuli-memilih-bahasa-isyarat-bisindo-ketimbang-sibi/full&view=ok
#BijakFun
#KamiBijakChannel
#GenggamDuniaTanpaSuara

Jangan lupa subscribe, tinggal komentar, dan share.
KamiBijakID Channel: http://bit.ly/KamiBijakIDChannel

Follow kami juga di sini:
Website: http://bit.ly/KamiBijakcom
Instagram: http://bit.ly/KamiBijakIDInstagram
Facebook: http://bit.ly/KamiBijakIDFacebook

Terima kasih sudah menonton, Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.

==============
TAG(S): bahasa isyarat,bahasa isyarat bisindo,bahasa isyarat sibi,bisindo,sibi,disabilitas tuli,teman tuli,bahasa isyarat indonesia,sistem bahasa isyarat indonesia,perbedaan bisindo dan sibi,kami bijak,kamibijak