Dokumenter “I’ll Push You”: Perjalanan Camino de Santiago dengan Kursi Roda
Perjalanan 800 km Camino de Santiago menggunakan kursi roda yang dibantu oleh seorang sahabat.
Kamibijak.com, Hiburan – Kisah dua orang sahabat, Justin Sheesuck dan Patrick Gray memulai perjalanan unik sepanjang Camino de Santiago.
Camino dalam bahasa Spanyol, berarti jalan kaki sedangkan Santiago adalah salah satu kota di Spanyol. Camino de Santiago secara singkat memiliki arti “jalan kaki menuju Santiago”.
Menurut sejarah kekristenan, salah satu tokoh terkenal bernama Yakobus meninggal dan jasadnya dibawa oleh para pengikutnya berjalan dari kota Yerusalem ke kota Santiago dengan berjalan kaki sehingga sekarang menjadi tempat ziarah untuk mengunjungi makam Yakobus di sana.
Justin sedang berjuang dengan penyakit saraf langka sehingga mengharuskan dirinya duduk di kursi roda dan dia memiliki impian untuk menyelesaikan ziarah Camino de Santiago.
Patrick yang merupakan sahabat Justin membantu mewujudkan impian Justin dengan membantunya melakukan perjalanan Camino de Santiago dengan mendorong kursi rodanya.
Justin dan Patrick menjelaskan bagaimana awal terbentuknya perjalanan ini sehingga menjadi sebuah dokumenter.
Justin mengatakan bahwa dirinya bukanlah tipe orang yang menyukai hiking ataupun backpacking namun dirinya merasa terpanggil untuk melakukan perjalanan Camino de Santiago.
Ketika membicarakan hal tersebut, Patrick langsung menjawab “aku akan mendorongmu” lalu perjalanan dimulai dan Patrick mendapat izin cuti dari majikannya dan bahkan majikannya mendukung Patrick dengan memberi cuti 6 minggu untuk membantu Justin menempuh perjalanan Camino de Santiago namun dengan syarat Patrick harus mendokumentasikan perjalanan mereka.
Menurut mereka Camino de Santiago menyatukan orang-orang dengan cara yang intim. Bertemu sejumlah orang dari semua lapisan masyarakat, semua latar belakang trauma dan penyesalan, terlepas dari organisasi dan bisnis semuanya bersama tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Mereka berharap orang lain yang belum pernah datang ke Camino untuk datang dan merasakan keindahannya.
Setelah kembali dari perjalanan kursi roda Camino, mereka mendapat banyak telepon dan e-mail untuk meminta saran melakukan perjalanan Camino de Santiago dengan kursi roda.
Justin dan Patrick bekerja sama dengan Camino Ways, menghilangkan halangan dan hambatan bagi orang orang di kursi roda untuk melakukan perjalanannya.
Pada saat musim gugur tahun 2019, mereka telah memiliki 36 orang untuk membantu mendorong, menarik dan membawa orang lain kapanpun dibutuhkan.
Selain menawarkan jasa bantuan mendorong kursi roda, mereka juga menyiapkan hotel yang bisa diakses disabilitas mulai seperti shower roll-in tanpa pintu masuk.
Di akhir perjalanan, mereka bersama rombongan akan mengadakan perayaan makan malam di Parador Hotel.
Fokus mereka sekarang yaitu membuat perjalanan Camino de Santiago menjadi kenyataan bagi semua orang yang memiliki hambatan mobilitas. Dan membuat petualangan menjadi mungkin bagi semua orang.(MG/Luther)
Sumber: Caminoways.com
Terima kasih sudah menonton, Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.