Dosen Disabilitas Inspirasif: Tak Jadikan Tuli Sebagai Alasan untuk Menyerah

Fauzi,dosen Tuli di Univeristas Esa Unggul mampu mata kuliah ilmu fotografi dan design Ibu Mitha dosen Disabilitas di Universitas Mercu Buana

6,911  views

Kamibijak.com, Bincang Isyarat – Memiliki keterbatasan fisik tak lantas jadi alasan untuk menyerah dalam menjalani hidup. Adalah Fauzi dan Mitha. Dua penyandang disabilitas tuli yang berprofesi sebagai dosen ini tetap bisa mengabdi dan berbagi ilmu dengan banyak orang.

Fauzi adalah dosen mata kuliah Ilmu Fotografi dan Desain di Universitas Esa Unggul. SEdangkan Mitha mengajar mata kuliah Desain Interior di Universitas Mercu Buana.

Menjadi dosen tuli bukanlah hal mudah bagi Fauzi dan Mitha. Mereka harus melewati serangkaian tahapan hingga bisa menjadi seperti sekarang.

Selama tiga tahun, dari 2009 hingga 2012, Fauzi menjalani profesi dengan status dosen tidak tetap. Sama halnya seperti dosen lain yang bukan penyandang disabilitas, Fauzi harus menempuh banyak tes agar diangkat menjadi dosen tetap.

Mulai dari psikotes, tes bahasa inggris, hingga wawancara yang dilakukan langsung oleh pimpinannya di kampus. Setelah dinyatakan lulus sederet tes tersebut, baru lah Fauzi diangkat sebagai dosen tetap.

Berbeda dengan Fauzi, perjuangan Mitha dimulai dari saat Ia lulus S2 di ITB tahun 2000 silam. Setelah itu Ia menjadi dosen tidak tetap di Mercu Buana.

Hingga pada tahun 2003, Mitha mengajukan program desain interior dan akhirnya kampus Mercu Buana meresmikan program tersebut. Sejak saat itu, Ia pun menjadi dosen mata kuliah tersebut sampai sekarang.

Cara mengajar Fauzi dan Mitha pun terbilang tidak mudah. Fauzi menggunakan metode belajar dengan bahasa oral atau yang bisa disebut dengan verbal.

"Metode yang saya buat itu merupakan cara-cara kreatif saya dalam berkomunikasi dengan mahasiswa," kata Fauzi.

"Sebelumnya mengajar, saya perkenalan dulu pada mahasiswa. Saya terangkan bahwa saya punya keterbatasan pendengaran. Tolong kalau mahasiswa yang mau bertanya, mohon pelan-pelan," tutur Mitha.

Fauzi mengaku mengidolakan Nelson Mandela, seorang tokoh revolusioner Afrika Selatan. Kekaguman Fauzi kepada Nelson Mandela tak luput dari upaya mantan Presiden Afrika Selatan tersebut dalam memperjuangan penghentian diskriminasi orang kulit hitam.

"Meski ini berbeda dengan obyeknya, tapi ada persamaan (antara diskriminasi orang kulit hitam,red) dengan disabilitas. Sampai saat ini, disabilitas sering dipandang sebagai warga kelas 2 di mata masyarakat. Lihat saja perjuangan dokter gigi disabilitas yang sempat tereliminasi menjadi PNS. Oleh karena itu, disabilitas di sini memerlukan kesetaraan dan hak yang sama dengan non disabilitas," tegas Fauzi.

Bagi Fauzi, mengajar adalah panggilan hati nurani. Berbagi ilmu pengetahuan dengan masyarakat adalah sebuah kehormatan sehingga bisa merasakan atmosfer di lingkungan non disabilitas baik suka dan duka. Ia memiliki pandangan bahwa sejatinya hidup itu pasti ada tantangan dan perubahan, jika ingin maju.


Sementara itu, Mitha mengidolakan Helen Keller. Tokoh disabilitas yang dikenal sebagai penulis, aktivis politik, dan dosen di Amerika Serikat. Baginya, sosok inspirasinya walaupun Tuli dan Buta, tetap memotivasi anak-anak Tuli.

Di Indonesia sendiri, Fauzi maupun ibu Mitha juga menyetujui jika nantinya akan ada pembangunan kampus yang ramah disabilitas. Dalam artian membangun undang-undang yang tetap bagi seluruh kampus di Indonesia agar dapat memfasilitasi layanan pendidikan inklusif, sumber daya manusia yang ramah bagi disabilitas serta standarisasi kampus bagi disabilitas.

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=PUIRYNQnOB4
#KabarBijak
#KamiBijakChannel
#GenggamDuniaTanpaSuara

Jangan lupa subscribe, tinggal komentar dan share.
KamiBijakID Channel: http://bit.ly/KamiBijakIDChannel

Follow kami juga di sini:
Website:http://bit.ly/KamiBijakcom
Instagram: http://bit.ly/KamiBijakIDInstagram
Facebook: http://bit.ly/KamiBijakIDFacebook

Terima kasih sudah menonton, Like, Follow dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.

==============
TAG(S):universitas esa unggul,dosen tuli,disabilitas tuli,penyandang disabilitas tuli,inspiratif,kisah inspiratif,teman tuli,penyandang disabilitas tuli inspiratif,universita mercu buana,tokoh disabilitas,kamibijak,kami bijak