Film Dokumenter Mama Jo Diputar di Hari Disabilitas Internasional di Yunani
Mama Jo, film dokumenter Indonesia, tampil di Hari Disabilitas Internasional Yunani dengan pesan inspiratif.
KamiBijak.com, Hiburan - Film dokumenter Indonesia “Mama Jo” berhasil mencetak prestasi internasional dengan pemutarannya di Hari Disabilitas Internasional Yunani karena pesannya yang kuat tentang inklusi sosial dan perjuangan hidup. Bagaimana karya ini meraih pengakuan dunia? Simak ulasannya berikut.
Mama Jo: Simbol Perjuangan dan Inklusi Sosial
Setelah sukses meraih nominasi di Festival Film Indonesia (FFI) pada 20 November 2024, film dokumenter Mama Jo kembali mencatatkan prestasi gemilang di tingkat internasional. Film ini masuk dalam nominasi kategori Film Dokumenter Pendek Anak pada ajang Reflection of Disability in Art International Festival yang berlangsung di Thessaloniki, Yunani.
Sinopsis Film Mama Jo
Disutradarai oleh Ineu Rahmawati, film dokumenter ini mengangkat perjuangan seorang ibu penyandang disabilitas yang berusaha memberikan kehidupan terbaik bagi anak-anaknya meskipun menghadapi berbagai kesulitan. Visual yang kuat seperti adegan perjuangan Mama Jo mengantar anak-anaknya ke sekolah dan narasi emosional tentang harapan membuat “Mama Jo” menjadi simbol perjuangan hidup yang universal.
Pencapaian Global di Yunani
Film ini diputar pada 3 Desember 2024 di Universitas Makedonia, Thessaloniki, dalam rangka peringatan Hari Disabilitas Internasional. Meski diwarnai badai yang melanda kota tersebut, pemutaran film berlangsung sukses dan mendapat sambutan hangat dari audiens internasional, termasuk akademisi, pembuat film, aktivis disabilitas, dan perwakilan diplomatik Indonesia.
Dukungan Penuh dan Peran Aktif
Keberangkatan tim produksi “Mama Jo” mendapat dukungan dari Kementerian Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Eagle Institute Indonesia, KBRI Athena, dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, yang berkontribusi dalam pembiayaan perjalanan, fasilitasi logistik, serta promosi film di kancah internasional. Dukungan ini mencerminkan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk mempromosikan budaya dan memperjuangkan hak-hak disabilitas.
Mempromosikan Budaya Indonesia
Dalam sesi diskusi, delegasi Indonesia memanfaatkan momen ini untuk mempromosikan budaya Nusantara. Mereka mengenakan pakaian tradisional seperti kebaya, batik, dan tenun, yang mencuri perhatian peserta internasional. Dialog interaktif seputar seni, tradisi, dan budaya menciptakan kesan mendalam tentang kekayaan budaya Indonesia. “Saya sangat terinspirasi oleh cerita dan makna di balik setiap motif batik yang dijelaskan,” ujar Maria Kalioris, salah satu peserta diskusi.
Kesimpulan:
Film dokumenter Mama Jo berhasil melampaui batas budaya dan menjadi simbol inspirasi global. Pemutarannya di Hari Disabilitas Internasional Yunani menegaskan bahwa perjuangan hidup adalah bahasa universal yang bisa dimengerti oleh semua orang, terlihat dari tepuk tangan meriah dan komentar positif yang disampaikan oleh peserta internasional seusai pemutaran film. Sudahkah Anda menonton film ini? Bagikan pendapat Anda di media sosial dan sebarkan pesan positifnya. (Restu)
Sumber: medcom.id