KabarBijak

Gelombang Protes "Indonesia Gelap" dan Viral Tagar #KaburAjaDulu Mengguncang Publik

Protes "Indonesia Gelap" dan #KaburAjaDulu mencerminkan keresahan rakyat terhadap kebijakan pemerintah.

KamiBijak.com, Infosiana - Aksi demo yang dikenal dengan "Indonesia Gelap" yang dilakukan oleh mahasiswa dan aktivis di media sosial dengan tagar #KaburAjaDulu viral di seluruh negeri. Gerakan ini wujud dari ketidakpuasan publik atas tindakan pemerintah yang dianggap melampaui batas di luar logika.

Kemarahan masyarakat yang satu ini dimulai dari pemotongan anggaran sebesar Rp306,69 triliun yang juga berujung kepada penurunan kualitas pelayanan publik dan proyek penting nasional, semacam Makan Bergizi Gratis (MBG) Program. Begitu pula, revisi terhadap Undang-Undang Mineral dan Batu Bara (UU Minerba) ini melahirkan keinginan yang terpendam.

Demo ini kemudian menyebar menunjukkan gelombang gerakan yang luar biasa kebanyakan di jalur perkotaan.

Demonstrasi awal “Indonesia Gelap” dimulai di Jakarta pada 17 Februari dan sekarang dapat dilihat di berbagai daerah. Puncaknya di demo diprediksi terjadi pada 20 Februari 2025 dan diharapkan mendatangkan banyak rakyat ke jalan.

Jelas Lili Romli, Peneliti Senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa ini adalah dampak kekecewaan masyarakat pada pasca pemilu presiden 2024.

Sesuai harapan yang selalu diimpikan dari pemimpin yang terpilih tidak sejalan dengan ke mana arah kita melancong. Alih-alih meningkatkan kesejahteraan masyarakat justru melalui pemotongan anggaran yang mempersulit kehidupan.

Tagar #KaburAjaDulu: Fenomena Sosial atau Sebuah Alasan untuk Khawatir?

Hashtag #KaburAjaDulu telah viral di media sosial sebagai penyampaian frustasi pemuda terkait kesempatan kerja dan ekonomi di negara ini. Pemuda tampaknya berpikir untuk bermigrasi ke negara lain karena mereka tidak tampak mendapatkan kesempatan yang memadai di Indonesia.

Ali Rif'an, Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI) menyatakan bahwa ini adalah bukti jelas bahwa masyarakat telah kehilangan kepercayaan pada kebijakan ekonomi pemerintah.

“Seiring berjalannya waktu, kami merasa jika pemerintah tidak merespon tepat waktu, kemarahan ini dapat menyebabkan kekecewaan lebih lanjut yang dapat sangat mempengaruhi iklim politik dan ekonomi,” kata Ali.

Respon Pemerintah: Upaya untuk Meredakan Protes

Prasetyo Hadi, Sekretaris Negara, memanggil orang-orang yang bertanggung jawab atas narasi “Indonesia Gelap” untuk mematuhi ketika dia mengatakan bahwa negara masih utuh. Dia mendesak agar demonstrasi dilakukan dengan cara yang tidak mengarah pada misinformasi.

“Narasi itu tidak sepenuhnya benar, kami telah menjabat selama empat bulan, kami sama sekali tidak melakukan apa-apa. Mari bekerja sama agar kita dapat membangun negara kita,” kata Prasetyo.

Sementara Menteri Tenaga Kerja Yassierli menganggap hashtag #KaburAjaDulu sebagai panggilan bagi pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja dalam negeri.

“Kami memahami kekhawatiran rakyat dan kami melakukan yang terbaik untuk memperluas kesempatan kerja,” kata Yassierli.

Kesimpulan: Berubah atau Meningkat?

Protes “Indonesia Gelap” dan tren #KaburAjaDulu adalah beberapa sinyal kuat bagi pemerintah untuk mengambil tindakan. Jika tidak ditindaklanjuti dengan pendekatan yang lebih populis, potensi eskalasi gerakan ini bisa menjadi lebih serius dan mempengaruhi stabilitas nasional. (Restu)

Sumber: cnnindonesia.com

Saksikan video lebih lanjut di YouTube