BijakFun

8 Gereja Tertua di Indonesia yang Masih Berdiri Kokoh

Daftar gereja tertua di Indonesia, saksi sejarah agama Nasrani yang masih berdiri kokoh hingga sekarang.

KamiBijak.com, Hiburan - Salah satu bukti nyata bahwa persebaran agama Nasrani di Indonesia memiliki sejarah panjang adalah keberadaan gereja-gereja tua yang masih berdiri kokoh hingga kini. Gereja-gereja ini mencerminkan perpaduan antara nilai-nilai keagamaan dan pengaruh budaya dari masa kolonial, terlihat dari arsitektur, sejarah pembangunan, hingga peran pentingnya dalam komunitas setempat. Bangunan-bangunan ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga saksi bisu perjalanan sejarah agama Kristen dan Katolik di tanah air. Berikut adalah daftar 8 gereja tertua di Indonesia yang bahkan ada yang telah berdiri sejak abad ke-16. Selain usianya yang mengesankan, gereja-gereja ini menarik untuk dikunjungi karena nilai arsitektur yang unik, peran pentingnya dalam komunitas setempat, dan cerita sejarah yang mereka bawa.

1. Gereja Tugu, Jakarta

Gereja Tugu, Jakarta. (Foto dok. google)

Gereja Tugu dibangun pada tahun 1678 oleh Kolonialisme Portugis. Pengaruh Portugis terlihat pada desain awal gereja ini, yang menggunakan gaya arsitektur sederhana khas kolonial dengan sentuhan elemen keagamaan Eropa, mencerminkan misi penyebaran agama Katolik pada masa itu. Setelah mengalami beberapa kali renovasi, gereja ini selesai dibangun kembali pada 1747 oleh Yustinus Vinck. Terletak di Kampung Tugu, Jakarta Utara, gereja ini menjadi simbol perkembangan agama Katolik di Jakarta. Meski telah kehilangan arsitektur aslinya akibat renovasi, nilai sejarahnya tetap terjaga.

2. Gereja Sion, Jakarta

Gereja Sion, Jakarta. (Foto dok. google)

Dibangun pada tahun 1695, Gereja Sion dikenal sebagai salah satu gereja tertua di Jakarta. Berlokasi di Jalan Pangeran Jayakarta, gereja ini memiliki gaya arsitektur klasik Portugis. Dengan kapasitas hingga 1.000 jemaat, Gereja Sion masih aktif digunakan hingga kini.

3. Gereja Eben Haezer, Ambon, Maluku

Gereja Eben Haezer, Ambon, Maluku. (Foto dok. google)

Gereja ini dibangun pada tahun 1715 oleh kolonial Belanda di Maluku. Dengan desain sederhana, Gereja Eben Haezer menjadi saksi penyebaran agama Kristen di Indonesia bagian timur. Renovasi yang dilakukan menjaga keaslian arsitektur gereja ini.

4. Gereja Blenduk, Semarang

Gereja Blenduk, Semarang. (Foto dok. google)

Gereja Blenduk atau GPIB Immanuel, dibangun pada tahun 1753 di Semarang. Sepanjang sejarahnya, gereja ini telah mengalami beberapa renovasi besar, termasuk perombakan pada akhir abad ke-19 yang memberikan sentuhan modern pada struktur aslinya tanpa menghilangkan nilai historisnya. Gereja ini terkenal dengan kubah merah bata yang khas. Arsitektur uniknya menjadikannya ikon wisata religi di kawasan Kota Lama Semarang.

5. Gereja Tua Banda, Banda Neira, Maluku

Gereja Tua Banda, Banda Neira, Maluku. (Foto dok. google)

Didirikan pada tahun 1873 oleh Pemerintah Kolonial Belanda, Gereja Tua Banda memiliki sejarah tragis. Gereja ini dibangun di atas 30 makam prajurit Belanda. Interior gereja masih mempertahankan batu nisan sebagai bagian dari desainnya.

6. Gereja Sentrum, Manado, Sulawesi Utara

Gereja Sentrum, Manado, Sulawesi Utara. (Foto dok. google)

Dibangun pada tahun 1677 oleh Pendeta Zacharias Coheng, Gereja Sentrum adalah salah satu gereja Protestan tertua di Sulawesi. Meski pernah hancur akibat Perang Dunia II, renovasi yang dilakukan mempertahankan struktur asli gereja ini.

7. Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria, Surabaya

Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria, Surabaya. (Foto dok. google)

Dengan gaya neo-gotik khas Eropa, Gereja Santa Perawan Maria dibangun pada tahun 1899. Gereja ini mampu menampung hingga 3.000 jemaat dan telah melalui renovasi besar setelah kebakaran pada 1945.

8. Gereja Katedral, Jakarta

Gereja Katedral, Jakarta. (Foto dok. google)

Diresmikan pada 1901, Gereja Katedral Jakarta adalah salah satu gereja Katolik terbesar di Indonesia. Terletak di dekat Masjid Istiqlal, gereja ini menjadi simbol toleransi umat beragama di Indonesia. Arsitekturnya bergaya neo-gotik khas Eropa, menjadikannya destinasi wisata populer.

Kesimpulan

Delapan gereja ini adalah bukti sejarah dan budaya yang tak ternilai. Untuk pengalaman terbaik, kunjungi gereja-gereja ini saat perayaan Natal atau Paskah ketika suasana menjadi lebih khusyuk dan meriah. Selain itu, pagi hari adalah waktu yang ideal untuk menikmati arsitektur dan mengambil foto dengan pencahayaan alami. Bangunan-bangunan ini tidak hanya menjadi tempat ibadah tetapi juga simbol perjalanan panjang agama Nasrani di Indonesia. Jika Anda ingin berwisata religi sambil menikmati sejarah, gereja-gereja ini wajib masuk dalam daftar kunjungan Anda. (Restu)

Sumber: popbela.com