Hadapi Diagnosis Disabilitas atau Autisme pada Anak: Panduan untuk Orang Tua

KamiBijak.com, Hiburan - Menerima diagnosis bahwa anak memiliki disabilitas atau autisme adalah perjalanan emosional yang penuh tantangan bagi orang tua. Tidak ada reaksi yang benar atau salah, tetapi memahami perasaan sendiri dan mencari dukungan dapat membantu dalam proses penerimaan. Artikel ini membahas berbagai emosi yang mungkin muncul serta cara menghadapinya dengan bijak.

Ketika Terima Diagnosis Disabilitas, Bagaimana Perasaan Orang Tua Menyikapinya?

Ketika orang tua mendengar berita bahwa anak mereka memiliki disabilitas seperti autisme atau kebutuhan khusus lainnya, itu bisa menjadi momen yang sangat emosional bagi mereka. Perasaan yang muncul bisa beragam, mulai dari kaget, sedih, marah, hingga bingung tentang langkah apa yang harus diambil. Tidak ada reaksi yang tepat atau salah dalam situasi ini. Yang jelas, proses menerima kenyataan ini membutuhkan waktu dan dukungan yang baik.

Beberapa Emosi yang Sering Dirasakan Orang Tua Saat Mendengar Diagnosis Anak Mereka:

• Rasa Sedih dan Kehilangan Harapan dan impian yang telah dibangun bisa hancur berkeping-keping, menciptakan perasaan bahwa masa depan yang sebelumnya direncanakan untuk anak itu kini hilang entah ke mana.
• Menyalahkan Diri Sendiri Orang tua sering bertanya dalam hatinya, "Apakah saya telah melakukan kesalahan besar?" atau "Mengapa hal ini terjadi pada keluarga kita?"
• Rasa Takut terhadap Masa Depan Bagaimana dengan pendidikan anak-anak itu sendiri di kemudian hari? Apakah mereka akan mampu bertahan dengan baik dalam kehidupan sosial mereka kelak?
• Rasa Lega Bagi sebagian orang tua, mendapatkan diagnosis memberikan jawaban atas pertanyaan yang selama ini mengganggu dan membuka jalan untuk mendapatkan bantuan yang sesuai.
• Merasa Bingung dan Kewalahan Menghadapi dunia yang penuh dengan informasi dapat membuat seseorang merasa kacau balau. Petunjuk dari dokter, guru, dan internet seringkali bertolak belakang, menyebabkan kekhawatiran yang meningkat di kalangan orang tua.

Saatnya bukanlah masalah "benar" atau "salah" untuk merasakan sesuatu. Semua emosi yang timbul adalah sah dan merupakan bagian dari prosedur penyesuaian.

Bagaimana Cara Mengelola Emosi Saat Menjalani Perjalanan Ini?

1. Terimalah Setiap Perasaan yang Datang

Tidak apa-apa merasa sedih, marah, atau bingung. Emosi ini wajar dalam situasi sulit. Jangan merasa bersalah atas perasaan kamu. Terimalah sebagai bagian dari proses adaptasi. Luangkan waktu untuk merenung dan menemukan cara terbaik menghadapinya. kamu tidak sendiri, selalu ada dukungan di sekitar kamu.

2. Beri Kesempatan pada Dirimu Sendiri

Proses penerimaan tidak terjadi secara cepat dan instan. Ada kemungkinan di beberapa hari kamu merasa lebih baik, lalu kembali merasa sedih keesokan harinya. Hal ini sesuai dengan alamiahnya. Emosi manusia berfluktuasi dan hal itu adalah bagian dari perjalanan hidup.

3. Jangan Terlalu Banyak Pikiran

Jangan tiduran terlalu lama dan terlalu banyak pikiran bisa bikin tambah parah masalahnya. Coba deh luangin waktu sebentar buat dirimu sendiri setiap hari biar bisa napas lega atau santai sambil ngopi tanpa diganggu orang lain.

4. Menunjukkan Kasih Sayang pada Diri Sendiri

Tidak perlu terlampau keras pada diri sendiri! kamu telah berjuang sebaik mungkin untuk si kecil kamu. Tak ada orang tua yang sempurna, dan itu hal yang wajar!

Bersenang-Senang Bersama Anak-anak

Walaupun terdapat rintangan di sepanjang perjalanan tersebut, ada begitu banyak kenangan berharga yang dapat dinikmati bersama anak-anak.

• Janganlah membanding-bandingkan anakmu dengan anak orang lain, karena setiap anak memiliki perkembangan yang unik sesuai dengan caranya masing-masing.
• Setiap keberhasilan kecil patut disyukuri, dari mempelajari kata baru, hingga menggambar sesuatu ataupun hanya mengekspresikan hal baru.
• Sisihkan waktu untuk menikmatinya dengan senang hati! Jangan biarkan segala interaksi berputar hanya tentang terapi atau latihan semata. Bermain dan tertawa bersama juga sama pentingnya!

Mencari Bantuan

kamu tak perlu menghadapi ini seorang diri, terdapat banyak bantuan yang tersedia:

• Tenaga medis dan dokter untuk memperoleh pengetahuan serta perawatan yang sesuai.
• Komunitas orang tua yang memiliki anak-anak dengan kebutuhan serupa.
• Saudara dan sahabat yang dapat memberikan dukungan secara emosional maupun praktis.

Pemberian diagnosis bukanlah titik akhir dari segalanya; sebaliknya, hal ini menjadi awal dari sebuah perjalanan baru yang kamu jalani bersama anak kamu. Dengan dukungan dan pendekatan yang tepat dari kedua orang tua dan anaknya, kalian berdua mampu menjalani kehidupan yang bermakna dan bahagia bersama. (Restu)

Sumber: raisingchildren.net.au