KabarBijak

Peringati Hari Braille Sedunia, Mensos Ajak Masyarakat Ciptakan Ekosistem Ramah Disabilitas

Mensos ajak masyarakat ciptakan ekosistem ramah disabilitas saat Hari Braille Sedunia. Simak detail langkahnya.

KamiBijak.com, Infosiana - Pada peringatan Hari Braille Sedunia, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menegaskan pentingnya menciptakan ekosistem yang ramah bagi penyandang disabilitas. Dalam acara yang berlangsung di kawasan Patung Kuda Monas, Jakarta, ia mengajak masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan penghormatan dan perlindungan hak-hak dasar penyandang disabilitas sebagai bagian dari agenda transformasi sosial Indonesia.

Pentingnya Hari Braille Sedunia

Hari Braille Sedunia menjadi pengingat bahwa literasi dan aksesibilitas adalah hak fundamental setiap individu, termasuk penyandang disabilitas. Sebagai contoh, literasi braille telah membantu banyak penyandang disabilitas netra mengakses pendidikan formal, berkontribusi di dunia kerja, dan menikmati kehidupan sehari-hari dengan lebih mandiri. Mensos menyoroti kebutuhan penyandang disabilitas akan perlindungan dan jaminan sosial yang setara dengan masyarakat lainnya.

"Hari ini kita sama-sama memperingati Hari Braille Sedunia. Dari data yang ada, kita membutuhkan langkah besar untuk penghormatan dan perlindungan hak penyandang disabilitas," ujar Mensos.

Kebijakan Pemerintah Mendukung Disabilitas

Mensos menekankan bahwa Pemerintah telah menetapkan perlindungan hak penyandang disabilitas sebagai salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Upaya ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, yang menargetkan pembangunan inklusif dan berkelanjutan. Hal ini diwujudkan melalui program-program seperti akses pendidikan inklusif, peningkatan fasilitas umum yang ramah disabilitas, dan pengembangan keterampilan kerja bagi penyandang disabilitas. Beberapa langkah yang telah dan sedang dilakukan meliputi:

  • Peraturan Pemerintah tentang Konsesi Disabilitas: Sedang dalam tahap finalisasi untuk memberikan kemudahan akses layanan dasar bagi penyandang disabilitas.
  • Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016: Payung hukum yang menjadi landasan perlindungan hak-hak penyandang disabilitas.
  • Kerja sama lintas sektoral: Memperluas kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memenuhi kebutuhan penyandang disabilitas.

Statistik Penyandang Disabilitas di Indonesia

Mensos memaparkan bahwa sekitar 7% penduduk Indonesia atau 11,3 juta orang merupakan penyandang disabilitas. Dari jumlah tersebut, 1,9 juta orang masuk dalam kategori sedang dan berat. Hal ini menunjukkan pentingnya peran masyarakat dan pemerintah dalam memberikan akses terhadap hak-hak dasar penyandang disabilitas, termasuk rekreasi, pendidikan, dan pekerjaan.

Peran Literasi Braille dalam Peningkatan Aksesibilitas

Presiden Rumah Aspirasi Tunanetra Indonesia, Arief Pribadi, menyoroti peran penting literasi braille dalam meningkatkan aksesibilitas informasi. Rumah Aspirasi Tunanetra telah menjalankan berbagai inisiatif, seperti pelatihan membaca braille untuk anak-anak, penyediaan buku pelajaran dalam huruf braille, dan advokasi untuk peningkatan fasilitas publik yang ramah disabilitas. Pada acara tersebut, ia mengapresiasi perhatian Mensos terhadap disabilitas dan menyerahkan Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta yang dicetak dalam huruf braille.

"Beliau sangat perhatian dengan teman-teman disabilitas. Mudah-mudahan kehadiran beliau bisa mengangkat teman-teman disabilitas," kata Arief.

Kisah Inspiratif: Fajar Setiadi

Salah satu inspirasi dari acara tersebut adalah Fajar Setiadi, penyandang disabilitas netra yang berhasil mewakili Indonesia di ajang ASEAN Para Games 2023 di Kamboja. Fajar menegaskan bahwa keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang untuk berprestasi. Sebagai atlet disabilitas netra, ia telah meraih medali emas di cabang atletik lari pada ASEAN Para Games 2023, sekaligus menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus berjuang meski menghadapi tantangan.

"Disabilitas bukan penghalang untuk berkarya," ucapnya.

Kesimpulan

Peringatan Hari Braille Sedunia menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran dan tindakan nyata dalam menciptakan ekosistem ramah disabilitas. Dengan dukungan berbagai pihak, perlindungan dan penghormatan hak-hak dasar penyandang disabilitas dapat terwujud. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan inklusif demi Indonesia yang lebih baik.

Mari dukung gerakan ramah disabilitas dengan memberikan akses yang lebih baik dan menghormati hak-hak mereka. Anda dapat melakukannya dengan menyebarkan informasi, mendorong penggunaan fasilitas ramah disabilitas, atau berpartisipasi dalam kegiatan komunitas yang mendukung penyandang disabilitas. Bagikan artikel ini untuk meningkatkan kesadaran! (Restu)

Sumber: void.id