KabarBijak

Penyandang Disabilitas Meriahkan Haul Ke-15 Gus Dur

Partisipasi penyandang disabilitas di Haul ke-15 Gus Dur mencerminkan nilai inklusivitas dan kemanusiaan.

KamiBijak.com, Infosiana - Para penyandang disabilitas turut berpartisipasi dalam peringatan Haul ke-15 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Pondok Pesantren Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 21 Desember 2024. Gus Dur, yang dikenal sebagai Presiden ke-4 Republik Indonesia, adalah tokoh besar yang dikenal dengan perjuangannya untuk pluralisme, demokrasi, dan hak asasi manusia. Kegiatan ini menjadi ajang inklusif yang memperlihatkan kontribusi penyandang disabilitas dalam menghormati warisan bapak pluralisme Indonesia.

Penyandang Disabilitas Menyemarakkan Haul Gus Dur

Acara Haul ke-15 Gus Dur tahun ini memberikan ruang bagi penyandang disabilitas untuk menunjukkan bakat mereka. Salah satu momen istimewa adalah pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Sofyan Jauharuddin Hasan, seorang penyandang disabilitas netra asal Jombang, Jawa Timur. Selain itu, Yayasan Disabilitas Produktif dan Mandiri (Disproman) dari Bekasi, Jawa Barat, menyuguhkan tarian tradisional khas Betawi, ronggeng blantek. Penampilan ini mendapat apresiasi luar biasa dari para hadirin.

Fitria Sindy Arieska, seorang penyandang disabilitas daksa dari Disproman, merasa bahagia atas kesempatan ini. “Saya merasa suatu kehormatan diberikan tempat untuk hadir dan menyaksikan acara dengan aman,” ungkap Sindy. Ia menambahkan bahwa acara ini sangat ramah disabilitas, seperti adanya juru bicara bahasa isyarat untuk penyandang disabilitas rungu, aksesibilitas tempat yang dilengkapi dengan jalur khusus kursi roda, serta area parkir yang mudah dijangkau. Rombongan Disproman yang hadir dengan dua bus, berjumlah sekitar 60 orang, memberikan warna tersendiri pada peringatan ini.

Gus Dur: Inspirasi dan Teladan untuk Semua Kalangan

KH Abdurrahman Wahid, atau Gus Dur, adalah sosok pemimpin yang penuh kasih dan dikenal sebagai pelindung kaum marjinal, termasuk penyandang disabilitas. Gus Dur sering kali menunjukkan bahwa kemanusiaan adalah hal utama dalam setiap tindakan. Salah satu kisah inspiratifnya diceritakan oleh KH Nur Kholis, pengasuh Pondok Pesantren At-Taqi, Jepara. Gus Dur pernah menyarankan seorang anak hiperaktif untuk melanjutkan pendidikan di sekolah berbakat di Amerika Serikat, sebuah tindakan yang menunjukkan kebijaksanaan dan empati mendalam.

Tidak hanya itu, Gus Dur juga terkenal dengan kemurahan hatinya. Ia pernah menyerahkan uang yang baru diterimanya untuk membantu pembangunan pesantren tanpa berpikir panjang. Dalam kesempatan lain, Gus Dur dikenal memberikan seluruh hasil penjualan bukunya kepada para santri yang membutuhkan, menunjukkan konsistensinya dalam berbagi kepada sesama. Tindakan-tindakan ini mencerminkan kedermawanannya yang tulus dan menginspirasi banyak orang. Tindakan ini mencerminkan kedermawanannya yang tulus dan konsisten.

Semangat Kemanusiaan dalam Peringatan Haul

Haul ke-15 Gus Dur menjadi pengingat akan semangat inklusivitas dan kemanusiaan yang ia perjuangkan. Keikutsertaan penyandang disabilitas dalam acara ini mencerminkan nilai-nilai tersebut, memberikan mereka platform untuk berkontribusi dan menginspirasi masyarakat luas. Seperti yang disampaikan oleh Ketua Panitia, Ahmad Kholiq, “Keterlibatan penyandang disabilitas adalah bagian dari visi Gus Dur yang selalu menghargai keberagaman dan memberikan ruang bagi semua kalangan untuk bersinar.” Seperti yang disampaikan Sindy, “Saya berharap lebih banyak kegiatan yang memberikan ruang bagi kami untuk tampil dan hadir.”

Penutup: Menghidupkan Warisan Gus Dur

Peringatan Gus Dur bukan hanya sekadar mengenang sosoknya, tetapi juga menjaga nilai-nilai yang ia bawa. Acara ini diharapkan menjadi contoh bagaimana inklusivitas dan penghormatan terhadap keberagaman dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita terus mendukung dan memberi ruang bagi penyandang disabilitas untuk bersinar. Misalnya, kita dapat berkontribusi dengan mendukung organisasi yang menyediakan pelatihan kerja bagi mereka, mengadvokasi kebijakan yang lebih inklusif, atau menyelenggarakan acara komunitas yang ramah disabilitas. Gus Dur mengajarkan kita bahwa kemanusiaan adalah hal terpenting, dan nilai itu perlu terus kita jaga. (Restu)

Sumber: Liputan6.com

Saksikan video lebih lanjut di YouTube