Hentikan! Ini Alasan Kita Tidak Boleh Menyebut ODGJ sebagai Orang Gila

KamiBijak.com, Hiburan - Jujur, pernah nggak sih kita mikir kenapa masih banyak orang yang menyebut ODGJ sebagai "orang gila"? Mungkin dulu kita nggak sadar, tapi sekarang, saat kesehatan mental mulai lebih diperhatikan, kita mesti buka mata. Ini bukan cuma soal kata-kata, tapi soal bagaimana kita memperlakukan orang lain.

Kenapa Kita Harus Berhenti Nyebut ODGJ "Orang Gila"?

1. Istilah Ini Kasar dan Menyakiti

Coba bayangin kalau kamu lagi di posisi mereka. Lagi berjuang menghadapi sesuatu yang sulit, tapi malah dipanggil "gila." Bukannya dapat bantuan, malah dijauhi. Istilah ini beneran kasar dan bikin orang makin terpuruk.

Dulu, mungkin kata ini dipakai buat menggambarkan orang yang bertingkah di luar kebiasaan. Tapi, semakin kita belajar tentang kesehatan mental, semakin jelas kalau ini bukan sekadar "gila" atau nggak "waras." Mereka butuh pemahaman, bukan ejekan.

2. Nambahin Stigma yang Udah Berat

Sebutan "orang gila" bikin ODGJ kelihatan kayak bahaya, sesuatu yang harus dijauhi. Padahal, kebanyakan dari mereka nggak berbahaya. Mereka cuma butuh pertolongan medis dan dukungan.

Banyak yang akhirnya nggak mau cari bantuan karena takut dicap "gila." Akhirnya, mereka diam-diam berjuang sendiri, yang kadang berujung makin buruk. Stigma ini bikin mereka susah dapat pekerjaan, pendidikan, atau sekadar lingkungan yang mendukung.

3. Bikin ODGJ Kehilangan Harapan

Kata-kata itu punya kekuatan besar. Kalau kita terus-terusan melabeli seseorang dengan kata negatif, mereka bisa mulai percaya kalau memang nggak ada harapan buat mereka.

ODGJ yang terus dikatain "gila" bisa jadi makin kehilangan semangat buat sembuh. Mereka bisa merasa nggak ada tempat buat mereka di dunia ini. Kita semua punya tanggung jawab buat memastikan mereka tahu bahwa mereka masih punya harapan.

4. Kita Butuh Lebih Banyak Pemahaman, Bukan Penghakiman

Sampai sekarang, masih banyak orang yang nganggep gangguan mental itu kayak "kurang iman" atau "kurang bersyukur." Kenyataannya, kesehatan mental itu sama pentingnya kayak kesehatan fisik. Kalau orang flu butuh obat, ODGJ juga butuh perawatan yang sesuai.

Kita nggak bisa terus-terusan ngeliat ini sebagai sesuatu yang tabu. Semakin banyak kita belajar, semakin besar peluang kita buat menciptakan lingkungan yang lebih baik buat semua orang.

5. Ngerusak Peluang Mereka Buat Pulih

Salah satu faktor utama pemulihan ODGJ adalah lingkungan yang suportif. Kalau kita masih aja ngatain mereka "orang gila," gimana mereka bisa punya keyakinan buat sembuh?

ODGJ bukan cuma diagnosis, mereka juga manusia yang punya perasaan, impian, dan harapan. Kita bisa jadi bagian dari pemulihan mereka dengan memilih kata yang lebih baik dan bersikap lebih manusiawi.

ODGJ dan ODDP Itu Beda, Loh

Kadang, kita juga salah paham soal istilah-istilah yang berhubungan dengan kesehatan mental. Ini penjelasannya biar kita nggak keliru:

ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa)

• Mereka yang mengalami gangguan mental seperti depresi berat, bipolar, atau skizofrenia.
• Lebih ke ranah medis dan butuh perawatan yang sesuai.

ODDP (Orang dengan Disabilitas Psikososial)

• Fokusnya lebih ke hambatan sosial akibat gangguan mental.
• Dipakai dalam advokasi hak-hak disabilitas dan kebijakan inklusif.
• Memastikan mereka bisa tetap berfungsi di masyarakat meskipun punya tantangan kesehatan mental.

Kesimpulan

Stop nyebut ODGJ "orang gila." Ini bukan cuma soal kesopanan, tapi soal bagaimana kita bisa menciptakan dunia yang lebih peduli dan mendukung.

Kalau kita bisa belajar buat nggak nyebut orang dengan disabilitas fisik dengan istilah kasar, kenapa kita nggak bisa melakukan hal yang sama buat mereka yang punya gangguan mental?

Mulai dari sekarang, yuk ubah cara bicara kita. Karena pada akhirnya, kata-kata punya kekuatan. Dan kita bisa memilih buat menggunakan kekuatan itu buat sesuatu yang lebih baik. (Restu)

Sumber: halodoc.com