Kuliner

Mengungkap Honey Process: Metode Unik Pengolahan Kopi dengan Cita Rasa Manis Alami

Simak proses, jenis, serta kelebihan dan kekurangan kopi honey process di sini.

KamiBijak.com, Kuliner - Honey process atau metode madu dalam pengolahan kopi kini menjadi salah satu teknik favorit bagi para pecinta kopi yang menginginkan cita rasa manis alami dan kompleks. Namun, meski namanya mengandung kata “honey” atau madu, metode ini tidak melibatkan penggunaan madu sama sekali dalam prosesnya.

Istilah honey process berasal dari bahasa Spanyol “miel” yang berarti madu. Nama ini merujuk pada lapisan lendir atau mucilage yang tertinggal di permukaan biji kopi setelah dikupas. Tekstur lengket dan penampilannya menyerupai madu, sehingga teknik ini disebut honey process. Selain itu, metode ini menghasilkan rasa manis seperti karamel atau madu dalam seduhan akhir kopi.

Metode ini merupakan kombinasi dari dua teknik pengolahan kopi, yaitu metode basah (washed) dan metode kering (natural). Prosesnya dimulai dengan mengupas kulit buah kopi menggunakan mesin, namun sebagian daging buah dan lapisan lendir sengaja dibiarkan menempel. Setelah itu, biji kopi dikeringkan secara alami di bawah sinar matahari, dengan perlakuan berbeda tergantung jenis honey yang digunakan.

Ada tiga jenis utama honey process:

  1. Yellow Honey – Lapisan lendir tersisa hanya sekitar 25%. Proses pengeringan memakan waktu sekitar 8 hari dan dilakukan di tempat terbuka agar lebih cepat.

  2. Red Honey – Menyisakan sekitar 50% mucilage dan membutuhkan waktu pengeringan lebih dari 12 hari. Biasanya dilakukan di lokasi yang lebih teduh atau saat cuaca mendung.

  3. Black Honey – Menyisakan 100% mucilage dengan waktu penjemuran yang panjang, mencapai sekitar 30 hari. Proses ini dilakukan di bawah shelter untuk hasil yang optimal.

Tiga jenis kopi honey process (Foto : Dok Detik)

Setiap jenis menghasilkan profil rasa yang berbeda. Kopi dari proses honey umumnya memiliki rasa manis seperti karamel, toffee, hingga fruity. Keasaman yang seimbang, serta aroma floral dan fruity, membuatnya sangat digemari. Khusus untuk jenis Black Honey, cita rasanya bisa lebih kompleks, bahkan menghadirkan nuansa cokelat dan kacang-kacangan (nutty).

Meskipun menawarkan rasa yang kaya, metode ini juga memiliki tantangan tersendiri. Semakin lama waktu penjemuran, seperti pada Black Honey, semakin besar pula risiko terjadinya fermentasi berlebih, pertumbuhan jamur, atau kontaminasi bakteri. Karena itu, biji kopi harus lebih sering di balik agar kering merata dan tidak rusak.

Di sisi lain, teknik ini memberikan nilai tambah bagi petani kopi karena mampu menghasilkan kopi dengan rasa dan aroma yang berbeda dari biasanya. Namun, prosesnya yang memerlukan ketelitian tinggi dan waktu lebih lama membuat honey process umumnya lebih mahal dibanding metode lainnya.

Kesimpulannya, honey process merupakan metode yang cocok bagi mereka yang mengejar kompleksitas dan kekayaan rasa dalam secangkir kopi. Dengan pemrosesan yang tepat, hasil akhirnya bisa menjadi pengalaman kopi yang benar-benar istimewa. (Restu)

Sumber : Detik