Jaga Produktivitas Kerja, Piduh Charity Cafe Berdayakan Anak Disabilitas
Piduh Charity Cafe memberdayakan anak-anak Disabilitas untuk bekerja agar tetap produktif.
KamiBijak.com, Hiburan - Kafe di Bali ini merangkul orang dengan berbagai macam kondisi disabilitas, mulai dari autisme, cerebral palsy hingga keterbelakangan mental untuk bekerja di Piduh Charity Cafe yang berlokasi di Jalan Yeh Pulu, Bedulu, Kabupaten Gianyar.
Nyoman Sri Wahyuni, sang pendiri, menjelaskan bahwa kafe ini berfungsi sebagai tempat pemberdayaan para penyandang disabilitas dari Yayasan Widya Guna di Bali. Yayasan sosial ini membantu untuk memfasilitasi pelatihan dan pendidikan untuk anak-anak disabilitas, dari kecil hingga usia dewasa.
Ada beberapa anak yang sudah berumur 20 tahun lebih dan mereka tidak dapat terus-menerus menetap di yayasan, maka didirikanlah kafe tersebut dari tahun 2023 demi adanya aktivitas bagi mereka.
Di kafe ada 9 karyawan disabilitas mulai dari yang bertugaas sebagai juru masak, staf pemroses pesanan, kasir, pembuat minuman sampai pelayan, tapi ada yang selalu diawasi oleh manajer operasional sebab ada kendala dengan suasana mood mereka yang bisa berubah-ubah dan daya konsentrasi yang mudah buyar.
Karyawan disabilitas mulai bekerja dari pukul 9 pagi untuk bersiap, kafe buka pada pukul 10.00 sampai jam 14.45. Tidak bisa lama-lama sebab kondisi Down Syndrome yang cepat lelah apalagi jika sudah berumur lebih dari 30 tahun pasti ada penurunan kondisi. Cara kerja mereka berbeda karena kebanyakan dari mereka tidak bisa membaca dan menulis, juga tidak memiliki kemampuan konsep matematika.
"Jadi, untuk bisa bekerja, misalnya memasak nasi goreng, semua pakai instruksi gambar. Pertama ambil wajan, di situ ada gambar orang mengambil wajan, dan dilanjutkan setiap step sampai nasi goreng jadi," ujar Nyoman.
Bahan-bahan sudah disiapkan oleh tim preparation yang juga orang disabilitas, tetapi dengan kecerdasan seperti orang pada umumnya. Bahan-bahan yang sudah ditakar dimasukkan dalam boks yang dilengkapi dengan gambar sehingga memudahkan juru masak mengolahnya.
Makanan dalam menu tidak banyak. Setiap hari mereka hanya menyediakan empat sampai lima menu makanan yang berbeda. Begitu juga minuman.
Untuk memudahkan mereka yang bertugas sebagai pelayan, setiap meja diberi nomor, juga kursinya. Tamu akan memesan dengan menggunakan nomor meja dan kursi, tidak bisa pindah karena itu bisa bikin pelayan bingung.
Pelanggan yang siap memesan akan menekan bel untuk memanggil pelayan, lalu pelayan datang mengambil pesanan dan meletakkannya di bagian order processor, dari situ diarahkan ke juru masak. Setelah selesai, makanan kembali diberikan ke pelayan melalui order processor dan memberikan ke pelanggan sesuai dengan nomor meja dan kursi.
Pendiri Yayasan Widya Guna, I ketut Sadia menyampaikan, bahwa kafe ini didesain untuk mempersiapkan orang-orang berkebutuhan khusus ini menjalani hidup mandiri sampai hari tua mereka. Ketut Sadia juga tengah memikirkan tempat tinggal seperti asrama untuk hari tua mereka, dengan perawat dan kegiatan seperti berkebun yang bisa memotivasi mereka hidup lebih layak. (Restu)
Sumber: beritabali.com
Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.