KabarBijak

Jakarta Sulit Akses! Penyandang Disabilitas Terpinggirkan?

Jakarta disebut kota global, tapi masih banyak disabilitas yang kesulitan akses. Apakah pemerintah serius menanganinya?

KamiBijak.com, Infosiana - Jakarta sebagai kota global masih belum sepenuhnya ramah bagi penyandang disabilitas. Dari trotoar hingga transportasi, banyak fasilitas yang belum inklusif. Lantas, bagaimana solusinya?

Pemerintah Diminta Serius Tangani Aksesibilitas Penyandang Disabilitas

Jakarta, kota yang digadang-gadang sebagai kota global, nyatanya masih menyisakan banyak PR bagi kelompok disabilitas. Salah satunya adalah aksesibilitas yang masih minim, membuat mereka kesulitan untuk beraktivitas dan berpartisipasi aktif di tengah masyarakat.

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Jupiter, menyoroti persoalan ini. Menurutnya, hingga saat ini masih banyak penyandang disabilitas yang belum mendapat perhatian serius dari pemerintah.

"Sudah waktunya pemerintah hadir untuk memberikan kesejahteraan kepada disabilitas, terutama tunanetra," ujar Jupiter dalam acara santunan bagi ratusan penyandang tunanetra di Masjid Raya Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu (1/3/2025).

Ia menilai fasilitas publik seperti trotoar, transportasi umum, serta gedung pemerintahan di Jakarta masih belum sepenuhnya ramah difabel. "Kalau aksesibilitas minim, bagaimana mereka bisa berkontribusi dalam kehidupan sosial dan ekonomi?" katanya dengan nada tegas.

Minimnya Bantuan Sosial untuk Penyandang Disabilitas

Tak hanya masalah infrastruktur, jumlah penerima bantuan sosial melalui Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ) pun masih sangat terbatas. Dari data yang ada, hanya 21.172 penyandang disabilitas yang mendapatkan bantuan sebesar Rp300.000 per bulan.

Dana itu memang bisa membantu, tapi apakah cukup untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka? Dengan biaya hidup di Jakarta yang semakin tinggi, angka tersebut bisa dibilang jauh dari cukup.

Jupiter pun berharap Pemprov DKI Jakarta lebih serius dalam menjamin kesejahteraan penyandang disabilitas. "Mereka juga berhak mendapatkan perhatian dan bantuan seperti warga lainnya," tegasnya.

Jakarta Harus Jadi Kota Ramah Disabilitas

Sebagai kota yang terus berkembang, Jakarta seharusnya menjadi tempat yang inklusif dan ramah bagi semua warganya, termasuk penyandang disabilitas. Berbagai langkah telah diambil pemerintah, seperti penyediaan fasilitas di ruang publik dan layanan transportasi yang lebih mudah diakses.

Namun, kenyataan di lapangan masih jauh dari ideal. Banyak fasilitas yang hanya ada sebagai formalitas tanpa pemeliharaan yang baik. Jika ini terus terjadi, penyandang disabilitas akan semakin terpinggirkan.

Jika Jakarta Mengabaikan Kelompok Disabilitas...

Ketika sebuah kota mengabaikan kelompok disabilitas, ketimpangan sosial akan semakin lebar. Bukan hanya hak mereka yang terabaikan, tetapi juga kesempatan untuk berkontribusi dalam ekonomi dan kehidupan sosial.

Sebaliknya, kota yang ramah disabilitas akan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berdaya. "Inklusi disabilitas bukan hanya soal fasilitas, tapi juga tentang hak asasi manusia," ujar Jupiter.

Selain itu, pembangunan yang inklusif juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya poin ke-10: Mengurangi Kesenjangan.

Contoh Akses Ramah Disabilitas di Jakarta

Meski masih banyak kekurangan, beberapa tempat dan layanan di Jakarta mulai berbenah untuk menjadi lebih inklusif:

  • Perpustakaan Jakarta di Taman Ismail Marzuki (TIM): Memiliki fasilitas ramah disabilitas dengan koleksi literasi yang dapat diakses semua orang.
  • Transjakarta: Menyediakan bus dengan landai otomatis serta ruang khusus bagi pengguna kursi roda.
  • Bus sekolah khusus disabilitas: Memberikan layanan transportasi gratis bagi siswa berkebutuhan khusus.

Langkah-langkah ini harus terus dikembangkan agar Jakarta benar-benar menjadi kota yang ramah bagi semua warganya. (Restu)

Sumber: liputan6.com