KabarBijak

Kalian Penasaran? Begini Tahapan Pengadaan & Produksi Vaksin COVID-19 di Indonesia

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir memaparkan, ada dua pembuatan vaksin, yaitu untuk jangka pendek dan jangka panjang.

6,200  views

Kamibijak.com, Infosiana –  Indonesia saat ini sedang berjuang untuk mendapatkan vaksin COVID-19 sebagai jalan meredakan pandemi. Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir memaparkan, paling tidak ada dua pendekatan strategis yang dipilih dalam hal pembuatan vaksin, yaitu untuk jangka pendek dan jangka panjang.
Pada jangka panjang, Bio Farma mengembangkan vaksin Merah-Putih yang berkolaborasi dengan Lembaga Biomolekuler Eijkman yang akan menggunakan strain virus asli Indonesia. Vaksin Merah Putih diharapkan dapat diproduksi pada quarter 3 (Q3) dan Q4 pada 2022, bekerja sama dengan lembaga Eijkman yang berperan untuk penelitian awal sampai dengan pembuatan bibit vaksin.

Kemudian pada Q1 – Q2 pada 2021 akan dilanjutkan oleh Bio Farma dari mulai preclinical trial. Uji klinis tahap I, II dan III-nya kemudian untuk diregistrasikan ke Badan POM.

Sambil menunggu vaksin buatan asli Indonesia ini dibuat, sebagai langkah jangka pendeknya, Bio Farma menggandeng pembuat vaksin asal Tiongkok, Sinovac, untuk penyediaan vaksin COVID-19 yang saat ini memasuki tahap uji klinis tahap III di Bandung, Jawa Barat. Bio Farma menegaskan, alasan menggandeng Sinovac, merupakan salah satu perusahaan penelitian vaksin untuk Covid-19 yang masuk daftar vaksin Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

Bio Farma sendiri sudah siap untuk menerima bahan baku vaksin dari Sinovac pada November 2020 mendatang untuk 10 juta dosis. Pada Desember 2020 – Maret 2021 total bahan baku vaksin yang akan diterima dari Sinovac sebanyak 50 juta dosis vaksin. Kemudian perusahaan asal Tiongkok ini juga akan memprioritaskan bahan baku vaksin COVID-19 hingga Desember 2021 sebanyak 260 juta dosis.

Untuk memenuhi kebutuhan vaksin di Indonesia, pemerintah tidak hanya mengandalkan Sinovac. Honesti, satu anggota holding BUMN Farmasi yaitu PT Kimia Farma, Tbk, sudah melakukan MoU dengan perusahaan farmasi dari Uni Emirate Arab, G42.

MoU tersebut untuk mendapatkan 10 juta dosis vaksin dalam bentuk final product pada Desember 2020. Selain 10 juta dosis pada tahun 2021, G42 komitmen untuk memberikan suplai sebanyak 50 juta dosis. Total vaksin yang akan didapat dari G42 sebanyak 60 juta dosis.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny K Lukito mengatakan, pihaknya memantau proses pengadaan vaksin oleh Bio Farma. Vaksin COVID-19 sudah mulai masuk uji klinis tahap III, diharapkan mencapai hasil lebih maksimal dibandingkan uji klinis tahap I dan II sebelumnya.

“Badan POM juga sudah mendampingi ekspansi kapasitas produksi dari Bio Farma untuk nanti kita bisa melakukan tahapan pengembangan vaksin di Indonesia. Jadi, kedepannya kita tidak hanya membeli produk yang sudah jadi dari luar negeri, tetapi juga bisa memproduksi sendiri di di dalam negeri,” ujar Penny. (LEAS/MG)

Sumber: https://merahputih.com/post/read/tahapan-pengadaan-dan-produksi-vaksin-covid-19-di-bio-farma
#KabarBijak
#KamiBijakChannel
#GenggamDuniaTanpaSuara

Jangan lupa subscribe, tinggal komentar, dan share.
KamiBijakID Channel: http://bit.ly/KamiBijakIDChannel

Follow kami juga di sini:
Website: http://bit.ly/KamiBijakcom
Instagram: http://bit.ly/KamiBijakIDInstagram
Facebook: http://bit.ly/KamiBijakIDFacebook

Terima kasih sudah menonton, Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.

==============
TAG(S): vaksin,vaksin covid 19,vaksin corona,pengadaan vaksin covid 19,pengadaan vaksin corona,tahapan pengadaan vaksin covid 19 di indonesia,vaksin sinovac,sinovac,vaksin merah putih,eijkman,biofarma,kimia farma,vaksin biofarma,kamibijak,kami bijak