Kasus Jouska, Mengapa Investasi Bodong Menyasar Milenial Sebagai Korban?
emilih tempat berinvestasi yang terjamin juga harus diperhatikan agar tidak rugi di kemudian hari. Salah satu tempat investasi bodong
Kamibijak.com, Infosiana – Baru-baru ini, masyarakat dihebohkan dengan dugaan kasus investasi bodong yang menyeret brand Jouska Finansial Indonesia. Layanan finansial diduga investasi bodong itu ditengarai menyasar kalangan milenial sebagai target korban. Mengapa demikian?
Jouska menjadi salah satu kegiatan usaha yang operasionalnya dihentikan oleh Satgas Waspada Invesatasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Secara keseluruhan, ada 99 kegiatan usaha tanpa izin yang 'terjaring' satgas itu.
Modus 99 kegiatan usaha tersebut beragam. Tim Satgas menemukan banyak kegiatan duplikasi entitas yang memiliki izin. Ini membuat banyak website investasi abal-abal terkesan resmi, milik perusahaan pemegang izin.
Sebanyak 87 diantaranya adalah pedagang usaha berjangka/forex illegal, dua penjualan langsung (direct selling), tiga perusahaan investasi cryptocurrecy, tiga usaha investasi uang, dan empat usaha lainnya.
Investasi palsu ini menyasar anak muda atau kaum milenial sebagai target mereka. Seperti yang dilakukan Jouska. Mereka melakukan publikasi yang menarik agar milenial memberikan uang mereka kepada layanan keuangan dan investasi.
Mengapa perusahaan investasi sangat gencar menyasar kaum milenial sebagai investor? Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira, mengatakan ada beberapa alasan yang membuat kaum milenial dijadikan target.
Bhima menjelaskan, kaum milenial umumnya memiliki keinginan merdeka secara finansial sebelum menginjak umur 35 tahun. Salah satu cara untuk mendapat kemerdekaan itu ditempuh dengan berinvestasi.
Sayangnya, semangat berinvestasi para milenial yang menggebu tak selalu dibarengi hal-hal penting lainnya. Tak jarang, kaum milenial kurang mengerti terhadap investasi yang ia lakukan.
Misalnya terkait pengetahuan akan modal, properti, dan deposito. Ini jadi titik lemah yang membuat kaum milenial atau anak muda sering sekali terjebak dalam investasi palsu.
Pengetahuan akan produk investasi juga sangat rendah. Ini lah yang dimanfaatkan oknum-oknum di bidang start up.
"Banyak yang terjebak di produk investasi tak berizin dengan kerugian dana kelolaan miliaran rupiah," kata Bhima dilansir dari laman Merahputih.com, Senin (27/7).
Pencegahan tindakan melawan hukum bidang penghimpunan dana masyarakat dan investasi terus dilakukan guna meningkatkan koordinasi dengan pihak Kepolisian RI.
Hal ini dapat mempercepat penindakan berbagai laporan investasi ilegal dan fintech illegal yang ditemukan oleh Satgas Waspada Investasi SIWI.
Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L Tobing, menjelaskan, "Pihak Kepolisian sudah tergabung dalam SWI, semua temuan SWI juga selalu kami teruskan kepada pihak Kepolisian untuk segera dilakukan penindakan sesuai ketentuan. Penindakan yang cepat sangat diperlukan untuk mencegah para pelaku investasi ilegal dan fintech ilegal beroperasi kembali yang bisa merugikan masyarakat".
Sumber: https://merahputih.com/post/read/kala-investasi-bodong-menyasar-milenial
----
Jangan lupa subscribe, tinggal komentar dan share.
KamiBijakID Channel: http://bit.ly/KamiBijakIDChannel
Follow kami juga di sini:
Website:http://bit.ly/KamiBijakcom
Instagram: http://bit.ly/KamiBijakIDInstagram
Facebook: http://bit.ly/KamiBijakIDFacebook
Terima kasih sudah menonton, Like, Follow dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.