KabarBijak

Satu Keluarga Disabilitas di Surabaya Tidak Terima PKH, Gus Ipul Soroti Validasi Data

Gus Ipul soroti kinerja pendamping PKH setelah keluarga disabilitas di Surabaya tak dapat bantuan PKH.

967  views

KamiBijak.com, Infosiana - Kinerja pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) kembali menjadi sorotan Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, setelah ditemukannya kasus di mana satu keluarga penyandang disabilitas di Surabaya tidak mendapatkan bantuan PKH yang seharusnya mereka terima. Hal ini menunjukkan perlunya validasi data yang lebih baik dan pendamping yang memahami kondisi lapangan.

Satu Keluarga Disabilitas di Surabaya Tidak Terima PKH, Gus Ipul Soroti Validasi Data Pendamping

Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, menyoroti kinerja pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), setelah menemukan fakta bahwa satu keluarga di Surabaya dengan empat anak penyandang disabilitas tidak menerima bantuan PKH. Gus Ipul menekankan bahwa pendamping PKH harus memahami data historis dan kondisi sosial ekonomi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) agar program dapat berjalan efektif.

Gus Ipul Soroti Kinerja Pendamping PKH

Gus Ipul menyampaikan kritik terhadap beberapa pendamping PKH yang tidak sepenuhnya memahami kondisi dan kebutuhan keluarga yang mereka dampingi. Menurutnya, pendamping PKH seharusnya menjadi ujung tombak dalam mengimplementasikan program sosial yang dicanangkan oleh Kementerian Sosial. Namun, ia menemukan bahwa banyak pendamping yang hanya mengenal KPM secara umum tanpa mengetahui secara mendalam sejarah bantuan yang pernah diterima dan masalah yang dihadapi oleh keluarga tersebut.

"Saya sempat diskusi dengan beberapa pendamping khususnya PKH, yang mereka sendiri kenal tetapi tidak mengerti historisnya. Jadi kenal keluarga yang didampingi, tapi tidak mengenal persis permasalahan keluarga itu. Ini juga masalah," ujar Gus Ipul.

Gus Ipul menekankan bahwa pemahaman yang baik mengenai kondisi KPM sangat penting agar bantuan yang diberikan dapat tepat sasaran dan mempercepat kesejahteraan sosial bagi penerima manfaat. Sebaliknya, ketidakpahaman pendamping terhadap kondisi lapangan dapat menghambat kesuksesan program.

Temuan di Surabaya: Keluarga Disabilitas Tak Terima PKH

Dalam kunjungannya ke Surabaya, Gus Ipul menemukan satu keluarga yang seharusnya masih mendapatkan bantuan PKH, namun bantuan tersebut terputus. Keluarga Bambang Sasmito dan Tita Riama memiliki empat anak, di antaranya tiga mengidap Cerebral Palsy dan satu mengalami pertumbuhan yang lambat. Meski keluarga ini memiliki anak berkebutuhan khusus, mereka tidak lagi menerima bantuan PKH karena data mereka dianggap tidak memenuhi syarat.

"Inilah pentingnya kertas kerja yang sesuai kenyataan. Menemukan di sini ada keluarga penerima manfaat yang semestinya masih berkelanjutan ternyata terputus di tengah jalan. Lebih-lebih keluarga ini memiliki anak berkebutuhan khusus," ujar Gus Ipul.

Menurut Gus Ipul, validasi dan pembaharuan data sangat penting untuk memastikan bantuan sosial tepat sasaran. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang dan menekankan pentingnya perbaikan dalam validasi data yang dilakukan oleh pendamping PKH.

Evaluasi dan Upaya Perbaikan

Gus Ipul menambahkan bahwa evaluasi terhadap data penerima manfaat menjadi agenda rutin untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan program kesejahteraan sosial. Ia menemukan bahwa masih ada kelemahan dalam proses validasi data yang menyebabkan penerima yang seharusnya berhak, justru tidak mendapatkan bantuan.

"Jadi ini hal yang mungkin perlu kita perbaiki ke depan. Sesuai arahan Presiden, kita memang diminta untuk memastikan bahwa data kita itu valid," imbuhnya.

Dalam kasus keluarga Bambang, terputusnya bantuan PKH disebabkan oleh penilaian yang menyebut tidak ada komponen PKH dalam keluarga tersebut, padahal anak penyandang disabilitas termasuk komponen yang seharusnya berhak menerima bantuan. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan akurasi dalam pencatatan dan validasi data oleh pendamping PKH.

Kesimpulan

Kasus keluarga Bambang di Surabaya yang tidak menerima bantuan PKH meski memiliki anak penyandang disabilitas menunjukkan pentingnya peran pendamping PKH dalam melakukan validasi data dan memahami kondisi KPM. Gus Ipul menegaskan bahwa pemutakhiran data dan pemahaman mendalam terhadap kondisi penerima manfaat adalah kunci keberhasilan program. Dengan evaluasi dan perbaikan, diharapkan bantuan sosial dapat tepat sasaran dan benar-benar meningkatkan kesejahteraan keluarga yang membutuhkan. (Restu)

Sumber: merahputih.com