Kemensos dan BKN Perkenalkan Sistem CACT untuk Tes Kompetensi PNS Disabilitas Netra
Kemensos dan BKN gelar tes CACT inklusif bagi PNS disabilitas netra untuk mendukung kesetaraan dan profesionalisme.
KamiBijak.com, Infosiana - Dalam langkah yang inovatif dan inklusif, Kementerian Sosial (Kemensos) bersama Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengadakan tes Penilaian Kompetensi khusus bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) penyandang disabilitas netra. Tes ini menggunakan sistem Computer Assisted Competency Test (CACT) yang dirancang untuk memastikan aksesibilitas dan kesetaraan bagi semua peserta. Langkah ini menjadi tonggak penting dalam mewujudkan pemerintahan yang inklusif dan adil.
Sistem CACT untuk Penyandang Disabilitas Netra
Sistem CACT dirancang untuk mendukung partisipasi penuh penyandang disabilitas netra. Salah satu peserta, Yudi Winarmoko dari Sentra Wyata Guna Bandung, menyatakan bahwa penggunaan sistem ini mempermudah proses ujian.
Fitur Utama CACT
- Komputer Berbicara: Komputer dilengkapi dengan teknologi text-to-speech yang memungkinkan peserta mendengar instruksi dan pertanyaan.
- Handsfree dan Navigasi Mudah: Dengan perangkat handsfree, peserta dapat menggunakan panah navigasi untuk memilih jawaban dengan cepat dan tepat.
Yudi, yang telah menjadi PNS selama 17 tahun, menilai tingkat kesulitan soal cukup bervariasi. “Sebanyak 60 pertanyaan dikerjakan dalam waktu dua jam, dan ini membantu kami mengetahui kompetensi serta talenta yang dimiliki,” ujarnya.
Komentar dari Pihak Terkait
Dukungan dari Menteri Sosial
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, turut hadir meninjau langsung pelaksanaan tes. Beliau berdialog dengan peserta, memberikan motivasi, dan bahkan menguji sistem CACT secara langsung. “Mudah-mudahan lulus, ya,” ujar Gus Ipul dengan semangat.
Perspektif Asesor BKN
Nur Rohmat, Asesor SDM Aparatur Ahli Muda dari BKN, menjelaskan bahwa ini merupakan penilaian kompetensi pertama yang dirancang khusus untuk penyandang disabilitas netra. Menurutnya, penyesuaian dilakukan pada:
- Jenis Soal: Menggunakan format situasional dibandingkan studi kasus.
- Teknologi: Pemakaian headphone dan aplikasi berbasis suara.
- Pendampingan Teknis: Peserta hanya dibantu untuk memasukkan data awal, sementara pengerjaan dilakukan mandiri.
"Tingkat kesulitannya sama dengan peserta lain. Hal ini menunjukkan bahwa penyandang disabilitas netra memiliki kompetensi yang setara," kata Rohmat.
Implikasi dan Masa Depan Penilaian Kompetensi
Langkah ini memberikan peluang besar bagi penyandang disabilitas untuk menunjukkan potensi dan kompetensinya. Penyelenggaraan tes seperti ini juga membuktikan bahwa teknologi dapat digunakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif.
Manfaat Utama:
- Kesetaraan: Meningkatkan kepercayaan diri peserta penyandang disabilitas.
- Aksesibilitas: Menghilangkan hambatan teknis dalam pelaksanaan tes.
- Kompetensi Terukur: Memberikan evaluasi objektif terhadap talenta dan kemampuan peserta.
Nur Rohmat berharap inisiatif ini dapat terus dikembangkan untuk penyandang disabilitas lainnya, sehingga lebih banyak inovasi yang diterapkan dalam sistem penilaian kompetensi di masa depan.
Kesimpulan
Langkah Kemensos dan BKN dalam menyelenggarakan tes kompetensi berbasis teknologi untuk penyandang disabilitas netra merupakan terobosan penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif. Teknologi CACT membuktikan bahwa disabilitas bukanlah hambatan untuk berkontribusi secara profesional. Semoga inisiatif ini menjadi inspirasi untuk program-program serupa di instansi lain. (Restu)
Sumber: jpnn.com