BijakFun

Kenali Stockholm Syndrome, Korban Main Hati dengan Pelaku Kejahatan

Stockholm syndrome, menyebabkan korban mengembangkan perasaan positif terhadap pelaku penculikan atau penyanderaan.

4,404  views

KamiBijak.com, Hiburan – Pernah menonton film Stockholm karya Robert Budreau? Film ini diangkat dari kisah nyata pada 1973. Melalui cerita ini, merupakan awal mula kemunculan stockholm syndrome, loh.

Untuk pecinta Disney, kalian juga tidak asing dengan live action Beauty and the Beast ‘kan? Kedua film ini menggambarkan stockholm syndrome

Korban penculikan digambarkan mengembangkan perasaan positif terhadap orang yang menahan atau menyiksa mereka. 

Dikutip dari merahputih.com, stockholm syndrome adalah respons psikologis di mana korban atau penyintas penyanderaan, penculikan, atau kekerasan membangun ikatan secara tak sadar dan mengalami kesedihan jika pelaku disakiti.

Ketika penegak hukum atau polisi ingin membantu mereka, korban akan menolaknya karena dianggap mengancam penculik tersebut. 

Mulanya, istilah ini dipopulerkan oleh psikiater dan kriminolog asal Swedia, Nils Bejerot (1921-1888). Namun, saat ini sudah banyak ditemukan fenomena stockholm syndrome dalam hubungan penuh kekerasan. 

Pasalnya, ketika korban dan pelaku bersama hampir berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, korban akan mengembangkan rasa simpati padanya. Pelaku pada dasarnya, akan memperlakukan korban penculikan secara manusiawi.

Perilaku ini bisa memicu ikatan trauma, dengan ini juga korban yang terisolasi dari dunia luar hanya berkomunikasi dan melihat pelaku kejahatan saja. 

Nah, itu dia stockholm syndrome. Ternyata, korban juga bisa bersimpati pada pelaku kejahatan ketika terisolasi dari dunia luar, loh. (MG/Galuh)

Sumber: merahputih.com

 
Jangan lupa subscribe, tinggal komentar, dan share. 
KamiBijakID Channel: http://bit.ly/KamiBijakIDChannel
 
Follow kami juga di sini: 
 
Terima kasih sudah menonton, Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.