Kesamaan Porsi Latihan jadi Kunci Sukses Tim Judo Disabilitas Netra Indonesia
Lee Yong II, pelatih Judo Indonesia beri pelatihan keras untuk para Disabilitas Netra untuk APG 2022
KamiBijak.com, Infosiana – Lee Yong Il selaku Ketua Pelatih Judo Disabilitas Netra (blind judo) Indonesia, membuka kunci sukses para atletnya untuk merajai ajang ASEAN Para Games 2022. Menurutnya, faktor paling penting saat kompetisi mereka adalah latihan fisik.
Sejatinya, Lee menjelaskan bahwa dirinya baru menangani tim judo Disabilitas Netra Indonesia dalam delapan bulan. Tapi ketika latihan fisik, dia tidak mau membeda-bedakan porsi latihan dengan atlet non disabilitas.
"Pertama, saya ajarkan fisik dulu lewat lari karena mereka (atlet judo tunet) itu larinya susah. Tapi perasaan saya mengatakan, mereka juga bisa lari seperti atlet normal. Setelah itu meski susah, saya mulai latih mereka lari satu putaran, dan porsinya terus ditambah tiap hari," ujar Lee di Tirtonadi Convention Hall, Selasa (2/8/2022).
"Hingga sekarang, mereka sudah bisa lari 20 keliling yang berjarak 400 meter dan hasilnya langsung terasa di ASEAN Para Games 2022. Untuk latihan (teknik) judonya, juga sama seperti atlet normal. Saya ajarkan mereka caranya untuk menang karena saya juga sudah 8 tahun di Pelatnas judo Indonesia," tambah pria asal Korea Selatan itu.
Latihan berat yang diberikan Lee turut diakui oleh sejumlah atlet judo Disabilitas Netra Indonesia, termasuk judoka peraih emas Rafli Ahnaf Shidqi kelas 73kg J1 putra dan Sahrul Sulaiman dari kelas 73 kg J2 putra serta Junaedi dari kelas 60 kg J2 putra yang meraih perak. Tapi pada akhirnya, mereka tetap berterima kasih kepada Lee seusai ceremony pengalungan medali.
Rafli mengatakan ingin menambah porsi latihan yang diberikan Lee agar mampu ke Paralimpiade 2024 Prancis. Sebab, dia merasa kurang bisa bersaing dengan judoka level dunia ketika mendapat kesempatan mengikuti kejuaraan di Kazakhstan jelang ASEAN Para Games 2022.
"Sungguh luar biasa dilatih coach Lee. Mental dan fisik sangat digenjot. Meski demikian, kami harus menambah jam terbang (lebih sering ikut kejuaraan internasional) agar punya tolak ukur menuju Paralimpiade," ucap Rafli.
"Sebelum event ini, kami sempat ikut kejuaraan di Kazakhstan dan terdapat perbedaan tenaga serta daya tahan dengan lawan yang cukup terasa. Oleh karena itu, latihan fisik perlu ditingkatkan lagi walau menyakitkan," tambahnya. (MG/Dicky)
Sumber: Press Release
KamiBijakID Channel: http://bit.ly/KamiBijakIDChannel
Website: http://bit.ly/KamiBijakcom
Instagram: http://bit.ly/KamiBijakIDInstagram
Facebook: http://bit.ly/KamiBijakIDFacebook
TikTok: http://bit.ly/KamiBijakIDTikTok
Terima kasih sudah menonton. Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.