BijakFlash

Kisah Edi Sundara, Disabilitas Netra Seniman Karawitan di Sumedang

Menjadi seorang disabilitas netra tidak Menghalangi Edi Sundara untuk mampu memainkan alat musik gamelan dengan fasih.

5,878  views

Kamibijak.com, Flash – Mungkin dari kita tak ada yang terpikir bahwa ada penyandang Disabilitas Netra yang piawai memainkan seluruh alat musik dalam dunia pewayangan, apapun jenis wayangnya. Dunia pewayangan adalah dunia yang sangat visual, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi penyandang disabilitas netra.

Adalah Edi Sundara, seorang seniman karawitan Sunda yang juga merupakan Disabilitas Netra. Edi, begitu ia biasa disapa, mahir memainkan kendang Sunda. Tak hanya kendang Sunda, Edi juga piawai memainkan hampir semua jenis Waditra (alat seni Karawitan Sunda) dengan sangat baik, tak kalah dengan kalangan non difabel.

Pria yang sehari-hari bekerja di SLB/NA Bandung ini memaparkan bahwa bermain kendang ini merupakan kesenangannya sejak kecil. Hanya saja, saat masih kecil ia hanya menggunakan apapun yang ada di rumahnya sebagai media untuk menyalurkan keinginan bermain kendang. “Kadang, ember atau kaleng bekas juga bisa dijadikan mainan bersama teman-teman,” paparnya sambil bercanda.

Karena dirinya merupakan difabel Netra, ia harus meninggalkan keluarga serta kampung halamannya untuk menempuh pendidikan di SLB Negeri Sumedang. Tetapi, dengan ia bersekolah di tempat tersebut, justru menjadi titik awal ia dapat menggodok kemampuannya memainkan alat musik.

Di SLB Negeri Sumedang, Edi bertemu banyak teman sesama penyandang Disabilitas Netra yang mempunyai hobi yang sama dengan dirinya. Terlebih lagi, ada perangkat gamelan lengkap di sekolah tersebut. Edi tentu saja menjadi semakin semangat dalam mengasah kemampuannya.

Di sekolah ini pula, Edi bertemu dengan Haji Darmin, guru pertamanya dalam dunia alat musik tradisional Sunda. Bersama Haji Darmin, ia justru belajar gamelan degung, bukan fokus pada kendang yang menjadi alat musik kesukaannya sejak kecil.

Setelah dimbimbing Haji Darmin, Edi akhirnya bertemu dengan Ono S. Gunaya, dalang wayang golek termasyur di Sumedang pada masanya. Pak Ono pula yang menempa dirinya menjadi seperti saat ini.

Oleh Pak Ono, ia dan teman-temannya diajak untuk mendalami seni pendalangan. Setiap individu diarahkan untuk mengembangkan potensinya masing-masing. Ada yang menjadi dalang, ada yang bermain alat musik. Ia sendiri akhirnya mulai mendalami kendang.

Bersama Pak Ono, ia diajak mendalami seni bermain kendang tanpa dipungut biaya sepeserpun. Dari bermain gamelan degung yang mendayu-dayu dan tidak menuntut Edi untuk harus memiliki keterampilan yang spesifik, sekarang ia dituntut untuk memiliki kemampuan lebih dalam memainkan kendangnya karena dalam pewayangan, kemunculan setiap wayang memilki latar belakang iringan musik yang berbeda.

Tantangan baru muncul saat ia harus mengiringi pagelaran wayang. Karena ia adalah seorang Disabilitas Netra, seringkali permainannya tak sesuai dengan pergerakan wayang. Tetapi, ini bukan menjadi penghalang baginya. Oleh Pak Ono, ia disarankan membentuk kelompok pagelaran wayang catur, dimana sang dalang hanya menjadi penutur lakon dan tidak lagi menggunakan wayangnya untuk menggambarkan tokoh yang sedang diceritakan. “Ternyata ini menjadi lebih mudah bagi saya dan teman-teman difabel Netra lainnya,” tuturnya.

Berkat tempaan Pak Ono dalam memainkan Waditra serta kemampuannya dalam memainkan gamelan degung, Edi menjadi sangat fleksibel dalam memainkan berbagai macam alat musik tradisional ini dengan pola apa saja. Hal ini menyebabkan dirinya sering diajak untuk bermain bersama berbagai grup kesenian baik dari kalangan difabel maupun non difabel.

Namun, saat ini dengan berbagai kemajuan teknologi yang ada, hal ini justru merisaukan Edi. Ia memaparkan bahwa sampai kapanpun, alat musik akustik akan selalu kesulitan jika disandingan dengan alat musik elektrik. Hal ini juga merisaukan pemain alat musik akustik, terutama kendang yang kurang menguasai permainan alat musik elektrik ini. Menurutnya, apabila para pemain kendang seperti dirinya ingin terus bertahan, kualitas permainan yang dimiliki harus terus ditingkatkan. (JN/MG)

Sumber: https://www.newsdifabel.com/dengan-ember-bekas-edi-sundara-mendalami-karawitan-sunda-bagian-i/
https://www.newsdifabel.com/dengan-ember-bekas-edi-sundara-menjadi-seniman-karawitan-sunda-bagian-terakhir/
#KabarBijak
#KamiBijakChannel
#GenggamDuniaTanpaSuara

Jangan lupa subscribe, tinggal komentar, dan share. 
KamiBijakID Channel: http://bit.ly/KamiBijakIDChannel 

Follow kami juga di sini: 
Website: http://bit.ly/KamiBijakcom 
Instagram: http://bit.ly/KamiBijakIDInstagram 
Facebook: http://bit.ly/KamiBijakIDFacebook 

Terima kasih sudah menonton, Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.

==============
TAG(S): edi sundara,disabilitas netra,tuna netra,tunanetra,edi sundara disabilitas netra,teman netra,karawitan,edi sundara karawitan,edi sundara sumedang,ono s gunaya,inspiratif,kisah inspiratif,kami bijak,kamibijak