Kisah Pemuda Tuli dari Nganjuk, Hendro Prasetyo Raih Juara Melukis se-Asia Tenggara
Kegemarannya melukis, membuat Hendro Prasetyo meraih juara melukis se-Asia Tenggara.
KamiBijak.com, Hiburan – Memiliki hobi melukis, jika dikembangkan dapat memberi berbagai keuntungan. Hendro Prasetyo pemuda Tuli asal Nganjuk, Jawa Timur mendapatkan prestasi tingkat Asia Tenggara karena kegemarannya melukis.
Sang Ibu, Sugiastutik (46) atau akrab disapa Tutik mengatakan, sejak duduk di bangku Taman Kanak-kanak Luar Biasa (TKLB), Hendro sudah menunjukkan minatnya pada dunia lukis atau gambar dengan mencoret-coret. Kemudian, Tutik memfasilitasi dan mengarahkan Hendro untuk terus menggambar sesuai keinginannya.
Selama ini, Hendro tidak mengikuti kelas menggambar secara khusus. Hanya jika mengikuti perlombaan, Hendro akan diajarkan oleh guru lukis beberapa hari menjelang lomba.
“Tidak (sekolah lukis), hanya saat akan mengikuti acara perlombaan saja saat masih di bangku sekolah didatangkan guru lukis selama beberapa hari. Untuk selanjutnya, Hendro lebih belajar secara visual dari seniman-seniman di media seperti YouTube dan sejenisnya,” ujar Tutik.
Seiring bertambahnya usia, bakat Hendro dalam melukis semakin berkembang. Ia pun mulai mengikuti perlombaan di tingkat Asia Tenggara. Ajang ini diselenggarakan oleh Pusat Studi dan Layanan Disabilitas di salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
“Hendro mengikuti dengan menampilkan talenta melukis. Dan Alhamdulillah mendapat juara. Di tahun selanjutnya pun Hendro ikut lomba serupa tetapi tingkat nasional, Alhamdulillah Hendro juara 1,” ungkap sang Ibu.
Hendro mulai mengenyam pendidikan dari TKLB sampai Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB). Tepatnya di SMALB Muhammadiyah Kertosono.
Bakat yang dimiliki Hendro dalam melukis memberi manfaat bagi sekolahnya. Pasalnya, Hendro sering mewakili sekolahnya jika ada perlombaan di kabupaten maupun provinsi.
“Sering mewakili lomba melukis. Selain melukis, Hendro juga pernah tampil pantomim, melukis pasir dan saat itu dihadiri Bu Gubernur Jawa Timur,” kata Tutik.
Tutik juga menceritakan kisah kelahiran Hendro. Menurutnya, putranya mulai diketahui Tuli setelah melakukan cek Telinga Hidung Tenggorokan (THT) di rumah sakit umum daerah.
Tutik menyampaikan bahwa terdapat masalah saat kehamilan sehingga berpengaruh pada berat badan Hendro saat lahir.
Setelah mengetahui hal tersebut, ia mencari informasi terutama tentang cara berkomunikasi dan mencari sekolah yang sesuai dengan keadaan anaknya. Kini di usia 20, Hendro sudah dapat melakukan berbagai hal secara mandiri layaknya Tuli lain. (MG/Nadia)
Sumber: Liputan6.com
Follow kami juga di sini: