BijakFun

Kisah Rei, Seorang Backpacker Tuli yang Miliki Hobi Traveling

Menjadi seorang Tuli, tidak menghalangi Rei untuk terus traveling.

4,159  views

KamiBijak.com, HiburanTraveling menjadi salah satu solusi setiap orang ketika penat dalam rutinitas, tak terkecuali para disabilitas. Seorang wanita bernama Restu Lestari atau akrab disapa Rei membuktikan seorang Tuli tetap bisa menjelajah dunia secara backpacking. 

Rei merupakan seorang Tuli yang saat ini bekerja di KamiBijak memiliki hobi traveling sejak kuliah. Awal mula ketika ia membaca buku The Naked Traveler, bercerita tentang pengalaman penulisnya untuk berani traveling secara mandiri. Buku ini pula yang memotivasi Rei untuk menjadi backpacker ketika ia berkeliling Indonesia maupun luar negeri. 

Kisah traveling-nya ini, ia sampaikan dalam Kelas Terbuka Bisindo tentang Pariwisata pada Kamis (15/12/2022). Hingga saat ini Rei sudah menjelajahi berbagai daerah di Indonesia dan 8 negara Asia.

“Di Indonesia, sudah ke Jawa Tengah, Jawa Timur sampai Bali. Terus, Sulawesi Utara baru 2 bulan lalu. Sumatera sudah, Lampung. Untuk luar negeri, baru 8 negara Asia. Hong Kong, China, Makau, Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, dan Filipina,” ujar Rei saat menjadi narasumber Kelas Terbuka Bisindo tentang Pariwisata, Kamis (15/12/2022).

Rei juga memberi tips bagi Tuli lainnya yang ingin traveling, sebelum pergi harus meriset dengan matang tentang budget, seperti transport, hotel, makan, tiket wisata, dan lain-lainnya. Jika keluar negeri juga harus mempersiapkan syarat-syarat dokumen yang diperlukan, seperti pasport dan VISA. Menurut Rei, sebagai traveler juga penting riset tentang keamanan dan budaya daerah atau negara yang ingin dikunjungi.

Menjadi seorang Tuli pasti harus menyiapkan alat komunikasi yang memadai, seperti akses audio, buku untuk menulis, dan petunjuk secara visual. Bagi disabilitas lain wajib menyediakan akses braille, ramp, dan lainnya sesuai dengan kebutuhan. Seorang traveler disabilitas juga harus mencari tahu akses atau fasilitas wisata yang ramah disabilitas. 

“Tapi sebaiknya kita riset dulu sebelum pergi, minimal cari tahu apakah ada akses atau fasilitas disabilitasnya. Misal gak tersedia, nanti di loket kita bisa nanya atau minta dibantu,” lanjutnya.

Rei juga berpesan bagi Tuli atau disabilitas lainnya, jangan takut untuk traveling secara mandiri tanpa bantuan jasa agen tour. Menurut Rei, perkembangan internet saat ini sangat membantunya untuk meriset daerah atau tempat wisata yang ingin ia kunjungi. Karena dengan traveling, ia bisa belajar lebih banyak lagi tentang budaya dan perkembangan negara atau daerah yang dikunjungi.

“Jangan takut jalan-jalan mandiri tanpa jasa agen tour. Banyak riset ya, sekarang bisa dicari di internet. Minimal harus keluar melihat dunia, disitu bisa belajar banyak sekali! Lumayan untuk bahan cerita ke anak cucu,” pungkas Rei.

Ia juga berharap ke depannya tempat wisata atau penginapan lebih diperhatikan dalam fasilitas, akses, dan layanan untuk para disabilitas. Agar para disabilitas dapat nyaman ber-traveling meski seorang diri. (MG/Nadia)

Sumber: Liputan Kamis (15/12/2022)

 
Jangan lupa subscribe, tinggal komentar, dan share. 
KamiBijakID Channel: http://bit.ly/KamiBijakIDChannel   

Follow kami juga di sini: 

 
Terima kasih sudah menonton, Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.