Latih Kemandirian, Restoran Wasabi Merekrut Disabilitas Sebagai Pekerja
Bertujuan untuk melatih kemandirian, Restoran Wasabi merekrut para penyandang Disabilitas bekerja.
KamiBijak.com, Hiburan - Restoran Wasabi mempekerjakan penyandang disabilitas yang berlokasi di tepi Jalan Mgr Soegijapranata atau persis di depan Pasar Bulu, Semarang. Restoran Wasabi menyajikan masakan khas Jepang seperti sushi, ramen, salmon dan menu variasi lainnya.
Pemilik restoran Enday Nugroho, merekrut tujuh karyawan non-disabilitas yang bekerja secara penuh dan delapan karyawan disabilitas bekerja secara paruh waktu, di mana mereka masuk tiga kali seminggu setiap hari Senin, Kamis, dan Jumat mulai pukul 13.30 WIB sampai 17.30 WIB sebab keterbatasan fisik. Mereka terdiri dari disabilitas down syndrome, disabilitas non verbal, dan intelektual. Syarat untuk dapat bekerja adalah usia minimal 20 tahun, tidak tantrum, dan tidak perlu pendampingan.
Enday bercerita bahwa dirinya sudah beberapa tahun membuka usaha restoran. Satu restoran di Jalan Mgr Soegijapranata. Satunya lagi di Tembalang. Lalu karena terinspirasi melihat kesuksesan anaknya yang menderita attention-deficit disorder, Enday pun memberanikan diri merekrut para disabilitas mulai 2019 silam.
Kendati sempat berhenti beroperasi karena terhalang pandemi, ia kemudian sukses bangkit kembali dengan membuka restorannya. Bahkan sejak awal Juni 2024 kemarin ia kembali mempekerjakan para disabilitas. Enday berharap bisa menginspirasi pengusaha lain untuk tidak mengecilkan peran disabilitas intelektual. Sebab seorang disabilitas intelektual berhak untuk sukses. Berhak berkarya. Berhak mandiri dan menemukan talentanya layaknya orang-orang pada umumnya.
Besaran gaji yang diberikan sama dengan gaji tenaga paruh waktu pada umumnya sebab penyandang disabilitas memang memiliki kemampuan, maka harus dihargai setara. Bagi Enday, dengan menampung para disabilitas intelektual sebagai tenaga kerja setidaknya bisa mengajarkan kemandirian sekaligus membentuk ketekunan.
Tentu semua ini tak mudah bagi Enday. Karena sebelum karyawan disabilitas bekerja, dirinya harus telaten mengajarkan bagaimana caranya menyapa para pembeli, caranya mencuci sendok garpu dan sumpit. Sampai mengajari caranya memikul tanggung jawabnya sendiri. Untuk melatih mereka perlu diberitahu berulang kali. Jangka waktu melatih karyawan disabilitas memakan waktu sebulan.
Ia mengaku akan senantiasa terus menerus membersamai para disabilitas sampai mereka benar-benar mandiri, tidak lagi minder dan kuat menghadapi kehidupan. Karena misi itulah, Enday tak pernah bosan memberi pemahaman kepada orang tua yang punya anak disabilitas agar mengizinkan anak mereka bekerja di restorannya.
Salah satu karyawan perempuan, Kayla disabilitas intelektual (26) bekerja sebagai pelayan restoran, dia merasa senang dan asyik berinteraksi dengan para pelanggan. (Restu)
Sumber: idntimes.com
Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.