BijakFun

Membangun Kamar Mandi Yang Layak Untuk Penyandang Disabilitas

Membangun kamar mandi inklusi harus mengandung prinsip 4K.

KamiBijak.com, Hiburan - Adrianus Nesi, 31, tidak bisa menutupi rasa harunya, ketika pertama kali bisa membuang hajat dengan nyaman dan aman di kamar mandi rumahnya. Kamar mandi dilengkapi dengan pegangan untuk memudahkan akses dan pergerakan, dan toiletnya duduk. Tidak hanya itu, ada lampu dan lantai yang tidak licin. Situasi itu memudahkan Adrianus, yang menderita polio kaki sejak kecil.
 
Peserta Pelatihan Wirausaha Sanitasi (WUSAN) Inklusif dari Yayasan Plan Indonesia dan Pijar Timur melakukan renovasi kamar mandi di rumah Adrianus di Tengala, Kabupaten Nusa Belu Timur NTT, akhir September 2021. 

Selain materi kelas dan teori, peserta terpilih juga dinilai memiliki potensi untuk mengembangkan WUSAN di daerahnya masing-masing dan mempraktekkan pembuatan kamar mandi. Praktik membuat kamar mandi berbasis kebutuhan inklusi ini juga dilakukan peserta pelatihan dalam merenovasi rumah Adriana, salah satu perempuan disabilitas dari Kabupaten Malaka. 

Senada juga diungkapkan oleh Samuel O, Bili Ngongo, aktivis untuk disabilitas, yang bernama Perkumpulan Penyandang Disabilitas Kumpesa Rai Belu, di Kabupaten Belu. 

Sebagai penyandang disabilitas, seringkali dia terkendala untuk melakukan kerja dan tugasnya sebagai seorang advocator kelompok disabilitas yang dipimpinnya. Karena itu pihaknya menyambut dan selalu mendukung dengan baik program Plan Indonesia yang juga memperhatikan kelompok disabilitas.

Prinsip 4K Untuk Kamar Mandi Bermartabat dan Inklusif
Dalam membangun kamar mandi inklusi, dijelaskan Yayasan Plan International Indonesia harus mengandung prinsip 4K, yaitu Keselamatan, Kemudahan, Kegunaan, dan Kemandirian. Dalam hal membangun, para calon pengusaha sanitasi ditekankan agar juga bisa mengakomodir kebutuhan antara kamar mandi untuk publik dan untuk skala rumah tangga. Guna mengetahui hal tersebut lebih mendalam lagi, peserta juga disarankan untuk melakukan penilaian dahulu, sehingga memudahkan dalam melakukan pembangunan lebih lanjut. 

Sebagai catatan saja, Dinas Kesehatan Provinsi NTT mencatat saat ini masih ada sekitar 125.000 KK di NTT yang belum memiliki akses sanitasi yang bagus, sehingga masih banyak masyarakat yang melakukan BABS  (Buang Air Besar Sembarangan). (Michelle/MG)

Sumber: plan-international.or.id

#BijakFun
#KamiBijakChannel
#GenggamDuniaTanpaSuara

Jangan lupa subscribe, tinggal komentar, dan share. 
KamiBijakID Channel: http://bit.ly/KamiBijakIDChannel   

Follow kami juga di sini: 
Website: http://bit.ly/KamiBijakcom   
Instagram: http://bit.ly/KamiBijakIDInstagram   
Facebook: http://bit.ly/KamiBijakIDFacebook 
TikTok: http://bit.ly/KamiBijakIDTikTok   

Terima kasih sudah menonton, Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.