Mempererat Komunikasi Antara Orang Tua dan Anak Tuli atau Dengar
Liputan webinar Sharing Session kali ini bertopik mempererat hubungan antara orang tua dengan anak melalui hubungan berkomunikasi.
KamiBijak.com, Infosiana - Junita Setiawati Herlambang (Tuli) mendirikan Lotus Ability yang bertujuan untuk membantu teman disabilitas agar diterima di dunia kerja sesuai keahlian masing-masing dengan mendapatkan pengakuan dari masyarakat melalui sertifikasi.
Bersama Indosign Academy, diselenggarakan webinar sharing session untuk mengajarkan teman-teman dengar berbahasa isyarat. Tema yang dibawakan adalah “Mempererat Hubungan Komunikasi Antara Orang Tua Tuli/Dengar dan Anak Tuli/Dengar”. Webinar ini diadakan melalui Zoom Meeting pada Jumat 20 Mei 2022, pukul 19.30-21.30 WIB yang dibawakan oleh host Tuli, Dede Sunarto Heuw. KamiBijak juga diundang untuk memperkenalkan media disabilitas pertama di Indonesia, yang dibawakan oleh Bapak Paulus. Acara ini juga didukung aksesibilitas JBI, yaitu Bapak Frans Susanto.
Teman Tuli sangat senang berkomunikasi dengan teman dengar. Namun, diperlukan etika yang dibawakan oleh Anastasia Shianne Tugiman sebagai moderator Tuli untuk berbicara dengan teman Tuli, seperti:
- Saat memanggil, dapat melambaikan tangan atau menepuk pundak secara pelan.
- Sebelum memulai pembicaraan, dapat mengucapkan salam, memperkenalkan nama dengan ORAL, SIBI, ASL, BISINDO, ATAU BISDA yang kalian bisa, dan menggunakan gestur tubuh.
- Saat memulai pembicaraan, tatap wajah lawan bicara dan jangan memotong pembicaraan.
- Jangan malu membuka mulut agar kosakata A, I, U, E, O atau kalimat dapat dipahami.
Kemudian ada sesi sharing yang dibawakan oleh Fellicia Hartono (Tuli). Narasumber pertama merupakan ibu Tuli dan anak Tuli, yaitu ibu Herliana Pangestu dan Restu Lestari. Anak dan ibu Tuli ini berkomunikasi sehari-hari dengan bahasa isyarat, namun lebih banyak menggunakan kosa isyarat dari Bandung sebab ibu bersekolah di Bandung. Restu bersekolah di SLB saat TK dan SD, lalu melanjutkan sekolah umum dari SMP sampai tamat kuliah.
Narasumber kedua merupakan ibu dengar dan anak Tuli, yaitu ibu Nana Nawangsari dan Roza. Roza sejak lahir sudah menjadi Tuli dan sejak kelas 2 SD menggunakan alat bantu dengar. Oleh karena itu, Roza bisa berbahasa lisan saat berbicara dengan ibunya. Ibu Nana mengalami sedikit kesulitan, karena saat ini Roza sudah beranjak dewasa dan mulai temperamen, sehingga komunikasi agak sulit.
Di sesi akhir, Bapak Sim Kuo Usul Harapan atau Pak Asing, sebagai pengajar isyarat Tuli yang mengajarkan beberapa isyarat dasar kepada teman-teman semua, seperti kosa isyarat alfabet, angka, sapaan, penunjuk waktu, dan lainnya. (Michelle/MG)
Sumber: Liputan Daring (20/05/22)
Follow kami juga di sini:
Terima kasih sudah menonton, Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.