BijakFun

Menyingkap Misteri Dejavu dan Penyebabnya

Pelajari arti dejavu dan penyebabnya menurut penelitian dan teori ilmiah.

KamiBijak.com, Hiburan - Pernahkah kamu merasa berada dalam situasi yang sangat familiar, meskipun kamu tahu ini adalah pengalaman pertama? Fenomena ini disebut dejavu, sebuah misteri yang memukau banyak orang sejak dahulu. Artikel ini akan mengungkap apa itu dejavu, teori penyebabnya, serta fenomena lain yang serupa. Fenomena ini sering dianggap misterius dan menarik perhatian banyak orang. Artikel ini akan membahas apa itu dejavu, teori penyebabnya, dan fenomena lain yang mirip.

Apa Itu Dejavu?

Dejavu adalah fenomena di mana seseorang merasa pernah mengalami situasi tertentu sebelumnya, meskipun kenyataannya tidak pernah terjadi. Istilah ini berasal dari bahasa Prancis, yang berarti “sudah pernah terlihat.” Fenomena ini pertama kali dijelaskan oleh filsuf Perancis Emile Boirac pada tahun 1890. Dalam sejarah, Santo Agustinus juga mencatat pengalaman serupa pada abad ke-4 M dalam karyanya Confessions. Ia menyebutnya sebagai “memori yang salah.”

F.L. Arnaud, seorang ahli saraf, memberikan penjelasan ilmiah tentang dejavu pada awal abad ke-20. Ia mengemukakan bahwa fenomena ini mungkin terjadi akibat ketidaksesuaian temporal antara proses ingatan jangka pendek dan jangka panjang di otak. Dalam pandangannya, ini bisa menyebabkan pengalaman yang terasa familiar meskipun belum pernah dialami sebelumnya. Teori ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut tentang cara otak mengintegrasikan memori dan persepsi. Ia menyatakan bahwa fenomena ini mungkin disebabkan oleh gangguan otak dalam memproses ingatan dan pengalaman. Misalnya, otak mungkin mengingat detail pengalaman tertentu tetapi menganggapnya sebagai sesuatu yang baru.

Teori Penyebab Dejavu

1. Teori Split Perception

Teori ini menyatakan bahwa dejavu terjadi ketika seseorang melihat sesuatu dalam waktu yang berbeda, tetapi otak tetap menyimpannya sebagai memori. Contohnya:

  • Saat kamu melewati bangunan tua tetapi tidak terlalu memperhatikannya.
  • Ketika melewati bangunan itu lagi, kamu merasa familiar meskipun tidak ingat kapan melihatnya.

2. Teori Memory Recall

Teori ini mengungkapkan bahwa dejavu bisa dipicu oleh suasana atau elemen yang mengingatkan pada pengalaman masa lalu. Contoh:

  • Mengunjungi restoran dengan suasana yang mirip dengan masa kecilmu.
  • Aroma tertentu yang memicu kenangan lama.

3. Hubungan dengan Dreamy State

Penelitian menunjukkan bahwa dejavu sering terjadi bersamaan dengan dreamy state, sebuah kondisi melamun yang biasa dialami oleh pasien epilepsi. Dreamy state sendiri adalah pengalaman mental di mana seseorang merasa berada di antara realitas dan imajinasi, menciptakan rasa akrab yang kuat terhadap situasi yang sedang dialami.

Dalam kehidupan sehari-hari, dreamy state dapat terjadi saat seseorang sangat lelah atau berada dalam kondisi setengah sadar, seperti ketika bangun tidur tetapi belum sepenuhnya terjaga. Penelitian di Oxford Academic mengungkapkan bahwa area medial dan lateral lobus temporal otak, khususnya amigdala dan hippocampus, berperan penting dalam fenomena ini. Hal ini menunjukkan bahwa otak dapat mencampur pengalaman nyata dengan ingatan yang tersimpan, menciptakan perasaan dejavu.

Penelitian menunjukkan bahwa dejavu sering terjadi bersamaan dengan dreamy state, sebuah kondisi melamun yang biasa dialami oleh pasien epilepsi. Penelitian di Oxford Academic mengungkapkan bahwa area medial dan lateral lobus temporal otak, khususnya amigdala dan hippocampus, berperan penting dalam fenomena ini.

Apakah Dejavu Berbahaya?

Secara umum, dejavu tidak berbahaya dan sering terjadi pada orang sehat. Sebagai contoh, kamu mungkin merasa pernah mengunjungi sebuah kafe baru, padahal sebenarnya ini adalah pengalaman pertama. Fenomena ini bisa saja terjadi saat elemen kecil, seperti dekorasi atau aroma kafe tersebut, mengingatkanmu pada tempat lain yang pernah kamu kunjungi sebelumnya. Namun, jika fenomena ini terjadi terlalu sering atau disertai dengan gejala lain seperti kejang, hal ini bisa menjadi tanda gangguan neurologis, seperti epilepsi lobus temporal. Konsultasikan dengan dokter jika kamu merasa khawatir.

Fenomena Lain yang Mirip Dejavu

1. Jamais Vu

Fenomena ini adalah kebalikan dari dejavu. Seseorang merasa asing terhadap sesuatu yang sebenarnya sangat familiar.

2. Presque Vu

Sensasi hampir mengingat sesuatu tetapi tidak mampu mengingatnya sepenuhnya. Contoh: merasa sebuah kata berada di ujung lidah, tetapi tidak bisa mengingatnya.

3. Deja Vecu

Mirip dengan dejavu tetapi melibatkan keyakinan bahwa seseorang telah menjalani situasi tertentu dengan detail yang sama.

4. Deja Reve

Fenomena ini melibatkan perasaan bahwa situasi yang dialami saat ini pernah terlihat dalam mimpi.

5. Capgras Syndrome

Capgras Syndrome adalah kondisi psikologis langka di mana seseorang percaya bahwa orang-orang terdekat mereka, seperti pasangan atau teman, telah digantikan oleh orang lain yang mirip secara fisik. Dalam beberapa kasus, ini terjadi karena gangguan pada bagian otak yang berperan dalam mengenali wajah dan menghubungkannya dengan emosi. Sebagai contoh, pasien mungkin melihat anggota keluarga mereka tetapi merasa aneh atau yakin bahwa mereka bukanlah orang yang sebenarnya. Kondisi ini sering dikaitkan dengan gangguan neurologis seperti demensia atau trauma otak.

Kondisi psikologis langka di mana seseorang percaya bahwa orang-orang terdekat mereka telah digantikan oleh peniru atau duplikat.

Kesimpulan

Dejavu adalah fenomena menarik yang masih menjadi misteri dalam dunia sains. Meskipun biasanya tidak berbahaya, memahami berbagai teori dan penelitian tentang dejavu dapat membantu kita menghargai kompleksitas otak manusia. (Restu)

Sumber: halodoc.com