BijakFun

Tingkat Menyusui Dini Ibu Disabilitas di AS, Tantangan Masih Besar

Ibu disabilitas di AS alami tantangan besar dalam inisiasi menyusui dini, studi ungkap perbedaan signifikan.

1,991  views

KamiBijak.com, Hiburan - Tingkat inisiasi menyusui dini pada ibu disabilitas di Amerika Serikat jauh lebih rendah dibandingkan ibu tanpa disabilitas. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ibu dengan disabilitas hanya memiliki tingkat inisiasi menyusui sebesar 40%, jauh di bawah rata-rata nasional sebesar 70%. Penelitian ini mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapi oleh ibu disabilitas dalam memberikan ASI kepada bayi mereka.

Menyusui Dini Ibu Disabilitas di AS: Data dan Fakta

Jakarta - Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tingkat inisiasi menyusui dini di kalangan ibu yang menyandang disabilitas di Amerika Serikat masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang tidak menyandang disabilitas. Studi yang diterbitkan dalam American Journal of Public Health pada November 2024 mengungkapkan bahwa ibu dengan disabilitas memberikan ASI 60 persen lebih sedikit dibandingkan ibu lainnya.

Stephanie Ramer, seorang peneliti laktasi, menjelaskan bahwa wanita dengan disabilitas sering kali menghadapi tantangan tambahan dalam hal menyusui. “Meskipun perbedaan absolut dalam prevalensi hasil menyusui tampak sederhana, temuan kami menunjukkan bahwa wanita dengan disabilitas menghadapi hambatan signifikan dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki disabilitas,” ujarnya.

Tantangan yang Dihadapi Ibu Disabilitas dalam Menyusui

Penelitian ini memonitor lebih dari 40 ribu ibu melalui Pregnancy Risk Assessment Monitoring System (PRAMS) dari Juni 2018 hingga Desember 2020 di 24 wilayah Amerika Serikat.

Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 39.600 ibu disabilitas mengalami kesulitan dalam memberikan ASI pada bayi mereka. Hambatan ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari keterbatasan fisik hingga kurangnya dukungan keluarga dan fasilitas kesehatan.

Ibu dengan disabilitas sensorik dan fisik ditemukan lebih sulit memberikan ASI karena keterbatasan mobilitas dan kemampuan fisik. Ditambah lagi, kurangnya akses terhadap informasi mengenai teknik menyusui, manfaat ASI, dan dukungan laktasi bagi penyandang disabilitas semakin memperburuk situasi. Hal ini berdampak pada kemampuan ibu dalam mengatasi masalah laktasi, seperti pelekatan yang buruk dan suplai ASI yang rendah, yang pada akhirnya menghambat keberhasilan menyusui. Banyak di antara mereka yang tidak menerima informasi menyusui dari tenaga kesehatan, sehingga menghadapi lebih banyak tantangan ketika harus memberikan ASI.

Kurangnya Dukungan Sosial dan Akses Informasi

Hambatan bagi ibu disabilitas dalam memberikan ASI bukan hanya soal kemampuan fisik semata. Faktor sosial seperti minimnya dukungan dari keluarga, buruknya fasilitas menyusui di tempat kerja, serta waktu cuti yang tidak mencukupi menjadi faktor penyumbang rendahnya tingkat menyusui dini. Penelitian ini menemukan bahwa banyak ibu disabilitas merasa terisolasi dan kekurangan dukungan, baik dari sisi keluarga maupun tenaga kesehatan.

Kendala komunikasi dengan konsultan laktasi juga menjadi salah satu hambatan yang dialami ibu disabilitas. Tantangan ini meliputi kesulitan menyampaikan masalah terkait suplai ASI, pelekatan bayi, serta memahami pertimbangan kesehatan terkait disabilitas. Akibatnya, proses menyusui seringkali terhambat atau terhenti sepenuhnya.

Perlu Dukungan Tambahan dari Tenaga Kesehatan

Peneliti Stephanie Ramer mengungkapkan, “Penyedia layanan kesehatan mungkin memerlukan sumber daya tambahan untuk mendukung wanita yang memilih untuk menyusui, terlepas dari disabilitas yang dimiliki. Misalnya, pelatihan khusus bagi tenaga kesehatan untuk memahami kebutuhan ibu disabilitas, serta penyediaan materi edukasi yang dapat diakses oleh ibu dengan berbagai jenis disabilitas, seperti video tutorial dengan teks atau interpretasi bahasa isyarat.” Langkah ini penting guna memastikan bahwa semua ibu, termasuk yang memiliki disabilitas, dapat mengakses informasi dan dukungan yang tepat dalam perjalanan menyusui mereka.

Studi ini menunjukkan bahwa ibu disabilitas dari kelompok etnis tertentu, seperti Amerika-Spanyol dan Indian-Alaska, menghadapi tantangan lebih besar. Rentang usia ibu yang mengalami kesulitan ini berkisar antara 25 hingga 34 tahun, dengan kondisi disabilitas yang meliputi keterbatasan fisik dan sensorik.

Kesimpulan

Penelitian ini menegaskan perlunya perhatian lebih bagi ibu disabilitas untuk meningkatkan tingkat menyusui dini. Dengan dukungan dari keluarga, komunitas, serta akses yang lebih baik ke pelayanan kesehatan dan informasi, diharapkan lebih banyak ibu disabilitas dapat memberikan ASI kepada bayi mereka. Langkah-langkah ini sangat penting dalam memastikan setiap ibu mendapatkan kesempatan yang sama untuk memberikan yang terbaik bagi bayinya.

Untuk itu, mari kita dorong terciptanya lingkungan yang mendukung bagi semua ibu, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan, agar dapat menjalani peran mereka dengan lebih baik. Langkah-langkah yang dapat diambil termasuk meningkatkan akses informasi dan dukungan menyusui, melibatkan komunitas dalam memberikan bantuan langsung, serta mendorong pembuat kebijakan untuk menciptakan kebijakan ramah disabilitas yang mendukung ibu dalam menyusui.  (Restu)

Sumber: tempo.co