Merasa Sulit Aksesibilitas, Mahasiswa UGM Buat Aplikasi Ramah Disabilitas

Kamibijak.com, Infosiana – Accessive.id, aplikasi ramah disabilitas yang diciptakan oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) ini diciptakan untuk memungkinkan disabilitas mendapatkan informasi mengenai suatu tempat. Pengguna aplikasi Accessive.id ialah para disabilitas fisik, lansia, orang sakit dan lain sebagainya.

Muhammad Faqih Husein, pengembang aplikasi ini mengatakan bahwa aplikasi ini dapat mampu merencanakan tempat yang dikunjungi dengan mudah.

"Tak hanya membantu disabilitas saja, tetapi aplikasi ini juga membantu bagi yang memiliki lemah fisik seperti ibu hamil, lansia, maupun orang sakit," jawabnya.

Aplikasi ini juga akan mewakili Indonesia dalam ajang International Intellectual Property atau IPTEX di Bangkok, Thailand pada 1-7 Februari 2023 mendatang.

Bangkok International IPTEX adalah kegiatan pameran invensi sekaligus kompetisi yang mempertemukan inventor dan peneliti dari berbagai negara untuk memamerkan ide kepada produsen, investor, hingga masyarakat luas.

Awalnya, aplikasi ini terinspirasi dari kondisi dirinya dan almarhum kakaknya yang tak lain merupakan disabilitas daksa. Keduanya memiliki keterbatasan gerak karena menderita duchenne muscular dystrophy (DMD), sejenis penyakit yang menurunkan fungsi otot.

"Latar belakang pengembangan aplikasi ini dari kondisi pribadi sebagai penyandang disabilitas daksa sering menemui tempat yang tidak aksesibel serta tidak ada fasilitas bagi penyandang disabilitas. Tidak adanya fasilitas dan akses bagi disabilitas jadi membatasi saat beraktivitas," ujar mahasiswa Ilmu Komputer FMIPA UGM tersebut.

Pengembangan aplikasi Accessive.id ia lakukan sejak tahun 2020 lalu. Pendanaan diperoleh dari program 1.000 Startup Digital Kemenkominfo. Aplikasi ini juga dirancang bersama kedua rekannya, yaitu Bima Indra Permana dari Magister Manajemen UGM dan Gaksa Gantara yang merupakan alumnus Sekolah Vokasi UGM.

Aplikasi Accessive.id memiliki sejumlah fitur, di antaranya yaitu:

Fitur pencarian tempat: pengguna dapat menelusuri tempat melalui maps maupun list.

Fitur detail aksesibilitas: pengguna dapat melihat informasi yang tersedia di suatu tempat seperti fasilitas ram, deskripsi audio, dan fasilitas lain untuk disabilitas.

Fitur ulasan: pengguna bisa mengulas dan bercerita untuk membagikan pengalamannya di tempat yang telah dikunjungi.

Fitur open collaborative platform: memberikan kesempatan bagi pengguna untuk membantu menambahkan berbagai informasi layanan disabilitas yang dimiliki oleh suatu tempat.

"Kami pun akan terus menambah informasi tempat lainnya," tutupnya. (MG/Disha)

Sumber: liputan6.com

Follow kami juga di sini: