BijakFun

Osteoarthritis, Penyebab Utama Disabilitas Akibat Masalah Tulang dan Sendi

Osteoarthritis, penyebab utama disabilitas akibat masalah tulang dan sendi. Pelajari solusi dan pencegahannya.

KamiBijak.com, Hiburan - Masalah tulang dan sendi yang menyebabkan disabilitas fisik kerap kali tidak ditangani dengan baik pada masa lalu. Sebuah laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa osteoarthritis adalah salah satu penyebab utama disabilitas pada populasi lansia secara global, dengan prevalensi mencapai 10-15% pada individu di atas 60 tahun. Salah satu penyakit yang menjadi penyebab utama adalah osteoarthritis, yaitu peradangan kronis pada sendi.

Apa Itu Osteoarthritis dan Penyebabnya?

Osteoarthritis merupakan jenis radang sendi yang paling umum dan menjadi penyebab utama disabilitas. Menurut Dr. Albert Gandakusuma, spesialis ortopedi dan traumatologi dari RS EMC Alam Sutera, banyak kasus osteoarthritis berawal dari cedera yang tidak ditangani dengan baik saat usia muda. Akibatnya, dampak tersebut baru dirasakan ketika seseorang memasuki usia lanjut, menyulitkan aktivitas sehari-hari seperti berjalan.

“Dulu saat muda, cedera sering tidak diterapkan sebagaimana mestinya. Akhirnya, ketika usia mulai lanjut, timbul osteoarthritis yang menyebabkan pengapuran pada sendi,” jelas Albert.

Pada masa lalu, masyarakat sering menganggap ketidakmampuan berjalan pada usia 60 atau 70 tahun sebagai hal yang wajar akibat penuaan. Namun, kesadaran masyarakat modern terhadap kesehatan telah meningkat, mendorong lebih banyak orang untuk segera menangani cedera tulang dan sendi.

Faktor Penyakit Penyerta yang Memperparah Osteoarthritis

Albert juga mengungkapkan bahwa penyakit penyerta seperti kolesterol tinggi dan diabetes dapat memperburuk kondisi osteoarthritis. Sebuah studi dari National Institutes of Health (NIH) menunjukkan bahwa penderita osteoarthritis dengan diabetes memiliki risiko komplikasi pasca operasi hingga 30% lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak memiliki diabetes. Kondisi ini memperlambat penyembuhan setelah tindakan medis seperti operasi pengapuran sendi.

Dampak Kolesterol dan Diabetes:

  • Diabetes: Kadar gula darah tinggi menghambat proses penyembuhan luka pasca operasi.
  • Kolesterol: Kualitas pembuluh darah menurun, mempengaruhi kemampuan tubuh untuk pulih.

“Jika pasien hanya mengalami pengapuran tanpa penyakit penyerta, angka harapan penyembuhannya lebih baik. Namun, pada pasien dengan diabetes atau kolesterol, perawatan tambahan diperlukan untuk menjaga kondisi mereka pascaoperasi,” tambah Albert.

Peran Obesitas pada Kondisi Lutut dan Sendi

Obesitas atau kelebihan berat badan juga memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan sendi, terutama pada lutut. Pasien obesitas disarankan untuk melakukan aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda statis, yang memberikan tekanan minimal pada sendi lutut. Lutut yang menopang tubuh akan mengalami tekanan lebih besar jika berat badan berlebih. Bahkan, operasi pengapuran sendi pada pasien obesitas tidak akan efektif tanpa pengelolaan berat badan yang tepat.

“Semakin gemuk seseorang dan semakin sedikit dia bergerak, semakin cepat sendinya aus, termasuk implan setelah operasi,” ujar Albert.

Pasien yang mengalami pengapuran sendi disarankan untuk aktif bergerak sesuai arahan dokter dan menjaga berat badan ideal agar proses penyembuhan lebih maksimal.

Solusi untuk Masalah Lutut Parah

Osteoarthritis pada lutut terbagi dalam empat tingkat keparahan, mulai dari ringan hingga parah. Pada tingkat keempat, kondisi sendi sudah mengalami kerusakan parah (bone to bone) sehingga memerlukan tindakan penggantian sendi.

Prosedur Penggantian Sendi Lutut:

  • Implan Lutut: Bagian lutut yang bermasalah diganti dengan implan untuk memperbaiki fungsi sendi.
  • Pendekatan Modern: Saat ini, prosedur penggantian sendi dapat dilakukan dengan bantuan robot (robotic surgical assistant) yang membantu dokter memotong tulang dengan lebih presisi.

Namun, teknologi robot hanya bersifat sebagai alat navigasi yang meningkatkan akurasi dengan memberikan panduan presisi kepada dokter selama prosedur. Teknologi ini membantu meminimalkan risiko kesalahan saat pemotongan tulang dan memastikan penempatan implan yang lebih optimal, sehingga pasien dapat merasakan hasil yang lebih alami dan nyaman. Keputusan utama tetap ada pada dokter, yang membutuhkan pengalaman untuk memastikan hasil terbaik bagi pasien.

Kesimpulan

Osteoarthritis adalah masalah kesehatan serius yang menjadi penyebab utama disabilitas akibat kerusakan tulang dan sendi. Untuk mencegahnya, penting untuk menerapkan gaya hidup sehat sejak dini, seperti rutin berolahraga, menjaga berat badan ideal, dan mengonsumsi makanan yang mendukung kesehatan tulang dan sendi, seperti makanan kaya kalsium dan vitamin D. Penanganan yang tepat sejak dini dapat mencegah dampak jangka panjang. Untuk itu, penting bagi masyarakat untuk menjaga kesehatan sendi dengan aktif bergerak, mengelola berat badan, dan segera menangani cedera. (Restu)

Sumber: liputan6.com