Pantang Minta-Minta, Penjahit Disabilitas Giat Kerja Tanpa Kenal Lelah
Pantang meminta-minta, penjahit Disabilitas ini giat bekerja tanpa kenal rasa lelah.
KamiBijak.com, Hiburan - Seorang penjahit keliling disabilitas fisik, Hariantonius Silalahi (52) bekerja dengan mengayuh pedal mesin jahit manual di atas becak motor modifikasi sepanjang Jalan Rakutta Sembiring, kota Pematangsiantar, Sumatera Utara. Ia bekerja sebagai tukang permak setiap hari demi memenuhi kebutuhan hidup dan biaya pendidikan anak-anaknya. Laki-laki paruh baya ini sudah hidup menduda selama 10 tahun.
Sebelum kerja sebagai penjahit keliling, Hariantonius pernah ditawari untuk bekerja di tempat orang tapi tidak lama dia keluar, sebab banyak pelanggan yang memesan jahitan tapi menunggak bayaran. Padahal pakaian yang dipermak sudah selesai. Pemilik tempat juga meminta dia pindah karena alasan yang tidak masuk akal.
“Waktu itu pelanggan banyak menitipkan kain namun tak diambil ketika selesai. Percuma banyak jahitan tapi nggak bisa bayar kontrakan rumah,” ungkapnya.
Maka, akhirnya di tahun 2016, Hariantonius memodifikasi sepeda motornya dan memutuskan untuk menjahit secara berkeliling tanpa kenal rasa lelah. Orderan jahitan selesai di tempat dan langsung dibayar. Dengan usaha itu, dia akhirnya mengontrak rumah di Karang Sari Permai, Kelurahan Tambun Nabolon, Siantar Martoba, Pematangsiantar.
“Kalau menjahit keliling langsung berduit. Di situ selesai dijahit langsung cair duitnya,” imbuhnya.
Keahlian menjahit itu dia dapatkan dari pusat Rehabilitasi waktu usia 17 tahun. Kini ia tak sekadar mempermak kain koyak. Namun ia punya keahlian untuk membuat setelan jas. Kalau ada pesanan dari telepon, dia langsung datang.
Dalam sehari, Hariantonius mendapatkan pemasukan sekitar Rp 100.000. Dia pernah menerima pesanan jahit dari istri wali kota dan diberikan uang tip yang besar.
Pengalaman dia pernah dimarahi polisi saat berkeliling, polisi sudah tahu kondisinya yang disabilitas dan bahkan tidak menilangnya.
Akhir kisah, Hariantonius berpesan bahwa para penyandang disabilitas tak harus berpangku tangan dengan hidup bergantung dengan orang lain.
“Karena pantang bagi kami (disabilitas) meminta-minta. Kami tidak benci sama orang yang meminta-minta. Berdikari lah sendiri. Kalau fisiknya tidak bisa berjaya, biarkan berdikari. Berdikari yang terutama,” sambungnya. (Restu)
Sumber: kompas.com
Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.