KabarBijak

Melihat Kemajuan Pembangunan Paralympic Training Center di Karanganyar

Paralympic Training Center di Karanganyar segera selesai, membawa harapan baru untuk atlet disabilitas.

KamiBijak.com, Infosiana - Pembangunan Paralympic Training Center di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, semakin mendekati tahap akhir, dengan progres konstruksi telah mencapai 97,6 persen per Desember 2024. Informasi ini menunjukkan kesiapan fasilitas untuk segera beroperasi mendukung atlet disabilitas. Dirancang sebagai pusat pelatihan atlet disabilitas berstandar internasional, fasilitas ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam pengembangan olahraga inklusif di Indonesia. Dengan lokasi strategis di kaki Gunung Lawu dan beragam fasilitas modern, proyek ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam mendukung prestasi atlet disabilitas di tingkat nasional dan internasional.

Progres Pembangunan yang Signifikan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan bahwa konstruksi Paralympic Training Center telah mencapai 97,6 persen. Proyek ini ditargetkan selesai pada 31 Desember 2024, sesuai arahan Wakil Menteri PUPR, Diana Kusumastuti. Dalam kunjungannya, Diana menekankan pentingnya penyelesaian proyek tepat waktu tanpa mengurangi kualitas pembangunan.

“Pastikan konstruksi selesai sesuai jadwal dan kualitas tetap terjaga. Untuk mendukung hal ini, tim teknis di lapangan secara rutin melakukan inspeksi mingguan untuk memastikan kepatuhan terhadap standar kualitas. Selain itu, akses jalan menuju lokasi harus diperbaiki agar mempermudah mobilitas atlet dan masyarakat,” ujar Diana dalam tinjauannya pada Sabtu, 21 Desember 2024.

Fasilitas Berstandar Internasional

Terletak di atas lahan seluas 80.262 meter persegi, dengan luas bangunan mencapai 34.346 meter persegi, Paralympic Training Center akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas olahraga, seperti:

  • Arena akuatik: Kolam renang dan kolam recovery.
  • Arena boccia: Khusus untuk olahraga boccia.
  • Arena menembak: Untuk pelatihan olahraga menembak.
  • Arena tenis meja: Termasuk untuk wheelchair tenis meja.
  • Arena badminton: Lapangan bulu tangkis.
  • Gelanggang olahraga multifungsi: Untuk berbagai kegiatan olahraga.
  • Lapangan sepak bola: Dengan lintasan atletik 400 meter.
  • Lintasan lari: Termasuk lompat jauh, lompat tinggi, dan tolak peluru.

Selain itu, dua menara rumah susun setinggi lima lantai dengan total 188 kamar telah dibangun untuk memenuhi kebutuhan hunian atlet. Fasilitas ini dirancang ramah disabilitas untuk memastikan kenyamanan para pengguna.

Dukungan Infrastruktur dan Aksesibilitas

Wakil Menteri PUPR juga menekankan pentingnya aksesibilitas menuju lokasi pusat pelatihan. Perbaikan jalan dan infrastruktur pendukung menjadi prioritas agar mobilitas pengguna lebih lancar. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan pusat pelatihan sebagai fasilitas inklusif yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat.

Pendanaan proyek ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan total biaya Rp 409,2 miliar. Sebagai perbandingan, proyek pembangunan fasilitas olahraga lainnya seperti Stadion Utama Gelora Bung Karno membutuhkan anggaran sekitar Rp 760 miliar untuk renovasi, menunjukkan bahwa pendanaan Paralympic Training Center ini berada pada skala besar dan strategis. Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Tengah menjadi pihak yang bertanggung jawab dalam pengelolaan proyek ini.

Harapan untuk Masa Depan Olahraga Disabilitas

Dengan berbagai fasilitas modern dan lokasi yang strategis di kaki Gunung Lawu, Paralympic Training Center di Karanganyar diharapkan menjadi pusat pembinaan atlet disabilitas terbaik di Asia Tenggara. Lokasi ini dipilih karena suasana alamnya yang mendukung konsentrasi dan pemulihan, serta kemudahan akses dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Proyek ini tidak hanya menjadi wujud nyata komitmen pemerintah terhadap olahraga inklusif, tetapi juga langkah penting untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah olahraga internasional.

Diharapkan, fasilitas ini mampu melahirkan atlet disabilitas berprestasi yang dapat mengharumkan nama bangsa di berbagai ajang olahraga dunia. Sebagai contoh, prestasi atlet Indonesia seperti David Jacobs di cabang tenis meja Paralimpik telah membuktikan bahwa atlet disabilitas mampu bersaing di tingkat internasional dengan dukungan fasilitas yang memadai. Pemerintah juga mengundang masyarakat untuk mendukung pembangunan fasilitas ini dengan harapan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan berorientasi pada keberlanjutan. (Restu)

Sumber: Kompas.com

Saksikan video lebih lanjut di YouTube