Peneliti UI: Teman Tuli Jangan Malu Gunakan Bahasa Isyarat | Eps. 02

Bahasa isyarat di Indonesia ternyata memiliki berbagai perbedaan di setiap daerah sama halnya dengan bahasa verbal...

9,012  views

Kamibijak.com, Bincang Isyarat. Bahasa isyarat di Indonesia ternyata memiliki berbagai perbedaan di setiap daerah sama halnya dengan bahasa verbal. Hal itu dapat diketahui dari penggunaan bahasa isyarat di Bali, Yogyakarta, Pontianak, Makassar serta daerah lainnya yang punya khas masing-masing.

Laura Lesmana Wijaya dan Silva Tenrisara Pertiwi Isma. Keduanya adalah Peneliti Linguistik Bahasa Isyarat Laboratorium Riset Bahasa Isyarat (LRBI) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (LRBI FIB UI). Tim Kamibijak.com mendapat kesempatan berbincang dengan dua orang tersebut dan berdiskusi banyak hal tentang bahasa isyarat.

Laura Lesmana mempelajari linguistik bahasa isyarat karena kedua orang tuanya adalah tuli. Mereka sering menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi di rumah. Dari sini lah, Laura pun terpikat untuk lebih mendalami bahasa isyarat.

"Mama dan papa saya adalah tuli, mereka aktif menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi. Nah isyarat itu adalah sebuah bahasa, maka saya tertarik mempelajarinya. Padahal tadinya saya minatnya dengan kimia,” tutur Laura saat berbincang dengan tim Kamibijak.com di Kedai Kopi Sini, Pondok Indah, Jumat (21/2).

Bahasa isyarat memiliki struktur dan teori yang hanya diketahui oleh penggunanya. Maka dari itu, kata Laura, seorang tuli harus bangga memiliki bahasa isyarat. Menurutnya, masih banyak teman tuli yang malu menggunakan bahasa isyarat dan mengandalkan bahasa lisan.

Selain fasih menggunakan Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo), Laura juga mampu menguasai 7 bahasa isyarat asing. Yakni Bahasa Isyarat Hongkong (HSL), Bahasa Isyarat Korea ( KSL), Bahasa Isyarat Sri Lanka, Bahasa Isyarat Jepang (JSL), Bahasa Isyarat Italia, dan Bahasa Inggris.

"Saya tidak merasa ada hambatan ketika mempelajari bahasa itu selama sikap kita mau terbuka. Kita datang ke Korea, isyaratnya beda sebab sudah pasti bahasanya beda. Kita sudah siap terbuka dengan perbedaan itu dan harus bisa menerima. Kita bisa belajar dari orang luar yang datang kemari. Harus menghormati, itu penting," ujar Laura ketika ditanya mengenai hambatan dalam mempelajari bahasa isyarat asing.

Silva salah seorang peneliti dan juga pengajar Linguistik Bahasa Isyarat di FIB UI juga menambahkan bahwa Ia punya pengalaman selama menjadi Juru Bahasa Isyarat (JBI). Ia harus bekerja ekstra ketika pertama kali belajar bahasa isyarat.

"Awal pertama belajar, mata saya harus siap siaga. Fokus melihat isyarat, bahkan sampai nangis karena capek, mata lelah melihat. Nah, yang terpenting belajar isyarat itu adalah sering bersosialisasi dengan teman Tuli," ujar Silva.

Dirinya juga menambahkan ada perbedaan antara belajar isyarat di kelas dengan bertemu langsung teman tuli. Ketika sering berkomunikasi dengan teman tuli, ada banyak bahasa isyarat baru. Kuncinya yang penting mau dan tidak pernah berhenti untuk belajar.

Silva berpesan untuk Teman-teman dengar mungkin suatu hari bertemu dengan teman Tuli, entah di jalan atau di manapun, harus berani untuk menyapa teman Tuli. Semuanya sama-sama belajar bahasa isyarat. Dengan membuka diri, berarti berkomunikasi juga terbuka, artinya sudah menciptakan kesetaraan komunikasi antar teman Dengar dan Tuli.

"Saya berharap teman-teman semua atau siapapun yang tertarik untuk meneliti linguistik bahasa isyarat atau yang ahli linguistik di berbagai universitas bisa diajak untuk melihat bahasa isyarat karena bahasa isyarat itu betul-betul sebuah Bahasa dan penelitiannya menarik, serta masih banyak yang butuh untuk jadi penelitian,” ujar Silva.

Tidak ketinggalan, Laura juga berpesan agar teman-teman Tuli harus berani dan bangga menggunakan bahasa isyarat. Sekarang sudah banyak teman-teman Dengar yang mau belajar bahasa isyarat. Jadi jangan malu menggunakan bahasa isyarat, harus berani!.

========================

 

Sumber: liputan 21 Februari 2020, Kedai Kopi Sini Pondok Indah Jakarta Barat.

#BincangIsyarat

#KamiBijakChannel

#GenggamDuniaTanpaSuara

 

Jangan lupa subscribe, tinggal komentar dan share.
KamiBijakID Channel: http://bit.ly/KamiBijakIDChannel

Follow kami juga di sini:
Website:http://bit.ly/KamiBijakcom
Instagram: http://bit.ly/KamiBijakIDInstagram
Facebook: http://bit.ly/KamiBijakIDFacebook

Terima kasih sudah menonton, Like, Follow dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.