Peran Sekolah Gradiasi Tingkatkan Partisipasi Politik untuk Mewujudkan Inklusivitas
Sekolah Gradiasi tingkatkan partisipasi disabilitas dengan pelatihan intensif meliputi hak politik dan simulasi pemilu.
KamiBijak.com, Infosiana - Partisipasi politik penyandang disabilitas masih menjadi tantangan di Indonesia. Sekolah Gradiasi hadir untuk menjawab kebutuhan ini, mempersiapkan aktivis difabel melalui pelatihan intensif agar mereka mampu memperjuangkan hak politik dan mewujudkan inklusivitas.
Mengapa Sekolah Gradiasi Penting untuk Partisipasi Politik Difabel
Selama hampir sepekan, dari 29 November hingga 3 Desember 2024, Pusat Rehabilitasi YAKKUM bekerja sama dengan Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia menyelenggarakan Sekolah Gradiasi Batch 9. Program ini berfungsi sebagai wadah inkubasi politik dan kaderisasi aktivis difabel untuk memperkuat peran mereka dalam memperjuangkan inklusivitas di berbagai sektor. Hingga tahun ini, Sekolah Gradiasi telah berhasil meluluskan 315 alumni yang aktif dalam memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas.
Tema dan Tujuan Sekolah Gradiasi
Dengan tema “Mewujudkan Hak Politik dan Membangun Keterlibatan Politik Penyandang Disabilitas”, program ini bertujuan untuk menjawab rendahnya partisipasi difabel dalam ranah politik, yang disebabkan oleh berbagai hambatan seperti stigma sosial, kurangnya kesadaran masyarakat, dan keterbatasan aksesibilitas terhadap fasilitas publik. Beberapa tantangan utama yang dihadapi antara lain:
- Aksesibilitas TPS: Kurangnya fasilitas ramah disabilitas di tempat pemungutan suara.
- Minimnya alat bantu: Ketiadaan alat seperti template braille bagi tuna netra.
- Sosialisasi kampanye: Materi kampanye yang tidak disesuaikan dengan kebutuhan difabel.
Memperkuat Kapasitas dan Membangun Keterlibatan
Ranie Ayu Hapsari, Project Manager Program INKLUSI Pusat Rehabilitasi YAKKUM, menyampaikan bahwa sekolah ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan difabel dalam mengadvokasi hak politik mereka. “Pembangunan karakter dan kapasitas ini akan menjadi landasan agar pada 2029 kita memiliki roadmap yang lebih strategis, mencakup perluasan akses pendidikan politik, peningkatan kesadaran masyarakat, dan integrasi hak-hak disabilitas dalam kebijakan publik,” ujarnya.
Angga Yanuar, Ketua Pelaksana Sekolah Gradiasi, menambahkan, “Melalui tema ini, kami ingin membangun kapasitas peserta untuk memahami hak politik, memperjuangkannya, dan mendorong keterlibatan aktif mereka dalam sistem politik yang lebih adil.”
Puncak Acara: Graduation Ceremony
Bertepatan dengan peringatan Hari Disabilitas Internasional pada 3 Desember 2024, Sekolah Gradiasi ditutup dengan Graduation Ceremony yang meluluskan 35 Gradiator dari berbagai provinsi di Indonesia. Acara ini dimeriahkan dengan pidato inspiratif dari Jonna Aman Damanik dari KND yang menekankan pentingnya peran alumni sebagai agen perubahan, serta penampilan seni dari para peserta yang menggambarkan semangat inklusivitas dan kebersamaan. Acara ini dihadiri oleh perwakilan pemerintah, seperti Bappenas, Kementerian Sosial, dan Komisi Nasional Disabilitas (KND).
Aqilah dari Bappenas RI menekankan pentingnya partisipasi alumni untuk menyusun kebijakan yang lebih inklusif, khususnya di wilayah terpencil. Sementara itu, Jonna Aman Damanik dari KND menyampaikan apresiasi terhadap keberlanjutan program ini, yang dinilai berhasil mencetak advokat disabilitas di berbagai daerah.
Testimoni Peserta
Peserta Sekolah Gradiasi mengungkapkan manfaat besar dari pelatihan ini, menunjukkan bagaimana program ini berhasil membangun kapasitas dan kepercayaan diri mereka untuk berperan aktif dalam dunia politik:
- Kiki: Kontributor tuna netra yang berkomitmen membawa komunitasnya lebih memahami dan terlibat dalam politik.
- Dian: ASN tuli dari Kemensos RI yang mengubah persepsi tentang politik sebagai alat perjuangan hak difabel. Dian juga berencana memperkenalkan materi politik kepada siswa SLB.
Membangun Masa Depan Inklusif
Program Sekolah Gradiasi adalah hasil kolaborasi antara Pusat Rehabilitasi YAKKUM, yang menyediakan platform pelatihan dan fasilitasi, SIGAB Indonesia, yang fokus pada advokasi kebijakan inklusif, Program INKLUSI, yang mengarahkan strategi untuk pendidikan politik, dan CBM Global, yang memberikan dukungan teknis serta pendanaan. Program ini juga didukung oleh Pemerintah Indonesia dan Australia untuk memastikan keberlanjutannya. Dengan pelatihan ini, para Gradiator diharapkan menjadi agen perubahan, memperjuangkan inklusivitas, dan membawa dampak positif di komunitas masing-masing.
Seiring dengan keberlanjutan program ini, Sekolah Gradiasi menjadi bukti nyata bahwa pendidikan politik difabel dapat menjadi fondasi bagi terciptanya kebijakan publik yang inklusif dan berkeadilan. Selamat kepada para Gradiator Batch 9, dan semoga perjuangan inklusivitas terus berlanjut! (Restu)
Sumber: Solidernews.com
Saksikan video lebih lanjut di YouTube