BijakFun

Kisah Inspiratif Guru Witri Erdiawati di SLBN Cicendo

Kisah perjuangan Witri Erdiawati, guru TIK di SLBN Cicendo, mengajar anak-anak Tuli dengan hati tulus.

KamiBijak.com, Hiburan - Witri Erdiawati, seorang guru TIK di SLBN Cicendo, telah mengabdikan dirinya selama delapan tahun untuk mendidik anak-anak Tuli, menghadapi tantangan seperti keterbatasan akses sumber belajar khusus dan kebutuhan komunikasi yang intens melalui Bahasa Isyarat. Dengan dedikasi yang luar biasa, ia memadukan kemampuan akademis dan kecintaannya pada dunia pendidikan khusus untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.

Perjalanan Karier yang Dimulai dengan Panggilan Hati

Sejak masa sekolah, Witri telah terinspirasi oleh anak-anak berkebutuhan khusus yang ditemuinya. Keputusan besar pun diambil: ia melanjutkan pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), mempelajari pendidikan luar biasa dengan fokus pada anak-anak Tuli.

Membangun Kompetensi yang Mendalam

Untuk memperdalam pengetahuannya, Witri mengikuti pelatihan Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) hingga level 2, yang mencakup keterampilan komunikasi dasar hingga lanjutan, termasuk teknik interpretasi dan penerjemahan untuk berbagai konteks sosial dan pendidikan. Keterampilan ini tidak hanya berguna di kelas, tetapi juga di luar sekolah. Ia bahkan aktif sebagai Juru Bahasa Isyarat (JBI) di Polrestabes Bandung.

Inovasi Pembelajaran di Tengah Tantangan

Pandemi COVID-19 menjadi tantangan besar dalam dunia pendidikan. Namun, Witri tidak tinggal diam, menghadapi kendala teknis seperti keterbatasan akses internet bagi siswa dan kebutuhan untuk membuat materi pembelajaran yang interaktif secara daring. Ia memanfaatkan teknologi untuk menciptakan video pembelajaran dan artikel edukasi.

Penghargaan yang Diterima:

  • Juara 2 Video Pembelajaran SLB
  • Juara 1 Blog SLB Jabar Bermasker Challenge

Selain itu, ia mengembangkan situs web sicantikmelati.com, yang didanainya secara mandiri untuk mendukung pembelajaran daring.

Prestasi Siswa yang Membanggakan

Dukungan Witri juga melahirkan prestasi membanggakan dari anak-anak didiknya, seperti keberhasilan dalam kompetisi seni tingkat nasional, partisipasi dalam lomba literasi digital, dan tampil dalam Festival Seni dan Budaya Nasional Penyandang Disabilitas di Jepang. Tim Angklung SLBN Cicendo, yang dilatihnya, tampil dalam Festival Seni dan Budaya Nasional Penyandang Disabilitas di Jepang. Dalam kesempatan tersebut, Witri juga menjadi pemandu wisata untuk tim.

Dukungan Keluarga yang Tak Tergantikan

Di balik perjuangannya, ada dukungan penuh dari suaminya, Yan Ramadhan Gahinsah, seorang musisi yang juga peduli pada dunia pendidikan inklusif. Mereka bersama-sama menciptakan proyek musik inklusif yang menggabungkan seni dan pendidikan, seperti workshop seni untuk anak-anak Tuli dan konser amal yang mendukung program pendidikan khusus. Bersama-sama, mereka menyusun kamus isyarat Jepang-Indonesia, mempersiapkan anak-anak Tuli untuk studi di luar negeri.

Kesimpulan

Witri Erdiawati adalah teladan inspiratif bagi para pendidik. Dedikasinya dalam mengajar dengan hati telah menciptakan banyak peluang bagi anak-anak Tuli. Dengan kerja keras dan komitmen pada inklusivitas, ia membuktikan bahwa dunia pendidikan mampu menjadi jembatan untuk meraih masa depan yang lebih cerah.

Pesannya: “Mengajar itu harus dengan hati.” Dengan semangat ini, Witri terus melangkah, membangun masa depan yang inklusif untuk semua. (Restu)

Sumber: Detik.com

Saksikan video lebih lanjut di YouTube