KabarBijak

Perubahan Kebiasaan Membaca, Penyebab Banyaknya Toko Buku Tutup di Indonesia

Banyak Toko Buku tutup karena perubahan pembaca yang beralih ke buku digital.

2,247  views

Kamibijak.com, Infosiana – Industri toko buku di Indonesia menghadapi tantangan besar dalam beberapa tahun terakhir. Banyak toko buku yang telah beroperasi selama bertahun-tahun terpaksa menutup gerainya karena perubahan kebiasaan pembaca yang beralih ke platform digital.

Salah satunya adalah Gunung Agung, sebuah toko buku yang telah beroperasi selama 70 tahun di Indonesia. Mereka telah mengumumkan rencana untuk menutup seluruh gerainya pada akhir 2023. Langkah serupa juga telah diambil oleh toko buku lainnya seperti Books and Beyond, Togamas, dan Kinokuniya.

Books and Beyond, yang telah beroperasi selama 15 tahun, memilih untuk fokus pada penjualan daring. Mereka menghadapi persaingan yang semakin ketat dari platform penjualan buku online dan memutuskan bahwa model bisnis daring adalah langkah yang lebih efisien dan relevan. 

Togamas, toko buku terkenal di Solo, juga menutup salah satu cabangnya pada Juni 2022. Sementara Kinokuniya menghentikan operasional cabangnya di Plaza Senayan, Jakarta, pada April 2021. Meskipun kedua toko buku tersebut masih memiliki cabang lain yang tetap beroperasi.

Salah satu alasan utama mengapa banyak toko buku tutup adalah perubahan kebiasaan pembaca yang beralih ke buku digital atau pembelian buku fisik secara daring. Kemajuan teknologi telah memberikan akses mudah dan cepat untuk membeli dan membaca buku secara digital melalui perangkat elektronik seperti e-reader, tablet, atau smartphone. Selain itu, toko buku konvensional juga sering kali tidak menyediakan ruang atau aktivitas untuk membicarakan buku, sehingga tidak dapat menarik pembaca yang mencari pengalaman yang lebih interaktif dan sosial.

Selain itu, biaya operasional yang tinggi juga menjadi faktor yang signifikan dalam penutupan toko buku. Biaya yang meliputi gaji pegawai, sewa tempat, dan operasional lainnya terus meningkat seiring waktu. Namun, pendapatan dari penjualan buku tidak sebanding dengan peningkatan biaya operasional tersebut.

Tantangan ini memaksa industri toko buku untuk beradaptasi dan mencari model bisnis baru yang sesuai dengan tren yang sedang berkembang. Beberapa toko buku telah memperluas keberadaan mereka secara daring dengan meluncurkan platform penjualan buku online atau memperkuat kehadiran mereka di media sosial. Selain itu, beberapa toko buku juga berusaha untuk menciptakan pengalaman yang lebih menarik dan interaktif melalui menyediakan ruang baca, mengadakan diskusi buku, atau mengundang penulis untuk bertemu dengan pembaca. (MG/Disha)

Sumber: katadata.co.id

 
Jangan lupa subscribe, komentar, dan share. 
KamiBijakID Channel: http://bit.ly/KamiBijakIDChannel   
 
Follow kami juga di sini: 
 
Terima kasih sudah menonton, Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.