PLJ 5 Tahun Melayani Teman Tuli Indonesia
Acara HUT PLJ yang ke-5 dihadiri oleh sejumlah tokoh. Diantaranya Ketua Organisasi Gerkatin Pusat, Bapak Bambang, Ray Sahetapy, dan para JBI..
KamiBijak.com, Hiburan. PLJ atau kepanjangan dari Pusat Layanan Juru Bahasa Isyarat Indonesia merayakan ulang tahunnya yang ke-5. Lembaga ini mengelola juru bahasa isyarat yang merupakan media fasilitas aksesibilitas bagi warga tuli/tunarungu dalam memenuhi haknya mendapatkan aksesibilitas informasi. Tugas dari seorang JBI sendiri adalah membantu teman tuli dalam menerima informasi.
Acara HUT PLJ yang ke-5 dihadiri oleh sejumlah tokoh. Diantaranya Ketua Organisasi Gerkatin Pusat, Bapak Bambang, Ray Sahetapy, dan para JBI di Jakarta.
Perlu untuk diketahui, lembaga ini sudah berjalan selama lima tahun dan dipimpin oleh komunitas tuli. PLJ pertama kali dibentuk pada tanggal 7 Februari 2015.
Ide dibentuknya PLJ berawal dari teman disabilitas bernama Ibu Cucu. Dia memiliki ide supaya ada interpreter di televisi agar teman tuli bisa mengerti berita yang sedang dibacakan. Akhirnya Ibu Cucu berdiskusi dengan Surya, Laura dan teman-teman tuli lain.
Pada awalnya, Ibu Cucu sempat dicurigai oleh rekan-rekannya karena mengira Ibu Cucu hanya ingin mengambil manfaat saja. Namun dugaan tersebut salah, bahkan hingga saat ini ide Ibu Cucu sudah bekembang lebih baik. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan sudah banyaknya intepreter bermunculan. Lebih banyak bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Dulu 2014, interpreter belum banyak dan teman Tuli belum sadar pentingnya interpreter. Kemudian sampai sekarang, sudah bertambah banyak interpreter dan teman Tuli baru merasakan manfaatnya. Bukan saya yang memajukan ini, tapi teman-teman Tuli sendiri yang memajukan, dari pengalaman merasakan akses jasa interpreter tersebut,” ungkap Juniati Effendi selaku ketua PLJ.
Kedepannya, PLJ berencana untuk terus mengembangkan jumlah interpreter, bukan hanya di Jakarta saja tapi juga di seluruh Indonesia. Interpreter juga bukan hanya orang dengar melainkan tuli yang menjadi interpreter di televisi juga sudah ada.
Contohnya, di Jakarta dua orang tuli yang sudah jadi Interpreter di TV. Selain itu, di Daerah Istimewa Yogyakarta dan beberapa daerah lain juga sudah memiliki interpreter tuli
Hal ini printing dilakukan untuk memberikan komitmen kepada teman tuli terhadap aksesibilitas informasi yang lebih baik dan lebih akurat. Oleh karena itu, setiap shooting berita, interpreter dengar selalu dimentori dan diawasi pesan isyarat yang dikomunikasikan oleh teman tuli, supaya bahasa isyarat yang salah bisa di koreksi. Interpreter juga menjadi akses jembatan komunikasi untuk mendapatkan informasi bagi temen tuli.
Novita, seorang teman tuli kepada kamibijak.com mengatakan hadirnya seorang intepreter sangat dibutuhkan karena semua tuli di Indonesia butuh seorang intepreter untuk akses komunikasi. Dia menilai bahwa dengan adanya seorang intepreter, bisa dengan mudah berkomunikasi secara tatap muka jika dibandingkan dengan melalui aplikasi terjemahan dari suara ke teks yang di mana jika terjemahannya kurang tepat akan menjadi masalah dan informasi yang didapat kurang tepat.
Mine, seorang intepreter yang sudah digelutinya selama 5 tahun ini menceritakan tantangan terbesar menjadi seorang intepreter adalah belum ada jurusan untuk kuliah menjadi interpreter di Indonesia, “tidak ada edukasi tentang etika yang baik dan tepat untuk seorang interpreter. Karena kurangnya edukasi saya masuk ke dunia tuli dan langsung jadi interpreter dari pengalaman sendiri,” ungkapnya.
Uci yang juga seorang intepreter yang saat ini bertugas di Jakarta juga menceritakan hambatan yang dirasakan selema menjalankan pekerjaannya adalah tidak semua orang tuli paham bahasa isyarat, “contohnya saat bertemu Tuli dengan berbagai macam latar, maka dia perlu beradaptasi lagi dan belajar isyarat baru,” tambahnya.
Dari ulang tahun ke-5 PLJ, Mine berharap supaya layanan JBI lebih ditingkatkan dan diperbanyak lagi di seluruh Indonesia, dapat menambah wawasan yang semakin luas untuk teman intepreter serta memberi contoh bagaimana cara interpreting yang bagus kepada pemirsa tuli. Hal ini juga diungkapkan Uci yang berharap di ulang tahun PLJ ke-5, PLJ pusat bisa menyalurkan tenaga interpreter ke seluruh Indonesia, Jakarta, Yogyakarta, Semarang, pulau Jawa dan Papua sekitarnya sehingga akses Tuli lebih menjangkau.
Tidak ketinggalan Juniati Effendi selaku ketua PLJ berharap di ulang tahun ke-5, kedepannya PLJ bisa berkembang lebih banyak dan menyediakan interpreter di mana-mana, seperti layanan RS, pengadilan, Pendidikan. Terakhir, interpreter harus bisa professional.
Sumber: Hasil liputan Tim kamibijak.com (Jumat, 7 Februari 2020)
Jangan lupa subscribe, tinggal komentar dan share.
----
Jangan lupa subscribe, tinggal komentar dan share.
KamiBijakID Channel: http://bit.ly/KamiBijakIDChannel
Follow kami juga di sini:
Website:http://bit.ly/KamiBijakcom
Instagram: http://bit.ly/KamiBijakIDInstagram
Facebook: http://bit.ly/KamiBijakIDFacebook
Terima kasih sudah menonton, Like, Follow dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.