Resmi Berdiri, Pemerintah Siapkan 50 Pengusaha Baru Untuk Koperasi Disabilitas
Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM mengungkapkan bahwa sedang menargetkan 50 pengusaha baru untuk Koperasi Disabilitas
Kamibijak.com, Infosiana – Langkah nyata ditunjukkan oleh Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) dengan menyediakan pijakan bagi disabilitas untuk ikut serta di perkotaan. Teten juga mengatakan bahwa 50 perusahaan dan wirausaha disabilitas merupakan target dari Koperasi dan Lembaga Inkubasi ini untuk tahun depan.
"Agar bisa kompetitif dan memiliki sustainability," jelas Teten, sebagaimana dilansir oleh detikfinance pada Selasa, (20/12/22) lalu.
Teten juga sudah memberikan SK Koperasi Pemasaran Tangguh Berdikari Indonesia dan SK Inkubator Wirausaha Disabilitas Indonesia. Selain itu, KemenkopUKM juga memiliki agenda untuk mengaitkan kerja sama untuk pembaruan fungsi Sekolah Luar Biasa (SLB) bersama Kemendikbudristek, hal ini dilakukan dengan harapan SLB dapat menjadi tempat untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan, serta modal dasar bagi siswa-siswi SLB nantinya.
Pada acara puncak Pameran Karya Tanpa Batas yang diselenggarakan pada (03/12/22) lalu juga menjadi momen penyerahan Surat Keputusan (SK) pendirian Koperasi Pemasaran Tangguh Berdikari Indonesia oleh KemenkopUKM sebagai koperasi disabilitas pertama di Indonesia.
Pameran Karya Tanpa Batas ini dilangsungkan oleh Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM), juga KemenkopUKM, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), serta Yayasan Perempuan Tangguh Mandiri Indonesia (PTI) yang juga diselenggarakan pada Hari Disabilitas Internasional (03/12/22) lalu.
Myra Winarko, Ketua Umum Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia juga menegaskan bahwa tidak boleh ada kelompok masyarakat yang memiliki keterbatasan ekonomi, disabilitas, terutama perempuan disabilitas yang tertinggal dalam pembangunan negara.
"Kami percaya, gerakan ini akan membuat masyarakat kita lebih emansipatif. Selanjutnya, kami juga percaya apabila memajukan kaum disabilitas bukanlah pekerjaan yang sederhana, dan tidak bisa sepenuhnya diserahkan pada pemerintah. Oleh karena itu, sejak awal Gerakan kami selalu melibatkan berbagai perusahaan yang kontributif dan memiliki pandangan yang sama dengan kami atau mendorong public private partnership" jelasnya.
Menurut SUSENAS 2020, disabilitas Indonesia mencapai 28,05 juta orang dengan 22% yang berada dalam usia produktif. Walau akses dan keterjangkauan pendidikan bagi disabilitas selalu meningkat, tetapi pada tahun 2020, hanya 72% disabilitas yang bekerja di sektor informal (Indeks Kesejahteraan Sosial 2020).
Di satu sisi, pengembangan ketenagakerjaan disabilitas dalam sektor informal menjadi salah satu tujuan perekonomian inklusif. Hal ini juga menjelaskan potensi disabilitas sebagai wirausaha, konsumen, dan pekerja professional yang tinggi. Dapat disimpulkan bahwa akses dan kesempatan disabilitas dalam dunia kewirausahaan yang tinggi dapat memberikan pengaruh terhadap produktivitas dan perekonomian nasional. (MG/Disha)
Sumber : detikfinance
Follow kami juga di sini: